O8

1.1K 108 5
                                    

Jungkook menghela napas panjang sambil menatap layar laptopnya di ruangan pribadinya. Beberapa saat yang lalu ia juga meminta tolong kepada sekretarisnya untuk membawakan kopi untuk dirinya.


Pagi sekali ia langsung bangkit dari kasur dan bersiap menuju perusahaannya bahkan matahari belum terbit di waktu itu. Mengendarai mobilnya sendiri tanpa supir pribadinya ataupun suaminya sendiri.


"Bu, kopinya sudah saya bawakan." sahut sang sekretaris dari luar ruangan. Jungkook yang daritadi melamun kini tersadar dan bertingkah seperti biasanya.


"Masuk saja, Sekretaris Lee." Pintu terbuka dan ditutup kembali oleh sang sekretaris. Ia menghampiri meja presdirnya dan menaruh nampan dengan secangkir kopi kapucino kegemaran Jungkook setiap harinya.


"Boleh saya bertanya, Bu?" Sekretaris Lee masih berdiri di hadapan Jungkook. Ia sedikit gugup dan meremas tangannya di belakang tubuhnya.


"Tentu saja, tak perlu sungkan."


"Apa anda baik-baik saja? Akhir-akhir ini anda terlihat murung. Maafkan jika saya lancang." Jungkook berhenti bergerak menyesap kopinya. Ia menautkan kedua alisnya dan menyimpan cangkir tersebut dimejanya dengan sedikit tekanan hingga beberapa tetes kopi menodai meja kerjanya.


Terlihat sang presdir menghela napas panjang dan memijat pangkal hidungnya. "Mungkin hanya efek beberapa hari sebelumnya, aku tidak apa-apa kok."


"Saya sangat khawatir dengan kondisi anda yang terlihat lemas beberapa hari yang lalu. Harap beritahu saya jika anda merasa kurang enak badan, Bu." ujar sang sekretaris sambil tersenyum hangat pada Jungkook dan mengundurkan diri dari ruangan kerja Jungkook.


Satu detik setelah pintu ditutup, Jungkook tersenyum dan bersandar di kursi besarnya. "Maaf atas kekhawatirannya, terima kasih juga untuk sudah khawatir padaku."





beberapa hari yang lalu,


"Lisa? Siapa dia?" Jungkook mendongak menatap suaminya. Perasaan resah mulai melanda hatinya. Jungkook benci ini. Melihat respon Taehyung yang seperti tertangkap basah itu membuat Jungkook semakin takut dengan jawaban suaminya nanti.


"Lisa, dia. . ."


Taehyung mendesah pelan.


"Kurasa kau tak perlu tahu."


"Aku istrimu. Tentu saja aku perlu tahu tentang itu."


"Bagaimana jika kukatakan bahwa Lisa adalah kekasihku?" Taehyung menatap Jungkook tanpa ekspresi yang khusus dan membuat hati Jungkook mencelos. Sungguh panah yang menusuk itu sangat sakit, hatinya berdarah Jungkook pikir.


"Oh, dia kekasihmu?" Taehyung mengangguk dan menyerahkan layar ponselnya ke hadapan wajah Jungkook, "Ini fotonya." Seorang wanita dengan senyum manisnya yang membuat Jungkook iri.


"Mhm, dia cantik." Jungkook menyingkirkan ponsel Taehyung dari wajahnya dan berdiri melangkah ke arah tangga.


"Kau mau kemana, Jung?"


"Ruang kerjaku. Kau antarkan kopi untukku nanti bisakan?" Jungkook berhenti sebentar dan kembali melanjutkan langkahnya ke lantai atas. Ia mengambil langkah besar dengan cepat agar Taehyung tak melihat wajahnya yang kini sudah berantakan.


Beauty CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang