Reward Kampret!

105 18 6
                                    

"Buka!"

"Buka!"

"Buka!"

"Buka!"

"Selow guys, selow." Kata kak Laras, "Kalian udah yakin sama pilihan masing-masing?"

"Yakin." Jawab gue dan Cecen.

"Good. Kalau gitu, waktunya bongkar nih!"

Lapangan malah jadi hening, semua orang ada di posisi harap-harap cemas. Ckck, mereka tuh takut banget gue sama Cecen jadian karena naksir sama gue. Segitunya ya?

"Ayo dong dibuka! Tatap-tatapan mulu kayak Ojan." Saut bang Regar.

Gue sama Cecen udah pegang pita emas di atas kardus. Tinggal satu tarikan, bungkusnya lepas.

Gue mau tanya, kalian berharapnya apa?

Pilihan gue sama Cecen tepat,

Atau...

Pilihan kita berdua ternyata salah yang artinya gue sama Cecen harus jadian?

"Kita hitung mundur ya!"

"Satu.."

"Dua.."

"Ti..."

"Ga!"

Tepat di hitungan ketiga, isi dari kardus ini jatoh ke pelukan gue dan Cecen. Isinya bener-bener boneka maskot yang gede pake banget!

Gue liat boneka yang Cecen peluk, perasaan gue masih biasa aja meski yang Cecen peluk adalah boneka maskot kubu cowok.

Gue ulang ya.

Cecen dapet boneka maskot kubu cowok.

"Ambyar. Ambyar udah hati gue."

"Ada yang patah tapi bukan tulang."

"Ada yang rapuh, tapi bukan ranting."

"Ada yang sakit, tapi bukan gigi."

"Ada yang perih, tapi bukan mata."

"Ada yang hilang, tapi bukan uang."

Lah? Anjir. Kenapa orang-orang tetiba jadi alay begitu sih?

"Jadian!"

"Jadian!"

"Jadian!"

Lah? Sekarang malah senior-senior sorak sorak jadian, apaan dah? Padahal gue kan dapetnya maskot kubu cewek.

Wait.

Kubu cewek?!

Seketika gue lirik Cecen yang masih peluk boneka maskot, wajahnya gak datar lagi. Sedikit senang, maybe? Soalnya gue liat dia senyum tipis. Khas banget.

"Ciee.. Official nih!" Kata bang Regar, "Gak sia-sia gue bungkus boneka segede gaban gitu. Lo harus say thank you dan traktir bakso mas Gondrong ke gue nih!" Sambungnya sambil rangkul pundak gue.

Kalau orang-orang di lapangan ini heboh banget, gue malah pasang muka planga-plongo. Kayak apa ya? Kayak... Susah dijelasin. Gue kudu apa?

"Eh eh, ungkapin langsung juga dong! Nih kita udah siapin bunga."

Entah sejak kapan senior kampret gue dapet seiket bunga sepatu. Bang Regar juga dorong-dorong badan gue. Dikira gue troli kali ya?!

"Untuk Ando dan Kia, sini, majuan dikit. Bonekanya biarin dulu di situ."

Lamar Gue!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang