Happy Reading!
< 5. Sister >
---
Author POV
Mama menggenggam tangan Aca menuju Gerbang Daun. Kemudian mereka duduk bersimpuh dipinggir Gerbang itu. Menatap ke depan dan melihat sebuah nisan alami dengan nama-nama korban Desa Pelangi.
Ada dua nisan yang bercahaya menyita perhatian Aca. Yaitu nisan Jaehyuk dan nisan kaka perempuannya. Ia menatap lamat-lamat nisan kaka perempuannya, bergumam pelan, "Violet? Nama kaka Violet?"
Aca menyentuh nisan Violet --nama kaka perempuannya itu-- kemudian air matanya mengalir. Sekelebat memori tentang kaka perempuannya muncul. Memori ketika dia berumur 3 tahun dan dijahili kaka yang berumur 6 tahun berputar. Memori ketika Violet tertawa bahagia kepadanya berputar, walau tidak terlalu jelas.
Aca pun terisak seraya memeluk nisan Violet yang terpasang di sisi Gerbang Daun itu. Ia memeluk erat nisan itu seakan memeluk tubuh Violet. Tubuhnya gemetar dan dadanya sesak sekali. Rasanya ia ingin menangis 24 jam nonstop.
"Ka... jadi nama kaka itu Violet? Aku ga inget sama sekali," lirih Aca seraya terisak. Mama menatap wajah sendu Aca dan air matanya ikut mengalir. "Beneran nih nama kaka Violet? Kok namanya cakep sih ga kayak Aca? Hahaha... akhirnya Aca tau nama kaka..." ucapnya seraya tertawa kemudian menangis histeris.
Setelah tangisnya mereda, Aca menatap ke nisan sebelahnya, nisan Jaehyuk. Dia memeluk nisan itu. "Bang Jae... abang beneran udah pergi? Kok bisa si bang?" Lirihnya dan menangis terisak. Mama mengusap punggung Aca lembut kemudian membawa Aca ke dalam pelukannya.
"Huaaa... hiks... hiks... Mama... Aca kangen mereka... kangen banget... hiks..." rintih Aca seraya membalas pelukan Mama erat. Mama tersenyum sedih dengan air mata mengalir di pipinya, dia mengelus-elus rambut Aca lembut.
"Ka... ini kan yang kaka mau? Bikin hampir semua keluarga aku meninggal? Ini kan yang kaka mau?" Batin Mama seraya menatap bengis Desa Pelangi. Tangannya berhenti mengelus rambut Aca ketika anak semata wayang nya itu berlirih.
"Bang Jaehyuk... ka Violet... Aca sayang kalian... sayang banget... Adek kangen abang. Adek kangen kaka... Aca ga inget muka ka Violet secara jelas... huhuu, maafin Aca..." lirih Aca kemudian menangis histeris.
"Semoga kalian tenang disana. Aca sayang kalian." Gumam Aca, sedangkan tangan Mama mengepal kuat. Dia tidak percaya bahwa kini tinggal dirinya dan anak bungsunya yang masih hidup.
"Semua salah kamu, Ka. Kamu yang bikin desa ini jadi desa terkutuk. Ini semua salah kamu. Salah kamu, Ka." Batin Mama dan rahangnya mengeras. Mama melepas pelukannya kemudian bangkit dan berdiri didepan Gerbang Daun. Dia menutup matanya dan menyatukan kedua tangannya didepan dada.
SRINGGG!!!
Keluar sinar keemasan dari tubuh Mama. Sinar itu menyebar hingga seluruh Desa Pelangi tertutup sinar keemasan itu. Aca tidak percaya melihatnya, karena dia melihat tubuh Mama nya bersinar terang, macam di novel fantasi yang sering ia baca.
"Ga mungkin! Masa Mama penyihir?!" Batin Aca menduga-duga. "Ah jangan ngada-ngada lah Ca." Batinnya lagi.
Sinar keemasan itu semakin lama semakin terang, dan kemudian tangan Mama menyerap semua sinar itu dan melemparkannya ke langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Road ✔
Fiksi Penggemar[END]《 Treasure ft. Yoonbin 》 Mereka berusaha bertahan hidup demi cintanya masing-masing, namun semesta dengan kejam memisahkan para pemuda malang dengan dunianya. Ada juga yang merelakan hidupnya untuk cintanya. Tetapi, apakah cintanya itu bahagia...