O4

1.5K 137 6
                                    

Di hari Sabtu yang cerah sinar matahari mengintip lewat celah jendela. Seorang wanita terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan otot tubuhnya disertai dengan matanya yang belum terbuka penuh. Dirinya terkejut saat menyadari bahwa ia belum berganti pakaian dan yang awalnya ia berada di ruang kerja, kini berada di ruang tidur.

"Apa aku ketiduran semalam?"

Ia melihat jam analog yang diletakkan di nakas sebelah Jungkook. Terlihat bahwa waktu sudah menunjukan pukul 07.19 yang artinya ia telat bangun. Selimut yang menutupi tubuhnya kini sudah tak tertata letaknya. Jungkook berlari ke arah kamar mandi dengan terbirit-birit.


Kim Taehyung memasuki lobi perusahaan istrinya. Belum banyak pekerja yang datang atau mungkin dia sendiri yang datang terlalu pagi.

"Tuan Kim? Anda perlu sesuatu?" Sekretaris Lee menyahut pada Taehyung yang mendekati ruang kerja direkturnya.

"Tidak. Jika Jeon Jungkook sudah datang, katakan bahwa aku sudah disini." Setelah itu sosok Kim Taehyung menghilang di balik pintu ruangan istrinya. Dirinya melihat beberapa berkas berceceran dilantai. Tubuhnya tertunduk mengambil lembaran-lembaran kertas tersebut.

"Harusnya ia tidak membuang aset berharga ini." gumam Taehyung demikian saat melihat rentetan huruf yang bertuliskan 'Perjanjian kontrak kerja dengan Perusahaan Finansial G-Park'.

Perusahaan G-Park sendiri terkenal dengan produk sandang yang tentunya sudah diekspor ke penjuru dunia. Jika Junghwa punya fasilitas pusat belanja yang besar, G-Park bisa saja menjual produknya disana bukan?

Harganya tak main-main, bung.

"Ah, bodoh sekali. Tak heran jika dia perlu bantuanku."

"Siapa yang kau sebut bodoh, Kim?" Suara wanita menyahut dari arah pintu membuat Taehyung membalikan tubuhnya. Oh ternyata Jungkook.

"Dirimu yang menjatuhkan berkas kontrak kerja dengan perusahaan lain." Jungkook marah mendengar itu. Maksudnya apa? Toh cuma kontrak kerja saja bukan? Jungkook pikir bisa saja itu hanya sekedar mencari keuntungan pribadi.

"Hei, aku punya alasan! Aku tidak menyetujuinya!" Taehyung benar-benar tak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Jungkook.

"Baiklah, aku akan bertanya padamu-" Ia berjalan ke arah Jungkook berada. Semakin Taehyung mendekat, semakin pula Jungkook mundur kebelakang hingga,

"Apa yang kau tau tentang perusahaan ini?"

Punggungnya terhentak pada dinding dengan tatapan tajam dari Kim Taehyung.

"Sebuah perusahaan finansial."

"Kau tidak tau bahwa Junghwa mempunyai pusat belanja terbesar?" Jungkook menggeleng. Taehyung sudah yakin dari awal bahwa jawabannya pasti tidak akan berbeda dengan apa yang ia dapat sekarang.

"G-Park bisa membuat keuntungan besar denganmu oleh produk sandangnya. Kau benar-benar tak tau itu?" lagi-Jungkook menggeleng. Matanya menatap kebawah karena ia sadar bahwa jantungnya sudah berkoar-koar ingin melarikan diri.

Taehyung memundurkan tubuhnya. "Baiklah, akan aku jelaskan."



Setelah penjelasan dari Taehyung, Jungkook mengerti dan meminta sekretarisnya untuk mengatur jadwal pertemuan. Kini mereka berada di sebuah restoran cina. Hidangan yang dipesan sudah tersedia di meja. Awalnya sih, mereka makan dengan tenang-

Tapi tidak mereka juga sih.

"Kau tak makan, Jeon?" Jungkook menggeleng. Taehyung menyimpan sumpitnya dan menatap Jungkook seakan bertanya, mengapa?

Beauty CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang