// him

1.3K 73 55
                                    

Siang hari ini setelah keluar kelas aku dan kelompokku sepakat untuk mengerjakan tugas di taman kampus agar bisa sambil menikmati terik matahari siang. Aku dan Vinna berjalan bersamaan seraya berdiskusi masalah kelompok. Vinna salah satu orang yang kupercayai di kelompokku karna ia cukup bisa mengatur waktu untuk bercanda dan serius walau kami tidak satu cicle tapi sesekali kita sering bertegur sapa dan mengobrol soal tugas-tugas.

Oh iya, soal bagaimana perasaanku setelah aku menyudahkan hubunganku dengan Gaffriel, tentu saja aku tidak baik-baik saja. Bisa dilihat bagaimana pakaianku hari ini hanya jogger abu-abu, kaos oblong putih dan jaket hitam yang kupakai untuk berangkat dan pulang nanti, lalu tak lupa mataku yang bengkak. Bahkan untuk jalan saja rasanya lemas sekali, untung mimpi-mimpi buruk itu tidak datang kembali. Sejujurnya juga aku ingin sekali mengundur waktu untuk kerja kelompok mengingat anggota kelompokku akan membuatku mengelus dada, tapi aku harus professional agar tugasku cepat tuntas.

"WIIIIH ADA ANNA" Sapa Aresh disana dengan mangkuk yang berada di tangannya. "Na makan dulu ya kita, laper sumpah belom sarapan gue," timpal Dito di sela mengunyah.

Aku hanya mengangguk dalam senyum menata barang bawaanku di meja. "Cilla manaa?" Tanya Vinna kepada kedua lelaki itu. "Gak tau sih kayanya lagi di kantin apa ngerumpi kali," jawab Dito.

"Haah? Bukannya udah dibilang mau nugas ini?" Tanya Vinna lagi. Syukurlah, setidaknya aku tidak harus banyak mengeluarkan energi untuk menanyai kabar masing-masing orang di dalam kelompok ini, energiku benar-benar terbatas. "Cilla laagii... aduuh udahlah, lagi making out sama Timmy kali," celutuk Aresh yang telah usai makan.

"Hah tauan darimane lu Resh?" Sahut Dito yang ikut terkejut akan pernyataan Aresh.

"Lo pada kudet apa gimana dah, gitu deh males curcol," Jawab Aresh lagi, ia menaruh batang rokok ke bibirnya dan menyalakannya.

Aku hanya menghela melihat keadaan kelompokku, benar-benar aku pasrah akan kelompok ini padahal aku ingin menyelesaikan tugas agar bisa mengistirahatkan pikiran sejenak. "Aresh lo jangan ngomong begitu, ini kan tempat umum masa iya? Lagian Pricilla mungkin lagi sama temen nya di kantin apa gimana," ujar Vinna membenarkan ucapan brutal Aresh. "Lah iya serah lo, Vin, gue kan cuma ngasih tau perkiraan gue karna 'biasanya begitu dia,"

"Udah, gue cari Cilla dulu." Tegasku agar menyudahkan debat antara Vinna dan Aresh sebelum lebih lanjut. Tanpa pikir panjang aku pergi meninggalkan 3 orang kelompokku dan mencari Pricilla. Haaah... padahal kan sudah ngampus masa masi berasa anak SMP saja yang harus di cariin untuk kerja kelompok? Benar-benar sial hidupku.

Baru saja menginjakan kaki di depan kantin, aku sudah melihat jelas gadis itu tertawa-tawa di tengah kantin. Ternyata benar kata Vinna. Dengan langkah cepat aku mendekat ke arah Pricilla tanpa pikir panjang lagi, emosiku memuncak. "Siang Cilla, gue Anna ketua kelompok buat minta waktu lo sebentar untuk ngerjain tugas kelompok yang harus di kumpulkan secepatnya, apa bisa? Hari ini udah di kasih tau jadwalnya di group kok." Ujarku dengan tegas dan to the point.

Pricilla tampak tidak suka dengan kedatanganku, ia mengerutkan dahi, di ikuti dengan tatapan sinismya. "Bisa nanti gak? Gue lagi curhat sama temen-temen gue, ntar juga gue kerjain." Ujarnya.

"Haah? Kita butuh full team buat kerjain, lagi juga kalo lo yang ngerjain sendiri nanti ada yang gak ngerti bakal ribet. Bisa buat luangin waktu sebentar?"

"Dih??! Lo meragukan gue ya? Kok lo jadi kayak menggurui gue sih, gue gak butuh bantuan lo pada juga bisa,"

"Mau bisa apa ngga ini kerja kelompok, biar bisa ngerjain nya enak. Di buat kelompok kan gunanya buat saling bantu, kalo lo ngerjain sendiri ntar lo merasa terbebani lagi kalo ada yang gak lo ngerti,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang