Happy Reading💜
____________
Remang-remang tempat ini membuat penglihatan menjadi seadanya, ruangannya diiringi dengan musik jedag-jedug tak jelas, bau alkohol menyengat indera penciuman, lenggak-lenggok wanita penghibur menjadi pelengkap di tempat ini.
Bar.
Entah apa yang membawa laki-laki berusia jalan tiga puluh tahun itu kesini, yang ia tahu sekarang dirinya benar-benar lelah dan pusing. Lelah dan banyaknya pekerjaan yang membawanya kesini. Sebenarnya ia bukanlah laki-laki nakal yang keluar masuk bar, bermain bersama kupu-kupu malam, dan mabuk hingga hilang ingatan pada pagi hari.
Tidak. Sanha bukan laki-laki seperti itu.
"Bos banyak maunya. Awas saja nanti kalau aku semakin sukses, aku beli saham si botak." Kesal Sanha dengan nada yang ditekan-tekan setiap kata nya.
Ditengah pikiran buruk dan rasa kesalnya itu, tiba-tiba datang seorang wanita berambut panjang dan diwarnai blonde, bibirnya dipoles dengan lipstick semerah darah, bajunya ketat luar biasa sampai Sanha dibuat sesak melihatnya. "You are tired, sir?"
Tangan berkutek yang berwarna senada dengan lipstick itu menyentuh pelan bahu tegas Sanha. Sontak Sanha menolak sentuhan itu, karena bagaimana pun dia tak pernah disentuh seperti itu oleh perempuan. Dia bergidik jijik dan menyingkirkan tangan lentik itu.
Bukan ini maksud sebenarnya ia ke bar, ia hanya ingin menenangkan diri, tapi malah dapat yang seperti ini. Menjengkelkan sekali.
"Why? You reject me?" Sialan! Nada itu mendayu-dayu di telinga kecil Sanha. Karena keadaan semakin tidak kondusif baginya. Lantas ia berdiri dan segera melangkankan kakinya untuk keluar dari bar.
Saat sudah berada di luar bar, Sanha bernafas lega dan ketika mengingat kembali kejadian itu dia mendesis sembari menunjukkan ekspresi jijiknya. "Gila, bahu suciku. Mata indah ku. Lihat apaan itu tadi? Aku berdosa banget."
Merasa sudah tenang dari degub jantung yang tak terkendali, akhirnya ia kembali melangkahkan kakinya menuju hotel. Namun langkahnya terhalang oleh seseorang yang memiliki tinggi sama dengannya.
"ZZF#@*8mHT"
Ternyata itu adalah kembarannya, Yoon Soobin. Dia tersenyum manis, tapi senyum itu terkandung makna yang licik. "Coba lihat, kayaknya aku bisa jadi fotografer professional." Tangannya terulur untuk menunjukkan hasil potretnya, lalu tertawa lepas dan kencang sampai-sampai orang disekitarnya memperhatikan Soobin.
Masih dengan sedikit sisa tawa, Soobin menunjukkan hasil potretnya. "Masa dideketin cewek mukanya tegang gitu anjir. Haha!" Jari-jari panjang itu masih sibuk meng-scroll layar ponselnya, lalu bersuara, "kayaknya kalo dijadiin judul berita pasti seru." Soobin memasukkan ponselnya ke saku celananya. "Chef Yoon Sepertinya Adalah Seorang Gay. Sumpah bengek banget!"
Sebenarnya dalam hati, Sanha sudah jengkel dan marah. Namun dia tak ingin berbicara banyak mengingat ini tempat umum dan tak ingin ada baku hantam antar keduanya. Jadi ia tak menghiraukan itu, dan melanjutkan langkahnya.
Ditengah langkah tungkai jangkungnya, ia bergumam pelan, "salah banget aku ngizinin dia buat ikut." Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Sanha bekerja di luar negri, namun baru kali ini kembarannya itu memaksa untuk ikut karena New York adalah tempat yang sangat ingin ia kunjungi, katanya. Jadi yasudah Sanha biarkan saja.
Mana tahu akan seperti ini kejadiannya. Di Negara orang, Soobin masih tetap seenaknya, jahil dan benar-benar mengganggu privasi Sanha. Mau marah tapi tak bisa. Biarkan saja dia bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheftography: Yoon Sanha ✔️
FanfictionPertemuan pertama mereka memiliki kesan yang buruk, namun karena dua hal, memaksa mereka untuk bekerja sama. Start: 02 Juni 2020 End: 18 Juni 2021 © yhyunj