Tiga

130 49 37
                                    

Jangan lupa klik bintang di ujung kiri bawah ya gais apalagi ngasih komen dan share ke temen kamu. Itu sangat berarti untukku❤️

-----Happy Reading-----

Peduli?

|||

Tanpa sadar keisengan itu menjadi sebuah hal yang serius.

°°°

Mata indah itu mengerjap, langit-langit ruangan berwarna putih itu jadi hal yang pertama yang terlihat. Sontak ia menggerakkan bola matanya mengelilingi ruangan yang ia tempati. Matanya terhenti pada tangan kirinya. Menilik seorang cowok yang menggenggam tangannya dalam keadaan tidur. Cahaya pagi yang menyelinap belum mampu membangunkan cowok itu.

Rasa rindu nya perlahan menguap, tetapi mengapa mereka diruangan ini? Ya, rumah sakit. Dia merasa dirinya baik-baik saja, apa dia lupa? Telah mencoba untuk mengingat, namun berakhir dengan pusing yang meradang. Yang teringat, ia punya janji dengan cowok disampingnya ini. Janji temu di kolam renang.

Setelah seperkian menit Sora bangun, Tirta juga bangun, mendongak menatap wajah yang ia khawatir kan dari kemaren. Wajahnya berbinar melihat Sora yang telah sadar.

"Kok aku bisa disini? Bukannya kita ketemuan di kolam renang ya?" tanya Sora yang kebingungan.

Wajah Tirta yang awalnya sumringah berganti menjadi terperangah. "Kamu gak ingat sama sekali?" tanyanya tak percaya.

Sora menggeleng pelan hingga membuat Tirta hanya bisa menghela napas. "Aku gak tau jelasnya seperti apa," lirih Tirta. "Yang jelas, ketika aku sudah datang, kamu telah berbaring dengan pakaian yang basah kuyup," lanjutnya.

"Serius deh, aku gak bisa ingat," lirih Sora yang mencoba mengingat nya.

"Arghh!" Sora mengeluh kesakitan sembari mengelus keningnya yang cenat-cenut.

"Gak usah dipaksain kalau gitu," ujar Tirta menenangkan.

"Kamu dari mana sih? Kok gak ada ketika aku tunggu?" tanya Sora sedikit sebal.

"Aku kemaren tuh ke toilet, lupa bawa ponsel. Harusnya kamu tunggu aja di luar gitu, ngapain masuk duluan," protes Tirta.

"Ya kali gitu, mana tau, kamu ngasih surprise," canda Sora seraya terkekeh kecil.

Tawa itu menular kepada Tirta. "Idih, dasar-"

"Ekhem. Ini rumah sakit, bukan buat pacaran," ketus Frando singkat.

Terlalu larut dalam percakapan mereka, tak sadar akan keberadaan Frando yang langsung memotong pembicaraan.

"Pacaran, ndasmu!" protes Tirta. "Calon Husband kali," lanjutnya seraya tertawa lepas.

"Hilih, ingit yi, kili mi jidi tikdirnyi Siri, hiris dipit pirsitijiinki," protes Frando yang gak jelas.

(Halah, ingat ya, kalau mau jadi takdirnya Sora, harus dapat persetujuanku)

"Apaan sih, masih SMP juga," ujar Sora menatap Tirta tak suka. "Kamu juga, Ndo. Masih kelas 6 SD sembarangan omong mulu kamu." Ia memicingkan mata nya menatap kedua cowok didepannya ini.

"Kakak kenapa sih?" lirih Frando yang melihat Sora dengan sebal.

"Kenapa, apa maksud kamu?" tanya Sora yang bingung arah pembicaraan Frando.

"Kenapa kakak harus sembunyikan semua luka kakak?" lirih Frando. "Gue gak buta ya kak, gue bisa liat sendiri perubahan di raut muka lo sebulan terakhir ini makin murung. Trus lengan lo suka luka-luka kenapa coba?" lanjutnya dengan mencebik kan bibirnya.

Second SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang