16

883 84 3
                                    

Perbincangan semalam cukup berat, mereka memutuskan untuk tidur lebih cepat. Taehyung membawa Jungkook di lengannya. Tangan itu menarik bahunya, memeluknya tanpa membuatnya sesak dan tidak nyaman.

ㅤㅤ

Jungkook juga memposisikan tubuhnya, setidaknya agar otot tangannya tidak kaku, tangannya melingkari Taehyung. Menggesekkan kepalanya di dada bidang suaminya saat ini.

ㅤㅤ

"Selama kita menikah, apa baru hari ini kita seperti pasutri beneran?" Taehyung menggoda dengan nada jenakanya, direspon dengan ketawa kecil nan renyah dari Jungkook. "Aku tau,"

ㅤㅤ

Jungkook menghela napasnya, terdengar ia menahan kata di mulutnya. Seperti sedang berpikir.

ㅤㅤ

"Taehyung?"

ㅤㅤ

"Hmm?" Taehyung mengelus surai sang istri yang lembut, menyisir rambutnya dengan gerakan yang pelan.

ㅤㅤ

"Kenapa melakukan hal seperti ini, tidak lama lagi kita akan cerai?"

ㅤㅤ

Taehyung tersenyum kecut mendengarnya. Dari nada bicaranya, Jungkook tidak meninggikan suaranya, seringan mungkin hanya Taehyung yang bisa mendengarnya dari dekat.

ㅤㅤ

"Tapi sekarang kita masih suami istri pada umumnya, benar?"

ㅤㅤ

Benar, harusnya ia tidak perlu bertanya, ya.

ㅤㅤ

***

ㅤㅤ

Pagi harinya mereka membuat sarapan hanya memanggang toast, menyiapkan daun selada, tomat, telur dan daging ayam yang sudah matang. Jungkook sudah mandi beberapa menit yang lalu, berbeda dengan Taehyung yang masih setengah mengantuk dengan baju tidurnya.

ㅤㅤ

"Sesudah sarapan, langsung mandi, ya." Taehyung menjawab dengan dengungan saja, mulutnya sibuk mengunyah sandwich buatan istrinya. Memang bukan masakan yang spesial, tapi ia menikmatinya.

ㅤㅤ

Disusul Jungkook yang membuka tabnya. Mengecek jadwalnya hari ini, tidak jauh berbeda seperti sebelumnya.

ㅤㅤ

Setelah selesai dengan sarapannya, Taehyung beranjak menuju kulkas mengeluarkan melon yang sudah dipotong setengahnya dan masih terkemas dengan logo market di tengahnya. Ia mengupas kulitnya, memotongnya lebih kecil dan menyajikannya diatas mangkuk.

ㅤㅤ

"Kau mau?" Taehyung duduk di sebelah Jungkook, menyodorkan sepotong melon di garpu. Karena kedua tangannya sibuk, Jungkook membuka mulutnya, meraup dan mengunyahnya.

ㅤㅤ

"Sibuk sekali~ dari awal tahu begini tidak akan kuajari semuanya langsung." Keluh Taehyung sambil meregangkan otot-ototnya. Menyilangkan tangannya di atas meja, menaruh kepalanya disana, menatap Jungkook yang anteng dengan tabnya dan masih mengunyah melon setelah Taehyung menawarinya lagi.

ㅤㅤ

"Tidak bisa begitu, dong. Bisa-bisa nanti kita tidak akan menikah." Jungkook mengucapkannya dengan ekspresi yang sedikit kesal, alisnya bertaut dan menyiniskan pandangannya.

ㅤㅤ

"Huuuh, dengan bicara seperti itu, jadi kau bersyukur menikah denganku?"

ㅤㅤ

Ah, betul juga. Jungkook tidak menyadari arti ucapannya, karena lebih fokus mengecek lampiran di tabnya. Jungkook melihat Taehyung yang menaik-turunkan alisnya dengan senyum yang menuntut jawabannya seolah skakmat.

ㅤㅤ

"Hanya.. tidak menyesal saja, mungkin." Jungkook kembali fokus ke tabnya meskipun nyatanya ia tidak bisa.

ㅤㅤ

Melihatnya tersipu, Taehyung jadi gemas sendiri. Ia berdiri berniat pergi ke kamar mandi. Sebelum itu, ia menyempatkan mencuri kecupan di pipi istrinya yang penuh dengan buah melon.

ㅤㅤ

"Aku mandi dulu, ya." Lapornya walau hanya hal kecil saja.

ㅤㅤ

"Aku jadi terbiasa dengan ini." Jungkook memegang bagain pipinya yang dikecup. Sedikit meninggalkan saus mayones.

ㅤㅤ

Drrrt! Ponselnya berdering, menampilkan nama diatas layarnya. Ayah.

ㅤㅤ

"Jungkookie?"

ㅤㅤ

Oh, ini suara ibunya. "Apa ayah perlu sesuatu, bu?"

ㅤㅤ

"Iya, dia sedang mandi. Jadi ia titipkan agar aku meneleponmu, sayangku."

ㅤㅤ

Jungkook tersenyum, sudah lama ia tidak mendengar suara ibunya di telepon. Sejak sibuk mengurusi perusahaan, sulit meluangkan waktunya untuk menelepon sang ibu.

ㅤㅤ

"Hmm, apa itu?"

ㅤㅤ

Terdengar ibunya menghela napas di seberang sana. "Sebelum pergi ke kantor, datanglah kemari."

ㅤㅤ

Ibu sudah mengetahuinya, ya? Jungkook bisa langsung mengerti. "Ini tentang pernikahanku, kan?"

ㅤㅤ

"Begitulah, ibu sudah meyakinkan ayahmu untuk tidak melakukannya. Tapi dia masih keras kepala. Maaf, sayang."

ㅤㅤ

"Tidak... Itu tidak apa-apa." Bohong. Jungkook mengepalkan tangannya diatas meja, menyalurkan isi dadanya yang sakit oleh ucapannya sendiri.

ㅤㅤ

"Bagaimana setelah selesai bicara dengan ayahmu, kita saling bertukar pikiran? Sudah lama kita tidak saling berbincang."

ㅤㅤ

"Tentu saja~ kita harus."

ㅤㅤ

"Aku menunggumu, Kookie-ku."

ㅤㅤ

Telepon berakhir. Jungkook masih menatap layar ponselnya yang menunjukkan log panggilan terakhir.

ㅤㅤ

Pada akhirnya, ini dia. Semakin dekat dengan waktu cerai mereka.

ㅤㅤ

-to be continued-

Beauty CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang