adik kecil

2K 157 2
                                    

Jay berusaha merayu si sulung karena pundung, punya adik baru. Padahal sebelumnya itu anak biasa aja.

"Kenapa sih? kok gak mau punya adik bayi? kan lucu, masa marah gitu?"

Rei membenamkan wajah di bantal, dia tadi berlari ke kamar saat acara pemberian nama untuk adiknya dimulai.

"Hei?"

Jay menoel pelan pipi si anak, "acaranya mau mulai, ayo turun."

"Gak mau punya adik!!" sentak anak itu, tangan kecilnya dikepal dan memukul kasur.

"Ei, gak boleh gitu dong,"

Sebenernya alasan Rei lari ke kamar itu karena lihat orang orang ngerubungin adik bayinya.

Dan yah, dia iri.

"Gak mau papaaa... gak mau punya adik.. nanti.. gak ada yang sayang lagi sama Rei!!"

Jay tersenyum tipis. Dia mengangkat paksa tubuh si anak. Dibawa ke gendongannya.

"Kalo Rei punya adik, bukan berarti orang orang gak bakal gak sayang lagi sama Rei."

Rei menyembunyikan wajahnya di leher Jay. Dia terisak keras disana.

"Semua sayang sama Rei. Papa, mama, ibu, uncle Jek, semuanya sayang sama Rei."

Jay menepuk nepuk pelan punggung Rei. Dan perlahan beranjak turun kembali dari kamar.

"Mama gak sayang Rei lagi, papa. Mama sayangnya sama adik kecil itu!!" kata si anak merengek sambil menunjuk arah Monday.

Rei memberontak di gendongan papanya. Juga membuat Jay panik karena hampir jatuh.

"Mama sayang sama Rei sama adik kecil. Mama sayang kalian berdua. Yang bener dulu hei, nanti jatuh."

Tangis dia kembali pecah bahkan membuat orang orang mengalihkan atensi.

Jay juga keliyengan sendiri. Sampai akhirnya si mama mengambil alih.

"Jagoan ibu kenapa ini?"

Susan mengusap air mata cucunya itu. Dia mengikuti arah telunjuk Rei.

"Rei gak suka sama adik kecil!!"

"Lho, lho, adik kecil kan adiknya Rei. Udah jadi abang kok, masa masih cengeng gini?"

Rei menggelengkan kepala masih menangis. "Ibuu.. adik kecil itu ambil mamanya Rei.."

"Ambil gimana? Rei sama adik kecil kan sama sama anaknya mama, gak boleh kaya gitu ah."

Monday menipiskan bibirnya. Dia memberikan adik kecil pada mamanya sebentar.

"Kenapa, hm?" tanya dia saat berada dihadapan Rei.

Melihatnya, si anak langsung merentangkan tangan. Yang mana juga Monday terima.

"Kok nangis gini, banyak orang lhoo"

Monday membawa si sulung duduk dengan yang lain. Dia mengelusi punggungnya juga.

"Liat, adik kecilnya tidur, nanti kalo Rei nangis lagi bisa bangun karena keganggu." ujar Monday sedikit membujuk.

Hingga isakan kecil yang terdengar, Rei sudah sedikit tenang. Netranya terus menatap wajah adik kecil.

---









Ini satu lagi dan dah selesai. Sekalian mau bilang, kalo cerita sedarah! itu sedikit beda dari season dua ini.

[✔] Serumah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang