end

1.7K 236 13
                                    

"Jangan diganggu dedenya." tegur Jay pada keponakannya, Alin.

"Ih Alin mau main sama dede."

Jay mencegah tangan kecil Alin, "Boleh tapi nanti kalo dedenya udah bangun."

Ini Reishiva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Reishiva. Umurnya baru 3 bulan, dan juga kesayangan semua orang.

Jake bahkan dibuat bengek karena wajah lucu milik Rei ini.

"Bang, anak lo buat gue sini." pinta Jake tatapannya pada Rei yang tertidur.

Jay menatap sepupunya datar, "Bikin sendiri."

"Ish! lo mah kaga liat aja, gue belum ada cewe."

Monday sendiri masih beradu di dapur dengan acara masaknya.

"Berarti semua keluarga dateng, bu?"

Dia tengah memasak dengan Rose juga ibu mertuanya.

"Iyaa, semua dateng."

Dari meja dapur Rose menyahut, "Keren emang Reishiva, sekalinya lahir semua keluarga pada heboh."

"Harus dong!! Reishiva kan pewaris kakeknya." balas ibu Jay.

Monday tersenyum hangat mendengarnya. Tapi tiga detik kemudian, ia tersentak mendengar suara tangis milik Rei.

"Aku ke mas Jay sebentar ya bu." pamitnya yang diangguki oleh sang ibu.

Sampai di ruang keluarga, matanya menangkap Jay yang tengah menggendong Rei agar tangisannya mereda.

"Kebangun?"

Jay mengangguk sambil menunjuk Jake dengan dagunya. "Digangguin jamet,"

Jake di sana terkekeh, "Sorry bang, abisnya si Rei gemesin."

Dibalas lirikan sinis oleh Jay. Dia berlanjut mengayun-ayun Rei.

"Sini sama aku." ujar Monday dan mengambil alih Rei.

Monday membawa anaknya duduk di sofa. Tersenyum kecil melihat mata jernih yang mengedip-ngedip lucu.

"Kenapa, hm?" tanya Monday berbisik saat tangan mungil Rei berusaha menyentuh wajahnya.

Semua dibuat terdiam saat suara kecil milik Rei terdengar, "Ma-ma!"

Jay bahkan terpaku apalagi Monday. "Mama?" tanya Monday pada Jay.

Dan malesi'nya, Jake dengan heboh menyahut. "Bang denger bang!! yang dipanggil mamanya dong bukan bapaknya, ahaha."

"Diem."

Monday tersadar lalu tersenyum manis, "Iya, kenapa nak?"

Rei tertawa. Saat bola matanya melihat arah samping sang ibu.

"Pa!"

Giliran Jay yang mengedipkan mata. "Pa?"

"Papa bang." lagi-lagi Jake menyahuti.

"Lo diem aja kenapa sih,"

"Mas.. "

Jay berdecak kesal dalam hati. Punya sepupu cem setan, bikin dia dimarahin istrinya lagi.

"Maaf."

"Pa!"

Atensi Jay kembali pada Rei yang kini mengulurkan tangannya.

"Eh kenapa?? mau digendong sama papa?" tanya Monday pada Rei.

Sebenernya ini Jay salting denger Monday manggil papa, padahal keanaknya.

Saat sudah di gendongan Jay, Rei langsung menyandarkan kepala di bahunya.

"Mas Jake, tolong jangan diganggu lagi ya Rei nya." pinta Monday pada Jake.

Jake tersenyum dan mengangguk cepat, "Iya mbak! tenang aja."

Melihat Rei anteng bersama Jay, Monday kembali ke dapur melanjutkan acara memasaknya.

"Gue jadi papa muda dong anjir. Eh tapi not bad sih."

---














Sekarang saatnya say goodbye--!! huhu thank you yg udah mau mampir, buat baca dan vote cerita ini♥♥. Semoga puas sama endingnya.

[✔] Serumah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang