Drop. Lagi.
|||
Boleh fokus sama diri sendiri. Tapi jangan sampai melupakan orang-orang terdekat. Apalagi karena masa lalu yang sempat bukan lagi menetap.
°°°
Langit-langit kamar berwarna putih. Lagi-lagi hal itu yang pertama kali Sora lihat saat sadar, hingga ia sangat menyadari dimana ia saat ini.
"Sora, udah sadar?" tanya dari seorang pemuda itu membuat Sora menoleh.
Sora tersenyum simpul lalu mengangguk. Seakan tersadar bahwa dirinya drop lagi, tiba-tiba ia kebingungan. "Kok aku bisa ada disini?" tanyanya.
"Gue tadi ada gak sengaja dengerin pertengkaran lo sama Reani. Gue juga lagi di rooftop. Gue baru juga mau nenangin lo dari kesedihan, cuma gue dibikin kaget ketika abis teriak, lo langsung pingsan," jelas Jayn menatap dengan raut wajah yang sangat Sora tahu.
Wajah mengasihani. Raut wajah yang paling Sora benci. Apalagi karena dirinya. Sungguh, mengasihi Sora hanya akan membuatnya merasa kecil. Sora benci merasakan hal itu. Karena hanya akan mengembalikan kenangan sakitnya di masa lalu.
Sora hanya bisa tersenyum palsu. "Makasih, ya, Jayn."
Jayn yang tidak mengerti arti dari senyuman Sora hanya bisa senyum memaklumi. "Oh iya, karena gue gak tau siapa wali lo, dan handphone lo gak ada fingerprint dan cuma ada sandi. Gue gak bisa hubungin siapa-siapa," ujarnya blak-blakan.
Sora tersenyum geli. "Gak usah seberusaha itu juga kali, Jayn. Gapapa, biar aku sendiri yang ngurus."
Jayn menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. Tersenyum malu karena jawabannya yang terlalu jujur.
"Oh iya. Aku boleh minta tolong gak, Jayn?"
Jayn menaikkan sebelah alisnya. "Apaan?"
"Tolong jangan bilang siapa-siapa kalau aku drop," pinta Sora sambil menoleh ke arah jendela yang menunjukkan bahwa hari akan gelap. "Mending kamu pulang deh. Biar aku aja yang ngurus semuanya. Kamu gak perlu mikir atau pun khawatirin apapun. Kamu udah cukup baik sudah nganterin aku kesini," jelasnya agar Jayn tak lagi mengasihaninya.
Untuk kesekian kalinya. Tolong biarkan dia sendiri yang menyelesaikan.
Jayn tersenyum simpul memaklumi. "Kalau ada apa-apa, jangan sungkan buat minta bantuan dari gue, ya!" tuturnya penuh harap seraya berdiri dari duduknya.
Jayn berjalan perlahan menjauh dari Sora. Gadis itu hanya bisa menatap punggung cowok itu yang kian menjauh.
Jayn terhenti dari langkahnya hingga membuat Sora mau tidak mau kebingungan. "Oh iya, gue bukan kasihan sama lo, tapi gue peduli," ungkap Jayn seakan membaca pikiran Sora. "Bye!" pamitnya seraya melambaikan tangan kanannya.
Sora sontak membalas lambaian itu dengan senyumnya. "Aku tahu, tapi kenapa aku ngerasa kalau peduli kalian itu beban bagiku?" gumamnya merasa bersalah.
°°°
Pulang rumah sakit, Sora merasa tubuhnya remuk. Mungkin benar, saat ini ia sedang di fase benar-benar capek. Butuh istirahat panjang dari sekian kejadian. Bagaimana pun, mental dan fisik saling berkaitan layaknya dua ginjal yang kembar.
Bedanya ginjal bisa berdiri sendiri tanpa si ginjal yang satunya lagi. Sedangkan mental jika jatuh begitu pula dengan fisik. Mereka benar-benar kembar dalam merasakan sesuatu melalui hal yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Soul
FantasyDON'T COPY MY STORY!! Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 kayaraya 9 Mei 2020 #1 anaksultan 9 Mei 2020 Ngasih kritik dan saran? BOLEH BANGET>< Kenali saya lewat 👇 My Ig : @mtradl03 °°° Dengan jiwa kedua, aku mengenalmu, lagi. °°° Gadis yang be...