Ditinggal pergi jauh sama sahabat dari bayi, nyesek ga sih? Itulah yang dirasakan Naya. Udah lagi, alasan Yoonbin pergi jauh itu gara-gara Naya.
Sebenarnya ada apa dibalik Naya?
"YOONBIN!!! HA YOONBIN!!! JANGAN PERGI WOI!!!"
---
Happy Reading!
< 1. The last day >
Naya POV
Namaku Lee Naya. Aku memiliki sahabat laki-laki sejak bayi bernama Ha Yoonbin, biasaku panggil Ben. Cowok luar biasa cuek macam bebek tapi ia sangat baik kepadaku. Kata orang, "dimana ada Yoonbin, disitu ada Naya." begitu pula sebaliknya.
Kami selalu bersama-sama. Hingga suatu hari, Yoonbin pergi tanpa sepengetahuanku. Hilang begitu saja. Bagaikan ditelan bumi.
---
Aku berjalan riang menuju rumah yang berada tepat disamping kananku, rumah keluarga Ha alias rumahnya Yoonbin. Dengan semangat aku mengetuk pintu rumahnya seraya berteriak, "Yoonbin! Naya cakep dateng nih!"
Beberapa menit kemudian akhirnya pintu rumahnya terbuka. Menampilkan wajah bare face Yoonbin dan ia memeluk bantal tsum-tsum kesayangannya yang sudah buluk. Dia menatapku datar seperti biasa kemudian wajahnya seakan menyuruhku masuk kerumahnya.
"Siapa, nak?" Tanya seorang ibu paruh baya dari dapur minimalis. Kami yang berada di ruang tamu hanya saling tatap. Yoonbin hanya diam seperti patung dan akhirnya aku yang menjawab. "Naya bu!" Seruku riang dengan mata berbinar.
Nyonya Ha keluar dari dapur. Raut wajahnya terlihat senang ketika menatapku. "Naya!" sapanya dengan riang. Aku mengangguk kemudian beringsut mendekatinya. Nyonya Ha menatapku lembut seraya mengelus kepalaku, sedangkan aku hanya cengengesan.
"Ibu sekarang mau bikin kue apa?" Tanyaku seraya menatap wajahnya yang teduh. Nyonya Ha terlihat berpikir kemudian menoleh kearah Yoonbin dan bertanya, "kamu mau kue apa, Bin?"
Yoonbin yang masih setengah sadar hanya menjawab asal. "Kue balok coklat." Jawabnya. Nyonya Ha mengangguk kemudian kembali menatapku. "Yuk bantuin ibu bikin kue balok." Ajaknya. Aku mengangguk semangat dan kami pun segera menuju dapur.
---
Aku dan Nyonya Ha sedang asyik membuat adonan kue. Sedangkan Yoonbin hanya menatap kami dengan wajah mengantuknya seraya duduk di kitchen bar. Ia masih saja memeluk bonekanya.
"Nay, tuh liat. Daritadi Yoonbin ngeliatin kamu." Bisik Nyonya Ha seraya tertawa kecil. "Dih." balasku spontan kemudian menoleh kearahnya. "Heh, bantuin sini!" Ucapku kesal karena ia hanya duduk menontoni kami. Yoonbin hanya diam kemudian menggeleng.
"ga ada akhlak." batinku.
---
Yoonbin mengunyah kue balok seraya memainkan ponsel mahalnya---dalam artian sebenarnya, ponselnya diputar-putar macam main gasing. Aku menatapnya ngilu kemudian menggeleng pelan. "Kasian hpnya." Batinku menatap prihatin ponsel berlogo apel itu.
Aku meraih ponselku yang berada disaku celana kemudian melihat notifikasi pesan dari bunda. Dengan cepat aku membukanya dan terlihatlah room chat ku bersama bunda.
Bunda
Bunda
Nay, kamu dimana?
Naya
Dirumah Yoonbin, bundaa. Kenapa?
Bunda
Pulang ya, kita kontrol ke rumah sakit kayak biasa
Aku menatap layar ponselku datar kemudian tersentak kaget karena tiba-tiba Yoonbin menyentuh bahuku. Aku menoleh dan melihat raut wajahnya yang terlihat sedikit khawatir. "Kenapa?" Tanyanya. Aku menghela napas kemudian menatapnya dengan senyum riang khas-ku.
"Gapapa. Aku pulang dulu ya. Ada urusan, hehe." Ujarku dengan cengiran palsu. Yoonbin hanya diam dan aku pun bangkit dari sofa. "Ibu, aku duluan ya. Ditungguin bunda soalnya hehe." Pamitku dengan cengiran ketika melewati Nyonya Ha yang duduk di bangku teras depan rumahnya.
Nyonya Ha mengangguk dan aku pun segera kembali kerumah. Meninggalkan Yoonbin yang menatap punggungku dalam diam.
"Kamu baik-baik aja kan, Nay?"
To be continued...
---
A/n :
Attention!
Jadi work cerpen aku yang kemarin aku gabung disini semua yaa! Juga bakal direvisi hehe. oke, semoga suka!
Don't forget to click VOTE and comment! Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Road ✔
Fiksi Penggemar[END]《 Treasure ft. Yoonbin 》 Mereka berusaha bertahan hidup demi cintanya masing-masing, namun semesta dengan kejam memisahkan para pemuda malang dengan dunianya. Ada juga yang merelakan hidupnya untuk cintanya. Tetapi, apakah cintanya itu bahagia...