Enam Belas

22 2 0
                                    

I hate me

|||

Anehnya aku lebih suka seseorang yang menyakiti daripada yang menyembuhkan.

°°°

"Sora!"

Siapa? Suara siapa?

"Soraya!"

Perlahan matanya terbuka melihat langit-langit berwarna putih. Kemudian matanya menatap ke samping melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata Reani, yang sedang menatapnya khawatir.

"Lo gapapa?" tanya Reani. "Kenapa lo pingsan? Terus itu apa?" tanyanya bertubi-tubi dengan mengarahkan telunjuknya ke depan mata Sora.

Sora mengernyitkan dahi. "Gue tadi pingsan? Jadi, ini di UKS dong?"

Reani menganggukkan kepalanya sebagai respon.

"Apaan yang maksud lo apa? Mata gue kenapa emang?" tanya Sora tak mengerti.

Reani kelihatan ragu untuk menjawab. "I.. itu... Ujung mata lo."

Sora menaikkan ujung alisnya, lalu mencoba menyentuh ujung matanya. Ternyata matanya berair.

"Lo gapapa? Mimpi buruk apa lo sampai nangis gitu?" tanya Reani.

Kening Sora berkerut lalu mengangkat bahunya. "Gue gapapa, tenang aja," ujarnya berusaha menenangkan Reani.

Aku kenapa nangis, ya? batin Sora seraya mengingat.

Seketika ingatan tadi terbayang dikepalanya.

"Oh ya, satu hal yang gak bakal bosan saya ingatkan jika kamu masih saja lupa." Randa bersuara membuat Sora lagi-lagi membuatnya tidak jadi melangkah pergi dan juga membalikkan badan.

"Apa lagi sih?" ujar Sora yang kesal.

Ni orang kenapa sih, kok bisa baca pikiran gue. Dan apalagi! Apa lagi! batin Sora menatap Randa dengan kesal.

"Jangan seolah-olah kamu kenal dengan saya. Jangan sok akrab. Karena dari awal kamu itu cuma masalalu yang gak perlu di bawa lagi saat ini. Kamu itu cuma PELAMPIASAN AMARAH SAYA!" bentak Randa yang lagi-lagi membuat Sora terguncang.

Mungkin awalnya dia menahan, tapi sudah tak bisa ditahan lagi. Ini terlalu menyakitkan.

"Apa? Pe-lam-pi-a-san?" tanya Sora tak percaya dengan setetes air matanya yang jatuh. "Kamu.. Apa kamu gak menyesal telah seperti itu kepadaku?" lanjutnya dengan menatap Randa tajam.

"Kalau jawaban 'iya' bisa membuatmu pergi dan takkan kembali. Maka, tak perlu ada yang dijelaskan lagi." Randa menjawabnya dengan dingin.

Air mata Sora yang jatuh kian deras. Dengan cepat punggung tangannya menghapus air mata tidak berguna itu.

Kemudian, Sora berbalik badan dan melangkah pergi sebelum akhirnya ia bangun tiba ditempat semula.

Ah, sial. Kenapa gue bisa suka sama dia. Bahkan pernah, dan anehnya sekarang perasaan itu muncul lagi. Apakah takdirnya semenyedihkan ini?

Sora menyentuh keningnya dan merasa frustasi. Rasanya ingin lenyap saja dari bumi. Kenapa semua hal bernamakan perasaan harus semenyedihkan ini? Apa tidak cukup baginya menyukai Tirta saja? Kenapa harus Randa?

"ARGHHH AAAAAAA!!!" pekik Sora membuat Reani terkejut.

"Heh, lo kenapa sih woi? Gila lo, teriak-teriak? Ada masalah apa? Cerita sama gue!" cerocos Reani tanpa  jeda.

Second SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang