Part 22. Awal Mula Interaksi

658 107 234
                                    

Sorry for typo:)

Hi guys, sorry baru bisa up hehe, beberapa minggu ga up di WP tuh rasanya ga enak bgt hiks, bagi yang DM  aku maaf baru bisa bales sekarang. Karena, jujur aku sibuk bgt di rl.

Happy Reading
.
.
.

Selepas pulang sekolah Niel tidak langsung pulang ke rumah, melainkan dirinya berhenti di sebuah apotek untuk membeli resep obat yang diberikan Dokter Anderson padanya waktu lalu.

"Terimakasih." Ucap Niel tanpa mimik wajah pada kasirnya, dan langsung mengambil kantong plastik yang dipenuhi oleh berbagai macam merek obat. Niel pun langsung melangkah keluar dari apotek tersebut.

"Eh kembaliannya belum, Dek!" pekik sang kasir pada Niel.

Niel membalikkan tubuhnya kemudian menghadap ke arah sang kasir. "Ambil aja kembaliannya," ucapnya dan langsung melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Sang kasir tersenyum tipis. "Terimakasih kembali, Dek. Semoga kamu bisa sembuh dan sehat selalu." Ucapnya sembari menatap sendu punggung lebar Niel.

Niel masih dapat mendengar ucapan sang kasir tersebut. Tanpa berbalik, Niel hanya mengangguk singkat. "Semoga ..." gumamnya.

✯✯✯✯

Niel membawa motor sportnya dengan kecepatan sedang. Angin sore terasa berbeda hari ini, membuat raga Niel merasa sejuk dan rileks. Kendaraan bermotor juga tidak banyak berlalu lalang.

Niel belok ke arah kanan, ia lebih memilih melewati jalan pintas yang jaraknya sedikit lebih jauh dari jalan utama untuk menuju Mansion Papanya. Niel sengaja memilih jalan itu karena ingin membuang-buang waktu saja sembari menikmati pemandangan sore hari di kota Jakarta.

Saat akan berbelok arah lagi, Niel tak sengaja melihat seorang gadis cantik bersurai panjang yang tengah menggerutu sembari menghentak-hentakan kakinya di pinggir jalan trotoar.

Sepertinya Niel kenal dengan gadis tersebut. Buktinya, sekarang dirinya langsung menancap gas untuk menuju ke arah gadis tersebut.

"Bang Kriss jemput gue," ucap gadis itu sembari menunduk. Gadis tersebut bernama Queen.

"Heh! Nyesel gue tolak tawaran Bang Kriss pulang bareng tadi hiks! Gengsi amat sih lo Queen!" gerutunya kesal sembari terisak seakan-akan dirinya sedang menangis untuk mendramatisir keadaan.

Niel mengikuti Queen dari belakang dengan perlahan. "Ck kasian juga dia, kayak gembel." Ucap Niel pelan di balik helm fullface-nya.

"Siapa pun tolongin gue dong!" pekik Queen lalu menatap jam tangan bundar di pergelangan tangannya.

Niel menghela napas, kemudian ia melajukan sedikit kecepatan motornya untuk segera sampai di belakang Queen.

"Bantuin aja deh. Kasian, takut diculik sama om-om pedofil," ucap Niel santai.

"Buruan naik atau gue tinggal." Niel berucap dengan wajah datar pada Queen.

Queen menoleh ke belakangnya dengan wajah masam. Saat mata cantiknya mengenal wajah seseorang di balik helm fullface tersebut, senyum Queen merekah seketika. "Astaga! Makasih banyak Niel! Untung lo bantuin gue, coba kalau kagak. Beuh, nggak tau harus gi-"

Going Is The Best Choice [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang