⚠️
_______Lagi dan lagi, Soobin mengajaknya duduk sebentar di café sambil menikmati kopi hangat dengan dalih sebentar. Penampilan Soobin juga terlihat agak segar dari pertemuan mereka beberapa hari yang lalu, tidak lusuh seperti orang yang tidak diurus.
"Ketemu lagi ya kita?"
Jerim membalas pertanyaan itu hanya dengan senyuman tulusnya, tanpa menatap lebih dalam dua mata sipit Soobin yang ikut tenggelam karena senyum.
"Nggak kerja?" Tanya Soobin kembali.
"Aku masuk agak siangan hari ini, emang udah jadwalnya."
Soobin hanya manggut-manggut mengerti, lalu setelahnya menyesap kopi dengan uap yang mengepul di permukaan gelas.
Dengan maksud menghindari kecanggungan yang ada, Jerim mencoba melemparkan pertanyaan. "Kenapa ngajak aku duduk sebentar?"
"Kamu masuk jam berapa?"
"Jam sepuluh."
Soobin melihat jam di ponselnya. "2 jam lagi, masih lama dong. Nggak salah kan aku ngajak kamu duduk sebentar? Waktu itu kita juga nggak ngobrol banyak."
"Iya, sih. Tapi mau ke asrama adik aku bentar."
Sebenarnya Soobin lupa-lupa ingat perihal Jerim yang memiliki seorang adik. Dirinya mencoba mengingat-ingat, menyelam lagi pada masa lalu. Ingatannya agak buram tentang keluarga Jerim, yang ia ingat hanyalah gadis itu. "Bentar, aku lupa kamu punya adik."
Jerim terkekeh mendengar pernyataan itu. "Iya, punya. Cowok dia, namanya Na Jaemin."
Dengan mulut yang terbuka lebar, Soobin sekarang jadi ingat dengan adiknya Jerim. "Ah iya ingat! Yang kalau main ke luar rumah cuma pakai kancut doang nggak sih?"
Sontak Jerim melotot mendengar itu, memang mulutnya Soobin ini tidak pernah benar sejak dulu. "Kenapa itu yang diingat, sih?"
Tertawa dengan lantang, Soobin membalas pertanyaan Jerim dengan sisa tawa yang masih ada. "Lagian tuh ya, adik kamu kan udah mulai gede waktu itu. Tapi dia masih suka main pake gituan di sungai dekat rumah kamu, godain monyet tetangga juga. HAHAHAHA."
"Udah ih jangan bahas dia terus."
"Terus mau bahas apa?"
"Terserah lah."
"Bahas tentang kita berdua mau?"
Ekspresi Jerim yang awalnya kesal berubah jadi datar seketika. Dia jadi takut akan kemungkinan buruk mengenai Soobin. "Maksud kamu apa?"
"Gimana perasaan kamu sekarang ke aku?" Soobin bertanya kembali kepada Jerim yang masih mempertahankan ekspresi datarnya.
"Nggak gimana-gimana."
"Bohong!" Goda Soobin.
"Terserah."
"Waduh keluar deh kata-kata keramat."
Masih Soobin ingat, apa yang dilakukan perempuan di hadapannya sekarang jika sedang marah, kesal, sedih ataupun perasaan yang lainnya. Semua kenangan itu tidak akan Soobin lupakan sampai kapanpun. Bahkan beberapa kali dia menjalin hubungan dengan gadis-gadis di Seoul, semuanya sia-sia. Tidak ada yang dapat menggantikan Jerim di hatinya.
"Jujur, aku masih cinta sama kamu. Tapi keduluan Sanha ternyata, ya."
Jerim mengernyit, menatap Soobin dengan tatapan yang sulit didefinisikan. Sebenarnya ia agak terkejut dengan pernyataan Soobin yang terkesan tiba-tiba, namun ia kontrol ekspresinya agar tidak terlalu kentara bahwa dia juga merasakan hal yang sama dengan Soobin.
![](https://img.wattpad.com/cover/227690623-288-k824878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheftography: Yoon Sanha ✔️
FanficPertemuan pertama mereka memiliki kesan yang buruk, namun karena dua hal, memaksa mereka untuk bekerja sama. Start: 02 Juni 2020 End: 18 Juni 2021 © yhyunj