Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
.Ternyata Niel benar-benar melakukan hukuman yang diberikan oleh Pak Satpam Botak tadi padanya. Sekarang, ia tengah melakukan putaran yang ketujuh.
"Woi! Tungguin gue dong!" pekik Queen keras pada Niel.
Niel menghentikan larinya, lalu menoleh ke arah belakang menatap datar ke arah Queen yang tertinggal jauh darinya.
"Ngapain juga gue harus nungguin elo? Nggak penting," ucap Niel pada Queen dan langsung melanjutkan larinya.
Queen mengelap keringatnya yang bercucuran membasahi wajah cantiknya itu. "Selain ganteng, dia punya mulut yang pedas juga ya!" ucap Queen sembari menatap punggung tegap Niel.
Tak mau berlama-lama di situ Queen melanjutkan larinya untuk mengejar Niel.
"Heh! Lo memang bilang gue nggak penting di hidup lo, tapi ingat nih ya ... suatu hari nanti gue bakal menjadi hal yang terpenting banget di hidup lo. Percaya deh sama omongan gue!" ucap Queen penuh percaya diri pada Niel setelah ia menyamai langkahnya dengan Niel.
Niel memutar mata malas. Baru kali ini ia menemukan manusia yang penuh percaya diri seperti Queen, mana ia tidak tahu malu lagi.
"Kenapa gue harus percaya sama lo?" ucap Niel datar sembari menatap lurus ke depan.
Queen menoleh ke samping, menatap wajah tampan dan datar milik Niel yang sudah dipenuhi oleh keringat.
Damage lo, wahai Nathaniel! Ga ngotak anjrot! Author~
Queen sampai menganga melihat wajah Niel, meneguk ludahnya dengan kasar. Queen berkata. "Vibes lo nggak ngotak anjir!"
"Jawab pertanyaan gue yang tadi!" ucap Niel datar dengan mengabaikan lontaran kalimat pujian dari Queen padanya.
Queen akhirnya tersadar dari pikiran aneh yang ia pikirkan ketika melihat Niel tadi. Kemudian, ia mengerjapkan matanya dan itu terlihat sangat lucu.
"Eum ... kenapa ya? Gue juga nggak tau hehe. Tapi, kayaknya ini lebih masuk akal lagi deh. Karena gue bakal jadi pasangan lo di suatu hari nanti, hehe." Jawab Queen sangat jujur dan polos.
Tak!
Niel menyentil kening Queen keras. "Halu lo ketinggian, Bund. Yakali gue mau sama lo, cih! Males gue, nggak usah ngarep kek begituan deh." Ucap Niel pada Queen.
"Aw sakit bego! Sentil jidat gue sembarangan lo! Eh, nggak papa dong gue halu kayak gitu. Siapa tau bener terjadi, kan?" Queen berhenti berlari sembari mengusap keningnya.
Niel pun ikut berhenti berlari. "Dih! Semoga nggak!"
"Thor, please jangan deket-deketin gue sama cewek aneh ini. Awas aja lo kalau sampe berani, gue gampar lo!" batin Niel.
Heh anjir, serah-serah gue dong! Mau apain nasib lo berdua karena gue yang punya kendali di sini :v. Author~
"Kita nggak akan tau takdir kita kayak gimana ke depannya, El." Queen tiba-tiba bersuara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Going Is The Best Choice [END] ✅
Jugendliteratur"Niel tidur sebentar dulu, ya?" Kapan pun dan di mana pun, entah karena penyakitnya atau pun hal lainnya, kematian selalu mengincar mangsa yang lemah. **** Kepo dengan lanjutannya? Cus, langsung baca aja. 𝐇𝐢, 𝐰𝐞𝐥𝐜𝐨𝐦𝐞. 𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 �...