Cuma gara-gara mimpi buruk itu, Haruto jadi meninggal.
Apa yang terjadi?
---
Happy Reading!
< 1. I >
Lyra POV
Hai! Namaku Lyra. Manusia lokal Negara Kepulauan Terbanyak di Dunia. Hidupku isinya hanya nge-fangirl, yang suka banget halu. Biasku Haruto. Bukan Naruto ya. Iya, biasku itu si Watanabe Haruto yang visualnya ga ngotak.
Dan... aku sangat menyukainya. hehe
---
"Lyra!" Teriak kaka perempuanku yang bernama Sasa. Aku yang berada dikamar lantai bawah segera keluar dan mendekatinya. "Ngapa?" Tanyaku setelah sampai didepannya. Ka Sasa tidak menjawab. Ia hanya senyam-senyum tidak jelas seraya menatap ponsel 0pp0-nya. "Treasure Map update!" Ia akhirnya berseru setelah beberapa menit diam.
Mataku membulat mendengarnya. Dengan tergesa-gesa aku mengecek notifikasi ponselku. Benar, dia ga ngada-ngada. Treasure Map udah di-upload sama agensinya. Aku duduk disofa ruang tamu dan menonton Treasure Map tanpa subtitle. Padahal mah aku ga ngerti apa yang mereka omongin.
Aku berteriak-teriak kesenangan setiap menatap wajah perfect seorang Watanabe Haruto. Remaja Jepang berumur 17 tahun itu benar-benar membuatku michyeogane (gila). "AAAA HARUTO GANTENG BANGET GA NGOTAK!!!" Teriakku seraya menyodorkan ponselku ke wajah ka Sasa yang juga sedang menonton Treasure Map diponselnya sendiri.
"Gausah kayak gitu apa!! Aku juga tau kali!! Lebay banget!!" Bentak Ka Sasa tiba-tiba. Aku terdiam melihat responnya yang begitu tidak santai, kemudian pergi meninggalkan ka Sasa seraya menahan tangis.
"Yaudah iya apa. Gausah ngebentak kayak gitu juga kali. Sakit hati nih." gumamku kesal sekali seraya menyeka air mataku yang mulai mengalir. Memang, aku anaknya emosional banget.
---
"Ka. Ntar kalo mereka debut, bilang ke aku ya."
Itu kataku sebelum masuk ke asrama. Ka Sasa hanya mengangguk sedih melihat adik satu-satunya masuk ke asrama.
Dan sekarang aku duduk ditengah kasur seraya memegang surat yang dikirim ka Sasa lewat JieNE. Air mataku berlinang dan menatap sendu foto hitam putih yang di-print ka Sasa untukku. "Ruto...," lirihku seraya mengusap fotonya. Ini pasti foto pas di MV 'Boy' alias lagu debut mereka.
Untung dikamar cuma aku yang haid sendiri, yang lain pada shalat Zuhur di mushalla. Jadinya aku bisa nangis sepuasnya.
Ku dekap surat itu erat seraya memeluk lutut. Rasa rindu dihati seakan ingin meledak laksana kembang api. Tetapi jika hatiku meledak, bisa-bisa aku mati karena hatiku meledak. Alah, apaan sih Ly.
"Ruto-ya. Semoga kamu sama yang lain ga diganggu sama dispek dakjal ya. Aamiin." gumamku sedih mengingat idolaku yang dulu sering diganggu dispek. Aku memanyunkan bibirku kemudian kembali bergumam, "pengen nonton MV nya, tapi disini ga boleh pake hp sama laptop."
Ku tatap foto hitam putih itu lamat-lamat dengan senyum sendu.
"Kau bagaikan Puncak Everest, To. Terlalu sulit dan berbahaya untuk kugapai...," lirihku dengan air mata berlinang, "berbahaya untukmu juga. Karena aku tau kalo kita bareng-bareng itu, impossible."
Aku mengambil mp3 dari ransel kemudian naik ke kasur temanku yang berada ditingkat atas. "Numpang ya, temanku." izinku entah pada siapa. Teman-temanku belum pada pulang, jadi aku bisa leluasa karaoke-an.
"TUHAAAAN... MAAFKAN DIRI IINII... YANG TAK PERNAH BISA MENJAUH DARI ANGAN TENTAAANGNYAAA~" Aku bernyanyi kencang-kencang dengan air mata mengalir. Untung kamar ini kedap suara, jadinya enak buat karaoke.
"Dah lah. Kita ga akan pernah bersatu, To. Kita beda keyakinan. Sekuat apapun aku berusaha, kita ga akan pernah satu. Aku bakal mundur dan mencintaimu dalam diam... asik, HAHAHAHA." gumamku kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Ya ampun, aku hampir ga waras." batinku kemudian memeluk lutut. Bersiap mendengarkan lagu menggunakan earphone.
To be continued...
---
Balik lagi dengan cerpennya Haruto! Ini nama tokoh ceweknya aku ganti ya, hehe. semoga suka!
Don't forget to click VOTE and comment! Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Road ✔
Fanfic[END]《 Treasure ft. Yoonbin 》 Mereka berusaha bertahan hidup demi cintanya masing-masing, namun semesta dengan kejam memisahkan para pemuda malang dengan dunianya. Ada juga yang merelakan hidupnya untuk cintanya. Tetapi, apakah cintanya itu bahagia...