BAB 19

369 61 13
                                    

Senangnya bukan main saat Nayra tau Kyra sudah di rumah. Hanya lima hari Kyra di rawat dan akhirnya gadis kecil itu pulang karena kondisinya sudah membaik walaupun dia tidak boleh melakukan aktifitas berat dan harus rutin check up.

Siang ini, Nayra sengaja menyiapkan makanan untuk Kyra karena Nayra beberapa hari lalu tak bisa menjenguk Kyra sama sekali.

"Robin! Robin!"

"Nay, kamu ngapain teriak gitu, sih... astaghfirullah... Kan bisa disampering adeknya," kata Bunda Nayra, Bu Mayang.

"Eh, iya. Maaf..."

"Ada apa Kak?" tanya Robin yang sudah berjalan ke dapur dimana Nayra dan bundanya berada.

"Anterin ini ke rumah depan," kata Nayra sambil menyodorkan rantang berisi makanan pada Robin.

"Hah? Buat siapa nih? Buat Pak Jer?"

"Bukanlah... Buat Kyra. Ngaco kamu."

"Oh..." Robin mengambil rantang itu dari tangan Nayra. "Oke, Robin anterin sekarang. Sekalian Robin mau ngerjain tugas ke rumah Pak Jeremy, hehehe..."

Kemudian Jeremy meletakkan dulu rantang berisi makanan itu di meja makan dan berlai kembali ke kamar. Tak menunggu lama, dia kembali sambil membawa tas.

"Kak, Bun, Robin ke rumah Pak Jeremy dulu, ya? Sambil nganterin makanan, sambil ngerjain tugas." Robin meraih tangan bunda dan kakaknya untuk dicium kemudian berlari kecil keluar menuju rumah sebrang.

Robin menekan bel rumah tetangganya itu sekali, menunggu sambil melihat sekelilingnya. Rumah Jeremy bisa dibilang sangat bersih dan rapi. Dulu, sebelum ditinggali Jeremy, halaman rumah itu gersang. Tapi sekarang sudah ditanami beberapa jenis bunga dan sayuran. Bahkan ada kolam ikan koi juga. Pasti ini request dari Kyra.

Tak kunjung membuka pintu, Robin berinisiatif untuk memanggil Jeremy dan membunyikan bel sekali lagi.

"Ass-tunggu, kan Pak Jer, Kristen. Masa gue salam?"

"Ah, gak papa. Assalamualaikum! Pak Jer!"

Robin membunyikan bel sekali lagi. Tak lama, pintu pun terbuka menampakkan Jeremy dengan pakaian santainya. Celana jeans selutut dan kaos oblong hitam. Jika dilihat Jeremy masih seumuran Robin jadinya. Padahal, usia Jeremy nyaris tiga puluh tahun.

"Hai, Pak."

"Eh, Robin?" kaget Jeremy.

"Heheh... Selamat Siang, Pak. Maaf mengganggu, ini ada titipan dari Kak Nayra buat Kyra," kata Robin sambil menyodorkan rantang berisi makanan pada Jeremy.

"Eh, kok repot-repot?" kata Jeremy sambil menerima rantang dari Robin.

"Gak papa, Pak. Oh iya... Kemaren ada tugas, saya boleh numpang ngerjain gak? Kalau gak ngerepotin, mau sih... diajarin juga."

Jeremy terkekeh mendengar ucapan Robin. "Gak papa. Gak repot kok, yuk masuk."

Robin melangkah memasuki rumah Jeremy. Begitu sampai di dalam, dia terkagum dengan interior rumah pria itu yang simple, tapi keren. Rumah ini juga sangat rapi, padahal Robin tau, Jeremy tak punya pembantu rumah tangga.

"Pak, rumahnya bersih banget. Wangi juga, rapi... Keren deh..."

Jeremy yang mendengar itu terkekeh. "Bisa aja. Ya gimana gak bersih, kan dibersihin setiap hari."

"Bapak beresin semuanya sendiri?"

"Ya iya, kan saya gak ada istri, gak ada pembantu."

"Wah, Bapak kok keren banget, sih? Masih muda, pinter, rajin, baik hati. Kalau Kakak jadi kakak ipar Robin, Robin dengan senang hati loh, nerima Kakak."

Restart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang