// lika

346 59 71
                                    

"Kepribadian ganda...?"

"Iya, yang sekarang lo ajak ngobrol itu Malika, yang suka sarkas itu Lika,"

Sebentar... benarkah? Haruskah aku percayai ini? Haruskah aku bertanya pada Khalid? Tapi... tapi Khalid— aku tidak di bolehkan Gaffriel untuk berinteraksi dengannya lagi. "Lika... gue punya banyak banget masalah, gue tau lo juga... kita sebagai perempuan saling ngerti, yuk? Gue sekarang pacaran sama Gaffriel, mungkin lo juga sayang, tapi sekarang Gaffriel sama gue. Gue gak mungkin relain orang yang gue sayang buat lo, baru dua hari, masa gue harus putus, Lik?" Suaraku bergetar, sosok cengengku ini harus kuubah, aku seperti seorang pengecut kalau harus menangis bila sedang emosi.

"Lo pacaran juga karna maksa Gaff, kan?! Sori... tapi benar, kan?"

Sial, aku harus akui itu. "Iya..."

"Ini demi kebaikan lo Na, yang tau ini cuma Gaffriel. Alasan Gaffriel tetap mau berhubungan sama gue pas tau sebenarnya soal masalah kemarin, karna dia tau sisi Lika yang dark. Dia gak mungkin pro ke lo karna ada Lika, Gaff lakuin itu karna dia gak mau lo kenapa-kenapa,"

"Apa, sih? Gue beneran gak paham, ini serius? Lo gak akal-akalin ini semua biar bisa dapetin Gaffriel, kan, Lik? Gue udah capek dengan semua drama ini, gue cuma mau hidup normal aja..."

Lelah, aku lelah harus mengalah. "Gue suka Gaff, tapi cuma suka, tapi Lika ini sayang sama Gaffriel. Gue serius kok lo boleh ke rumah sakit yang nanganin gue, awalnya Gaffriel gak percaya tapi dia percaya pas udah ke rumah sakit. Lika ini sisi jahat gue, gue gak bisa ceritain masa lalu gue, tapi intinya gue cuma gak mau lo kenapa-kenapa. Gaffriel tau soal ini karna sosok gue yang berubah dan karna gue juga gak mau Gaff kenapa-kenapa gue jelasin ke dia."

"Khalid...? Khalid tau?"

"Enggak, Khalid cuma tau sisi Lika aja. Gue tau kok dia suka sama gue, tapi karna Lika sukanya sama Gaffriel dia nunjukin sisi asli dia sampe akhirnya Khalid mundur. Saat itu yang ngendaliin Lika,"

Astaga... ini semua benar, kenapa hidupku seperti cerita di film-film, sih? Lalu aku harus merelakan Gaffriel? "Lo udah main api sama Lika, Na, gue cuma gak mau lo jadi korban Lika lagi,"

Lagi?! Apa maksud lagi? Haruskah aku bertanya? Tapi aku jadi seperti tidak sopan bertanya seperti itu. Aku menangis, tangisku lagi-lagi tidak bisa kukendalikan... aku harus putus dengan Gaffriel? "Jadi lo Malika? Malika, apa lo gak bisa ngomong baik-baik sama Lika? Gue mohon... gue gak mau putus dari Gaffriel, gue masih mau berusaha buat dia suka sama gue,"

"Gaff gak bisa suka sama lo karna Gaffriel udah sayang sama Lika, Na..."

"Lo.. tau darimana?"

"Tau karna Lika cerita gimana Gaffriel memperlakukan Lika selama ini,"

Putus... baru dua hari aku harus putus...? "Kalau gue gak putus gapapa kan, asal Lika gak tau?"

"Lika pasti tau, karna gue cerita sama Lika mau ketemu sama lo. Tadinya malah Lika yang mau ketemu lo tapi gue takut nanti dia ngelakuin yang enggak-enggak,"

Aku menghela gusar, kalau aku bercerita kepada Keera pasti aku harus menjelaskan semua ini sedangkan dari cerita Keera saja yang tau soal ini hanya Gaffriel. "Maaf, ya, Na, demi kebaikan lo kok. Kalaupun Gaffriel gak cerita soal kalian jadian, Lika pasti tetap tau,"

"Jadi lo Malika, sisi baik diri lo?"

Malika tertawa, akhirnya ia tertawa. "Gue bisa jahat juga lah, waktu double date itu gue, Na."

Sudahlah, aku sudah tidak tau lagi harus apa. Aku hanya bergeming memikirkan jalan apa yang harus kuambil, kalau aku keras dengan pilihanku... aku tidak tau maksud apa yang terjadi padaku, akankah aku di bunuh? Seram sekali layaknya film thriller. Kenapa hidupku harus seperti ini, sih? Tidak bisakah aku bahagia?

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang