"Niel tidur sebentar dulu, ya?"
Kapan pun dan di mana pun, entah karena penyakitnya atau pun hal lainnya, kematian selalu mengincar mangsa yang lemah.
****
Kepo dengan lanjutannya? Cus, langsung baca aja.
𝐇𝐢, 𝐰𝐞𝐥𝐜𝐨𝐦𝐞. 𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 �...
"Terkadang kamu perlu menyaring terlebih dahulu kalimatmu sebelum membuat hati seseorang terluka kala mendengarnya."
-Nathaniel Jovardan Valendra-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saya habis putus, Bestie') uh nyesek, wkk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seseorang yang gue maksud di kelas tadi siang itu adalah lo, Queen. Gue mau kasih kejutan buat lo, bukan buat orang lain. Jadi, stop overthinking."
Queen terkejut dengan mulut yang menganga lebar. "HAH?!"
"M-maksud l-lo?" tanya Queen kemudian langsung berdiri dari duduknya lalu mendekat ke arah Niel.
Niel menghela napas berat bermaksud menetralkan degup jantungnya yang berdetak cepat. Niel gugup. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo sekarang ... jujur, gue nggak tau ini bakal kayak gimana, soalnya gue---"
Niel menghentikan kalimatnya, namun tangannya yang kekar mengangkat tangan kecil milik Queen untuk ia genggam. Genggaman ini ... Queen dapat merasakannya, sangat erat sekali. Niel gugup, dia bingung harus mulai dari mana.
Niel menatap dalam manik bulat bercahaya milik gadis di hadapannya kini dengan tangan yang saling mengenggam.
"Gue cinta sama lo, Queen."
"Gue suka dan sayang banget sama lo." Dengan sekali tarikan napas Niel langsung mengatakan semuanya pada gadis di hadapannya kini.
Sebelum ke tahap berikutnya, Niel kembali menghela napas lalu berkata dengan tegas sembari menatap tulus manik Queen.