BAB 20

506 75 9
                                    

"Permisi, Bu Nayra."

Nayra yang kebetulan sedang mengemasi tasnya karena hendak pulang itu menoleh. Dia tersenyum melihat Bu Jiya yang masuk ke ruang guru.

"Bu, ada yang nungguin di depan. Cowok ganteng banget. Sama adiknya."

"Hah?" Nayra mengernyit.

"Ciyeee... Siapa tuh?"

"Kayaknya ada yang mau nikah, nih... Jangan lupa diundang ya kita."

Godaan dari beberapa guru di ruangan itu membuat Nayra bergidik.

"Enggak, Bu. Bukan saya kayaknya," kilah Nayra.

"Loh, tadi dia nanyain kamu loh. Masa bukan Nayra kamu? Di sini yang namanya Nayra cuma kamu. Keluar, gih... Udah ditungguin."

Nayra menghembuskan nafas. "Iya. Kalau begitu Nay pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Nayra pun keluar dari ruangan itu. Begitu sampai di halaman, Nayra bisa melihat dengan jelas sebuah mobil Mercedez hitam yang terparkir di dekat gerbang sekolah.

"Astaghfirullah, itu kan-"

"Kak Nayra!"

Nayra tersentak. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Kyra berlari kecil menghampirinya.

"Astaghfirullah, Kyra gak boleh lari..." kata Nyra saat gadis kecil itu sampai di dekatnya.

"Kak Nayra, ayo pulang bareng Kyra. Sengaja Kyra minta Papa jemput Kakak biar kita pulang bareng."

"Eh, tapi-"

"Gak papa, Nay. Hari ini pulang bareng kita aja. Gak ngerepotin kok. Kamu biar hemat juga," kata pria berpakaian formal yang berdiri tak jauh darinya.

"Tapi Kak, Nay gak enak sama tetangga."

"Aku juga tetangga kamu. Enak-enak aja kok. Yuk."

Jeremy-pria itu berjalan lebih dulu disusul Kyra yang menarik tangan Nayra. Mau tak mau, Nayra harus mengikuti langkah kecil gadis ini.

"Kak, tapi Nay gak enak. Kan kita bukan mahram. Takutnya..."

"Ojek juga bukan mahram tapi kayaknya kamu biasa aja," kata Jeremy.

"Ada Kyra kok. Lagian aku gak bakal ngapa-ngapain kamu. Kamu duduk di belakang aja kalau takut. Percaya aja sama aku, okay?"

"Iya, Kak. Papa gak akan nyulik Kakak, kok. Tenang aja... Ada Kyra. Kalau Papa nakal, Kyra yang hajar."

Nayra diam sejenak. Dia sebenarnya bingung. Di satu sisi menguntungkan juga pulang dengan Jeremy, dia pun tak enak karena Jeremy sudah sampai ke sini. Tapi di sisi lain... Bukankah ini tak baik mengingat mereka tak punya hubungan apapun?

"Nay, masuk."

Nayra tak sadar jika Jeremy sudah membukakan pintu untuknya. Kali ini, Nayra memilih mengikuti kemauan Jeremy dan Kyra.

Bismillah, gak ada apa-apa.

Mobil Jeremy melaju cukup pelan karena memang jalanan cukup ramai mengingat ini jam makan siang.

"Um... Kakak gak ngajar?" Nayra membuka percakapan.

"Nanti jam dua ada kelas," jawab Jeremy.

"Kak Nayra. Kak Nayra laper gak? Kyra laper, pengan makan. Mau makan bakso gak?" tanya Kyra.

"Eh, enggak. Nanti Kakak makan di rumah aja," kata Nayra.

Kyra yang duduk bersama Nayra di belakang itu langsung cemberut. "Yah... Padahal Kyra pengen bakso," katanya sambil mengusap perutnya.

Restart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang