[✔] Serumah!

peluk

"Mas ngapain sih?" Monday sedikit heran ini Jay ngikutin dia terus. Sekarang dia duduk di sofa, suaminya di samping.

Jay tidak menjawab, dia merapatkan tubuhnya pada sang istri. Mengambil tangan Monday untuk di tempelkan di dahi.

"Astaga kok gak bilang dari tadi?" seru Monday pasalnya Jay ini demam.

Jay menggeleng pelan kemudian menubrukan badannya dalam dekapan Monday.

"Makan dulu ya abis itu minum obat." tawar Monday.

Tapi lagi-lagi Jay menggeleng, "Enggak mau makan."

"Terus maunya apa?" tanya Monday sedikit mengelus dahi Jay yang hangat.

"Peluk kamu." lirih Jay.

Monday mengeratkan dekapannya sesekali ia pijat pelipis Jay. Sampai lelaki ini tertidur di pelukannya.

Ia kecup pucuk kepala Jay berkali-kali sembari mengelus-elus punggung lelakinya ini, pelan.

Sekitar dua setengah jam Jay tertidur di pelukan Monday.

Kini sudah pukul dua siang. Monday melirik jam dinding kemudian membangunkan Jay untuk makan siang.

"Mas, mas bangun. Makan siang dulu yuk!" ajaknya tapi bukannya membuka mata, Jay malah mengeratkan lengannya di pinggang Monday.

Tidak hilang akal, Monday melepas perlahan lengan Jay yang melingkar di pinggannya.

"Makan dulu mas, nanti peluk lagi." bujuknya tanpa menunggu balasan ia berjalan ke dapur mengambil makan juga obat.

"Ayo makan dulu baru boleh peluk lagi."

Dengan sangat terpaksa Jay membuka mulut menerima suapan dari Monday.

"Di kamar aja ya, biar bisa baring."

Jay mengangguk menurut, dia di papah oleh Monday ke kamar.

"Mas kok bisa demam?" tanya Monday mulai mengusap dahi Jay.

"Gak tau, mas kemaren gak ngapa-ngapain."

Monday mengernyit. "Pusing gak?"

"Dikit."

Gadis itu kembali memijat pelipis Jay pelan, "Tidur ya.. "

Jay mengangguk pelan dan merapatkan tubuhnya pada Monday.

Sedangkan Monday memberi celah agar dapat memeluk suaminya dari samping.

"Cepet sembuh mas Jay." gumam si gadis sedikit memberi kecupan ringan di kening Jay.

Dengan tepukan pelan di punggung Jay membuat lelaki itu merasa nyaman dan semakin terlelap.

---

vote!