Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
.Niel terus memberi kata-kata penenang pada gadis cantik yang sedang ia peluk sekarang sembari menangis. Niel menghela napas cukup berat.
"N-iel ..." panggil Jesslyn lirih.
"Kenapa, hmm?"
Jesslyn melepas pelukannya, lalu menatap teduh manik tajam milik Niel yang berubah sayu. Perlahan Jesslyn menghapus air matanya yang masih mengalir.
"Kamu ... adalah teman pertamaku, Niel. Makasih banyak karna udah mau denger keluh kesahku yang aku pendem selama ini." Jesslyn tersenyum manis pada Niel.
Niel tersenyum hangat. "Nggak papa, Jes. Aku harap setelah kamu keluarin unek-unek kamu selama ini, kamu bisa merasa lebih baik."
Kemudian Jesslyn menunduk. "Maaf, seharusnya aku nggak cerita tentang hidupku sama orang asing yang bahkan nggak aku kenal, hehe!" ucap Jesslyn sembari terkekeh kecil.
Niel menangkup wajah chubby Jesslyn lalu Niel menatap lekat manik indah milik Jesslyn walau sedikit bengkak akibat menangis.
"Hey, it doesn't matter to me, Jes. I know you're strong girl ..." Niel menggatungkan kalimatnya.
"The proof is that until now you still survive in this world. So, come on!" lanjut Niel dengan senyum manis andalan dirinya.
Jesslyn terenyuh mendengar penuturan Niel. "Fine, Niel. I-I'll try to be even stronger than before."
"Walau aku nggak terlalu yakin ..." lanjut Jesslyn di dalam hatinya.
Dan keadaan pun kembali hening, cukup sulit bagi Niel untuk memecahkan keheningan ini. Sampai ...
"Eum, Niel?" Jesslyn memanggil Niel sembari menautkan dua telunjuknya di depan dada seperti ini, 👉🏻👈🏻.
Niel mengerutkan alisnya. "Hu'um?"
"Boleh minta peluk untuk terakhir kalinya gak?" cicit Jesslyn malu.
Niel mengulum bibirnya supaya untuk tidak tertawa. "Boleh,"
Grap!
Tanpa aba-aba Jesslyn langsung menubruk tubuh Niel lalu memeluknya dengan erat, Niel pun membalas pelukan Jesslyn.
"Heem! Parfum Niel nenangin banget sih wanginya!" puji Jesslyn pada Niel sembari mencium wangi parfum Niel.
"Bener?"
Jesslyn mengangguk antusias. "Iya, bener!"
Niel terkekeh melihat tingkah Jesslyn yang lucu.
Setelah cukup lama berpelukan, Jesslyn melepas pelukannya lalu menatap wajah Niel.
"Kamu ganteng ..."
"Tapi, bekas tangan ini nggak cocok di muka kamu, Niel." Ucap Jesslyn pada Niel.
Niel tersenyum tipis. "Nggak papa. Ini bukan masalah besar,"
"Kamu sering di pukul?" tanya Jesslyn tiba-tiba.
Niel diam kemudian menjawab. "Enggak sih ..." jawab Niel bohong.
"Nggak perlu bohong! Kita berdua sama kok. Cuman 11, 12 an aja," sahut Jesslyn.
Niel menghela napas. "Udah! Jangan bahas ini lagi. Kuy ke kantin, biar aku traktir?"
Manik indah Jesslyn tampak berbinar. "Wah, kuy! Makasih, Niel!"
![](https://img.wattpad.com/cover/261685143-288-k390645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Is The Best Choice [END] ✅
Jugendliteratur"Niel tidur sebentar dulu, ya?" Kapan pun dan di mana pun, entah karena penyakitnya atau pun hal lainnya, kematian selalu mengincar mangsa yang lemah. **** Kepo dengan lanjutannya? Cus, langsung baca aja. 𝐇𝐢, 𝐰𝐞𝐥𝐜𝐨𝐦𝐞. 𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 �...