12 : 00 - Suara yang familiar

251 38 23
                                    

Heejin terbangun lebih awal dari Olivia. Tubuh nya terasa perih dan juga nyeri. Perlahan lahan , Heejin membuka mata nya. Dan ia sadar kalau ia sedang dalam posisi di seret dengan seseorang.

'Ah nona.. sudah sadar dia'

'Biarkan saja. Karena sudah di beri obat penenang dia tidak akan bisa memberontak'

Heejin terdiam. Ia kenal dengan suara itu. Itu berarti , peneror yang selama ini meneror mereka adalah teman dekat mereka sendiri.

Untuk saat ini Heejin masih belum kuat untuk berbicara apa apa. Kepala nya pun masih terasa pusing. Sampai pada akhirnya peneror itu tiba di tempat tujuan dan melempar Heejin juga Olivia ke dalam bangunan itu.

'Nona , kita apakan mereka?'

'Jangan dulu. Ikat saja , jangan terlalu terburu buru'

2 orang yang bertopeng itu pun langsung meraih tubuh Heejin dan Olivia lalu segera mengikat kedua nya.

Seperti nya Heejin sudah bisa mengontrol tubuh nya. Perlahan diri nya dapat menggerakkan jari jari tangan dan kaki nya. Dan beberapa menit kemudian tubuh nya terasa normal. Heejin tidak merasakan perih di bagian kening nya. Karena darah nya itu sudah mengering. Hanya saja seluruh kaki nya yang menjadi lecet.

"Hai?"

Heejin mendongakkan kepala nya. Ia memasang wajah sengit pada orang yang ada di hadapannya.

"Terkejut gak?"

Tanya nya pada Heejin. Tapi seperti nya si peneror itu tahu apa jawaban Heejin. Yaitu tidak , karena pasti Heejin sudah dapat mengetahui dari suara nya.

"Jadi ternyata lo yang selama ini terror kita" kata Heejin geram.

Peneror itu smirk lalu bertepuk tangan , "You right , Hee" ucap nya. Heejin hanya bisa menatap peneror itu dengan rasa kesal.

"Kenapa lo lakuin ini ke gue sama Olivia!?" Tanya Heejin dengan nada yang mulai meninggi.

"Calm down , girl. Jangan marah marah , nanti cantik nya hilang" peneror itu berkata namun terdengar seperti mengejek Heejin. Persetan , Heejin tidak peduli dengan ejekan yang di lontarkan dari mulut si peneror itu.

"Lo mau tahu alasan nya?"

Kedua mata Heejin sudah memanas. Kalau saja ia tidak dalam keadaan diikat , pasti Heejin sudah menyerang peneror tersebut.

"Bangunkan dia" tunjuk peneror itu ke arah Olivia. Satu orang yang memakai topeng Badut itu berjalan ke arah Olivia dan mengguncang tubuhnya.

Cara membangunkan nya terlalu kasar menurut Heejin. Tapi mau bagaimana lagi? Heejin tidak bisa membantu Olivia. Keadaan mereka sama sama terikat. Dan beberapa menit kemudian , Olivia terbangun secara perlahan.

Kedua mata nya mulai mencoba membiasakan kembali melihat keadaan di sekitar. Tengkuk nya terasa sakit. Olivia menduga jika tengkuk nya sudah membengkak.

"Hai , Olivia Hye.." sapa peneror itu pada Olivia.

Olivia berdecih , "Udah gue duga pelaku nya lo"

Peneror itu terkekeh. "Wah wah , baru sadar sudah berani bicara banyak. Sejak kapan lo tahu?" Tanya si peneror.

"Dari waktu gue berjalan ke kamar mandi belakang" Olivia merogoh kantung celana nya lalu menunjukkan benda kecil pada si peneror. "Ini punya lo kan?"

12 : 00 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang