[ salah ]

1.5K 215 3
                                    

"Eh??"

Monday menelisik baju Rei, baik-baik. Otaknya mendadak ngebug. Ini masa si Jay makein baju anaknya kebalik??

"Mas Jay?-- ini kenapa bajunya kaya gini?"

Jay sudah tepar, padahal cuma disuruh gantiin baju. "Hah? emang kenapa bajunya?"

"--- kebalik mas Jay."

Dengan cepat Jay duduk, mengambil alih Rei untuk mengamati bajunya. "Kebalik gimana?"

Monday menepuk keningnya sendiri sambil tertawa. "Ini lho, masa dalemannya dipake di luar?"

Emang bener-bener si Jay. Masa daleman dipake di luar, dikira Rei superman apa. Mana tatapan Rei polos banget.

Jay terdiam sebentar. Dia menggaruk keningnya, "Masa sih?"

Dia menatap Rei dan Monday bergantian. "Mas gak tau."

Monday terbahak seketika. Sibuk terus sih Jay nya, "Ahahaha yaudah gapapa, biar aku yang ganti."

Saat mulai mengganti pakaian Rei, Jay dengan fokus memperhatikan. Dari awal sampai akhir nyantol dah tuh di otak.

"Nah udah selesai." ujar Monday membuat Jay beroh riah.

Selesai memakaikan baju Rei, Monday keluar kamar karena ibunya memanggil.

"Keningnya usapin juga mas, aku ke bawah dulu." pamit Monday yang diangguki Jay.

Selepas Monday keluar, Jay memegang botol susu Rei juga mengusap kening sang anak teratur.

"Pa!"

Jay mengangkat alisnya, "Iya nak, kenapa?"

"Hshshshs"

Rei bercoleteh tidak jelas membuat Jay tersenyum kecil. Masih mengusap kening sang anak, agar tertidur tapi Rei ini malah merentangkan tangan.

"Eh kenapa? Rei kan mau bobo."

Mendengar ucapan sang ayah, sontak bibir mungil itu merengut kecil. Masih merentangkan tangan,

"Pa!"

"Hm apa?"

Jay tersenyum gemas, sebelum menggendong Rei dia mencium dua pipi gembul anaknya.

Rei menyandarkan kepalanya di bahu Jay, mungkin seperti biasa jika akan tidur. Anak itu harus diayun-ayun oleh Jay agar tidur pulas.

Kurang lebih sepuluh menit, Rei sudah tidur. Dengan hati-hati Jay merebahkan tubuh anaknya di atas kasur.

"Anak gue lucu banget." pekik Jay tertahan. Dia menaikan selimut sampai perut Rei.

Monday kembali ke kamar, "Udah tidur?"

"Udah."

"Cepet banget?" tanya Monday heran sambil duduk di samping Jay.

"Tadi mas gendong."

Monday beroh, "Pantesan."

Jay tertawa kecil. Dia menarik pergelangan Monday. "Capek?"

"Enggak,"

Monday menatap bingung Jay ini. Tapi detik selanjutnya ia mengerti dan langsung merentangkan tangannya.

"Sini mas Jay,"

Setelahnya mereka berdua saling mendekap hangat, hanya dekapan tidak lebih.

---














Aku nulis apa ini--!?

[✔] Serumah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang