Happy Reading!< 2. Disaster >
---
Author POV
"Mamaa~" panggil Aca kemudian duduk di sofa samping ibunya. Mama menoleh, kemudian bertanya lembut, "kenapa dek?" Aca menyeringai kemudian dia memeluk ibunya.
"Sayang Mama!" Seru Aca seraya memeluk ibunya erat. "Hmm, iya Mama juga. Pasti Aca lagi ada maunya kan?" Goda Mama yang telah mengenal tabiat anak perempuan nya ini. Aca kembali menyeringai kemudian mengangguk.
"Mau ke Desa Pelangi, Ma! Bareng bang Jaehyuk sama bang Asahi. Kata gugel disana pemandangannya bagus banget. Aca jadi penasaran kayak gimana. Tapi ga ada fotonya sama sekali. Makin penasaran dah Aca." Oceh Aca panjang lebar.
Ekspresi Mama seketika berubah. Raut wajah khawatir, takut, dan sedih bercampur aduk disana. Mama berusaha merubah ekspresinya, tetapi tidak bisa. "De-desa Pelangi? Ya-yakin?" Tanya Mama gemetar.
Aca mengangguk, dia ingin tahu mengapa desa itu disebut Desa Legendaris oleh gugel.
Mama menghela napas panjang. Dengan berat hati ia mengangguk. "Hati-hati ya. Semoga kamu bisa keluar dari sana. Mama selalu sayang kamu sama Jaehyuk." Lirih Mama dengan air mata berlinang.
Aca menelan salivanya kemudian mengangguk pelan. Dia heran mengapa Mama nya tidak memberi respon baik kepada keinginannya.
"Kamu berhak tau tentang kejadian itu, Ca. Kamu berhak tau."
---
"Welcome to Desa Pelangi!" Seru Aca senang ketika mobil mereka melewati gerbang daun untuk masuk ke desa. Aca melihat beberapa rumah unik dan rute untuk ke air terjun legendaris yang ada disana.
"Air terjunnya ada 7?! Terus diatasnya ada pelangi cakep banget?!" Pekik Aca senang ketika Jaehyuk memberitahu tentang air terjun itu. Jaehyuk mengangguk. Asahi sebagai kang supir pun memarkirkan mobil sedan nya dengan rapi di lahan kosong.
Mereka keluar dari mobil dan melihat langit malam yang sangat gelap. Asahi melirik arloji nya kemudian bergumam, "pantesan gelap banget. Udah jam 18.45."
Mereka menatap sekitar dan menyadari bahwa desa itu sangat sepi. Hawa dingin merasuki tulang membuat Aca merinding. Dengan takut ia segera memeluk lengan Jaehyuk.
"Bang, kok sepi banget ya? Gelap banget ih." Protes Aca seraya memeluk lengan abangnya.
Jaehyuk hanya mengangkat bahu. Dia tidak tahu.
Akhirnya mereka pun berjalan kaki menuju air terjun legendaris itu. Asahi jalan memimpin di depan, sedangkan Aca dan Jaehyuk berjalan di belakangnya.
Aca berjalan dengan riang. Sedangkan Jaehyuk keringat dingin sejak tadi, mengingat dia mempunyai kenangan buruk disini.
"Ca. Pulang yuk." Ajak Jaehyuk khawatir. Aca menoleh menatap Jaehyuk dan dia menggeleng. "Gapapa bang, tenang aja. Kan ada Aca disini." Jawab Aca seraya menampilkan bear smile nya. Jaehyuk menghela napas relax dan akhirnya mengangguk.
---
"Abang!! AAAA NGERI BANGET!!!" Teriak Aca ketakutan. Teriakannya menggema hingga hutan sana. Jaehyuk menatap langit malam yang sangat gelap. Ada badai datang dengan tiba-tiba disana. Hawa dingin merasuk tulang, membuat mereka tiba-tiba merinding.
"Bang... Aca takut... hutannya serem banget kayak mau makan Aca... udah lagi disamping kita itu jurang dalem..." cicit Aca ketakutan. Tubuhnya gemetar dan matanya berkaca-kaca.
"Sebentar lagi sampe, Ca. Ayo semangat! Abang selalu ada buat adek!" Seru Jaehyuk menyemangati. Mereka perlahan-lahan berjalan menuju air terjun itu disertai badai yang menggelegar. Tanah licin membuat Aca hampir saja terpeleset.
"Eh! Udah mau sampe!" Seru Asahi yang daritadi memimpin jalan. Dia mendekati air terjun itu dan meninggalkan Aca dan Jaehyuk yang berada dibelakangnya. Aca berseru senang dan berlari mendekati air terjun. Tapi, tiba-tiba dia terpeleset masuk ke dalam jurang.
"AAAAA!!!"
Aca memegang dahan yang berada di sisi jurang erat-erat. Air matanya mendesak keluar. Jantungnya berdetak kencang sekali. Keringat dingin mengucur deras saat dia melihat kebawahnya, jurang dalam nan gelap.
Jaehyuk shock melihat adiknya berada disana. Kalut dia pun berusaha menarik Aca keluar dari sisi jurang.
Tidak bisa. Susah sekali. Tanah yang licin sangat berbahaya jika Jaehyuk terpeleset, siapa lagi nanti yang menolong Aca?
"Ba-bang... gimana ini...? Aca takut... takut banget..." lirih Aca seraya menangis terisak. Jaehyuk tidak menjawab, dia fokus menarik adiknya keluar dari jurang. Sekuat tenaga menarik adiknya keluar dari jurang dan akhirnya berhasil.
Aca memeluk abangnya erat disertai air mata mengalir deras. Jaehyuk membalas pelukan adiknya dan mengelus rambutnya lembut.
"Bang... bang Jae... huhu... Aca takut... takut banget..." isak Aca di dekapan Jaehyuk. Jaehyuk mengangguk pelan dan kembali mengusap rambut adiknya.
"Aca gamau kehilangan abang... cukup kaka sama papa aja yang ga ada..." lanjutnya terisak. Jaehyuk mengeratkan pelukannya ketika mendengar ucapan Aca tentang adik dan ayahnya. "Jae juga gamau kehilangan adek lagi, Ca. Dah belum? Ayo kita ke air terjunnya." Ucap Jaehyuk. Akhirnya dia menggendong Aca di punggungnya.
Mereka akhirnya tiba di air terjun itu.
Tidak ada pelangi indah seperti yang dikatakan Jaehyuk. Tidak ada air yang berdebum indah. Hanya ada air terjun mati. "Bang... pelanginya mana? Airnya juga kemana? Kok suasananya creepy banget sih?" Cicit Aca ketakutan.
Jaehyuk tidak menjawab. Ia menurunkan adiknya ke batu besar di belakang mereka, memutar badannya dan menatap adiknya dalam-dalam. Aca bisa melihat mata Jaehyuk yang terlihat takut.
"Ca. Desa Pelangi itu desa terkutuk. Kalo kamu mau liat pelangi terus keluar dari sini, kamu harus ngorbanin orang yang kamu sayang." Bisik Jaehyuk dengan tubuh gemetar. Mata Aca terbelalak. Sedetik kemudian ketakutan menghampirinya. Dia menggeleng kencang-kencang seraya berseru, "Ga jadi! Ga jadi! Ayo kita pulang, bang!"
Jaehyuk menggeleng lemah. Dia menundukkan kepalanya. "Ga bisa, Ca. Kita udah ke kurung di sini," balasnya pelan. "Kalau kamu mau pulang, aku bisa ngorbanin diri aku biar kamu bisa pulang."
Aca menggeleng lemah, dia tidak bisa seperti ini. "Jangan, bang. Jangan..." bisiknya pelan sekali. Dadanya sesak. Air matanya berdesakan keluar.
Bagaimana ini bisa terjadi padanya?
"KORBANIN AJA BANG JAEHYUK!!" Teriak Asahi dari jauh. Aca melotot dan balas berteriak marah, "APA-APAAN! GA BOLEH KORBANIN ABANG AKU!!"
Asahi berlari menuju Jaehyuk. Setelah sampai dibatu besar tempat Jaejyuk berdiri, ia segera mengikat kedua tangan Jaehyuk kebelakang menggunakan tali. Ia menarik Jaehyuk ke pinggir air terjun mati itu. Aca berteriak marah dan segera mendekati abangnya, tetapi langsung di dorong Asahi yang mengakibatkan Aca terjatuh dan kakinya tergores batu tajam.
"Bang... jangan bang... lawan bang Asahi jelek itu bang..." pinta Aca dengan air mata mengalir deras. Jaehyuk tersenyum lemah kemudian menggeleng.
"Gapapa, Ca. Ini emang takdir aku. Aku yang bikin saudari kita meninggal, Ca. Aku yang bunuh dia disini supaya aku bisa keluar dari sini, dulu. Aku jahat, Ca. Hiks. Abang jahat..." lirih Jaehyuk yang tiba-tiba terisak.
Bang Jae yang bunuh kaka perempuannya? Maksudnya?
●●●
A/n:
maap guys aku bikin asahoy jadi antagonis, xixiheyy u! Don't forget to click VOTE and comment! Thank you! ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Road ✔
Fanfic[END]《 Treasure ft. Yoonbin 》 Mereka berusaha bertahan hidup demi cintanya masing-masing, namun semesta dengan kejam memisahkan para pemuda malang dengan dunianya. Ada juga yang merelakan hidupnya untuk cintanya. Tetapi, apakah cintanya itu bahagia...