11

1.2K 102 5
                                    

Setelah dari restoran, Taehyung membawa mobilnya ke arah rumah mereka. Ia dan Jungkook sempat beradu argumen sebelumnya tapi setelah Taehyung menenangkannya, Jungkook yang sudah mengalah itu mengiyakan perkataan suaminya.


"Jung ayolah, aku sudah memberitahu sekretarismu untuk mengurus sisanya. Dia juga memberitahuku jika urusanmu sudah selesai jadi jangan sok sibuk padaku hari ini." Taehyung mencoba memberi tahu Jungkook semua isi pikirannya. Sementara itu Jungkook hanya cuek saja menghadapinya.


"Memangnya kenapa? Aku hanya ingin mengisi hari-hariku sendiri." ujarnya dengan nada yang cukup sarkas dan menyindir.


Alis Taehyung terangkat sebelah. Ia menatap lantai dan berpikir atas ucapan istrinya.


"Aku suamimu, kau tak ingin mengisi harimu denganku?" tanya dirinya sambil berjalan selangkah demi langkah mendekati Jungkook yang refleksi memundurkan tubuhnya.


Saat sudah mentok di dinding, Jungkook mendecih sebal dan memutar matanya. Ia juga melipat tangannya di depan dada dengan arogannya.


"Kau suamiku— benarkah? Apa aku juga berarti istrimu, begitu?" Jungkook memajukan langkahnya mencoba berani tetapi Taehyung sama sekali tidak terpengaruh. Ia hanya diam di tempat dan menatap Jungkook tanpa ekspresi.


Taehyung tidak berbicara membalas perkataannya, seolah mempersilahkan Jungkook jika dia ingin melanjutkan kata-katanya.


"Kita tidak pernah bersikap layaknya suami-istri, jujur saja aku terkadang risih dengan kau yang menyebut dirimu sebagai suamiku." Jungkook berbicara secara perlahan agar Taehyung bisa mendengarkan dengan baik.


Taehyung tidak kunjung berbicara, matanya melirik ke arah kiri dan memiringkan dagunya dengan arah yang sama.


"Kau lupa sesuatu? Kau merawat ku saat sakit, kita belanja kebutuhan sehari-hari, kau juga tidur seranjang denganku. Sikap suami-istri mana lagi yang belum kita laksanakan?" Taehyung memajukan wajahnya sampai Jungkook mematung di tempat dengan matanya yang melotot terkejut.


"Bicaramu seolah meminta sesuatu dariku."


"Tidak juga, aku hanya menunggumu memberikannya kepadaku." Taehyung menyunggingkan sudut bibirnya ke atas dengan tatapan matanya yang jelalatan.


"Apa yang kau bicarakan ini?" Jungkook mendorong Taehyung kesamping saat menyadari arah pembicaraan mereka. Ia berjalan ke dapur sambil menahan malu dan semburat merah di pipinya.


Taehyung terkikik geli dengan kesalah tingkahan yang di lakukan istrinya. Ia berjalan menuju sofa dan menyalakan televisi sedangkan Jungkook pergi ke dapur untuk menyeduh teh mawar untuk dirinya sendiri.


"Apa yang kau buat Jung? Wanginya harum sekali,"


"Teh mawar, jangan meminumnya! Tolong jagakan itu untukku, aku mau berganti baju dulu." Jungkook berseru sambil melangkah berjalan ke ketangga.


Taehyung yang meliriknya hanya menghela napas dan terkikik di dalam pikirannya. Ia berjalan ke arah dapur dan menghampiri meja bar dimana Jungkook menyimpan teko tehnya.


"Apa aku bisa meminumnya? Tidak masalah juga jika aku dimarahi." gumamnya tanpa mendengar apa yang Jungkook katakan sebelumnya Taehyung menuangkan teh tersebut kedalam cangkir dan menyesapnya.


Jungkook yang baru selesai berganti pakaian melihat Taehyung yang sedang berada di dapur dari lantai atas. Bibirnya mencebik kesal dan bergegas turun menuju ke bawah dan menatap fokus pada Taehyung yang sudah menyesap teh mawar yang Jungkook buat.


Beauty CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang