Berbelit (1)
|||
Seakan duniamu tak pernah ingin menerimaku.
-Dia yang tak pernah diingat
°°°
"Lo naksir ma dia, ya?"
"Eng-nggak kok!"
"Percuma bohong sama gue, Ra. Tapi gue saranin, jangan deh."
"Lah, kenapa?" tanya Sora keheranan.
Reani tersenyum meledek. "Katanya gak suka..."
"Apaan sih, enggak." Sora memalingkan wajahnya, malu.
"Kalau gitu, kak Tirta buat gue aja," gumam Reani pelan seraya menunduk memikirkan gumamannya sendiri.
"Hah? Apa?" Sora menoleh ke Reani
"Ah, apaan? Gue gak ngomong apa-apa kok," elak Reani, pura-pura.
°°°
Langit mencoba menutup hari dengan mendatangkan kegelapan yang pasti. Percikan cahaya hidup dari sudut manapun. Tampak indah jika dilihat dari atas gedung. Apalagi melihat betapa ramainya kendaraan yang saling bersahutan.
Berbeda dengan Reani yang sengaja mematikan lampu kamar, bengong karena fokus dengan isi kepalanya sendiri. Entah kenapa, ia teringat dengan masa lalunya.
Kilatan-kilatan yang bernama kenangan itu berlalu lalang di dalam benaknya tanpa permisi.
Pertengkaran orang tuanya tiap malam. Selalu berakhir dengan tangisan. Rumah selalu jadi terlihat sampah, sangat berantakan. Reani hanya berani menonton itu dari celah pintu kamar nya.
Bahkan setelah mereka berpisah pun, Reani tak pernah hidup tenang. Ia tinggal dengan Ayah nya yang pecandu. Minum dan rokok adalah makanan sehari-hari Fero -Ayah Reani- Harus pulang cepat untuk lanjut bekerja part time. Pulang ke rumah belajar sampai ketiduran.
Hanya hari minggu, hari tenang Reani. Meski ia harus melakukan kerja part time, tapi itu pun hanya setengah hari. Jadi, setidaknya dia bisa istirahat yang benar-benar istirahat.
Sekeras itu Reani mencari uang, dan seenaknya juga sang Ayah mencuri uangnya. Capek memang. Tapi Reani tidak punya pilihan untuk pergi.
Satu-satunya keluarga Reani saat ini hanyalah Fero. Bahkan Dria -Mama Reani- tak pernah mengabarinya sejak surat cerai di serahkan kepada Fero.
Kenapa Dria tak membawa pergi Reani? Jujur, Reani ingin sekali bersama dengan sang Mama, tapi Dria meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Reani kira yang peduli kepada nya hanya Mama. Tapi ternyata tidak. Tak ada yang benar-benar yang peduli dengan dirinya.
Sampai akhirnya, di titik terendah kehidupan Reani. Ia bertemu dengan Tirta.
Seorang yang membuatnya sadar, tak semua laki-laki seperti ayahnya.
"Kamu kenapa nangis?" tanya seorang anak cowok berumur sepuluh tahun.
Gadis yang memakai bandana itu sejenak berhenti menangis, mendongak menatap dengan yang mengajaknya berbicara.
Reani yang berumur delapan itu melanjutkan tangisannya bahkan bisa memekakkan telinga yang mendengarnya.
"Eh, eh, kok makin kenceng sih nangisnya," ujar Tirta kecil yang ikut duduk di samping Reani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Soul
ФэнтезиDON'T COPY MY STORY!! Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 kayaraya 9 Mei 2020 #1 anaksultan 9 Mei 2020 Ngasih kritik dan saran? BOLEH BANGET>< Kenali saya lewat 👇 My Ig : @mtradl03 °°° Dengan jiwa kedua, aku mengenalmu, lagi. °°° Gadis yang be...