Tiga Puluh Dua

7 0 0
                                    

Tak Pantas

|||

"Luka yang tenggelam itu mulai kembali ke permukaan, menuntut maaf dari sang pelaku. Namun sayangnya, sang pelaku sangat pengecut, hingga kata maaf hanya jadi angan-angan semata."

•••

Baru kali ini, Wynke merasa muak menjadi jomlo. Bukannya apa-apa, tapi Sora dan Randa semakin dekat membuatnya engap melihat romansa diantara mereka. Tapi ya gitu, dekat tapi tidak ada kejelasan. Mau bilang jangan romantisan malah dibantah mulu, bingung kan mau harus bilang apa?

Perpustakaan, ya, anehnya mereka bertiga ada di perpustakaan dengan Wynke yang minta tolong untuk tugasnya. Sora memperhatikan Randa mengerjakan soal-soal itu seraya bertanya dan justru malah ikut menolong-menjawab soal-. Sora paham dengan sejarah bahkan bisa dibilang ahli-menurutnya-, sejatinya sejarah adalah jiwanya. Seandainya Sora tidak ingin menjadi seorang chef, ia mungkin akan satu jurusan dengan Wynke.

"Jangan sok pintar deh bocah. Inget lo masih kecil," celetuk Wynke yang melihat Sora mencoba membantu Randa.

"Apa sih? Kakak kalau emang mau kuliah mah kerjain sendiri, ngapain malah nyuruh kak Randa sih? Di kelas ngapain aja? Tidur?" sindir Sora habis-habisan dengan menatapnya sinis.

Sontak Randa menahan tawa karena kalimat Sora sangat tepat sasaran. "Mana bener lagi."

Wynke menatap Randa dengan kesal dan melemparkan buku ke arahnya. Sora malah menggeleng kepala saking gregetnya dengan Wynke.

"Nda, masih lama? Gabut nih gue, ke kolam yuk? Udah lama juga gak berenang," pinta Wynke yang merajuk atas sindiran Sora.

Sora semakin jijik mendengar permintaan Wynke. "Selesain aja sendiri kalau gitu, gak usah minta tolong! Aku yakin, Wynke nih pasti tipe yang jadi beban kelompok 'kan? Mau nya senang-senang terus! Ditolongin malah ngelunjak." Sekali lagi gadis itu men-skak Wynke dan membuat Randa kesenangan dalam hati. Baru kali ini ada orang yang maju untuk membela dan mewakili dirinya.

"HEH BOCIL! Gue gak ngomong sama lo, tapi sama orang di samping lo noh! Gue gak nanya saran lo!"

"Nyenyenye."

Senyum Randa semakin merekah dengan suasana mereka yang justru semakin membuncah. Sebenarnya, tugas ini sudah selesai, cuma karena Sora yang terlalu jengkel dengan permintaan Wynke justru membuatnya menikmati keadaan ini. "Udah udah, karena gue lagi happy, gue ikutin mau lo," ujar Randa yang justru dibalas Sora dengan tatapan sebal.

"Ya udah kalau gitu, aku gak ikut," ucap Sora merubah ekspresinya menjadi sedih. Randa yang mengira Sora hanya 'ngambek', mereka tetap pergi menuju kolam renang.

Sora tetap mengikuti mereka sampai keluar gedung perpustakaan, namun sampai keduanya mengarahkan langkah ke kolam renang, gadis itu pergi berjalan ke arah yang berlawanan. Randa yang tetap memperhatikan gadis itu dari awal, menarik pelan pergelangan tangannya. "Kenapa?" tanyanya.

"Kok lo gak ikut?" tanya Randa.

"Kan udah aku bilang, aku gak ikut," ujarnya.

"Lo marah?" tanyanya memastikan

"Enggak." Gadis itu menggeleng pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Terus kenapa?"

"Aku..." Sora bingung bagaimana menjelaskan trauma yang bahkan sampai sekarang ia tak paham kenapa.

Wynke yang tak sabaran justru menarik tangan gadis itu dengan paksa. "Ngapain lama banget mikirnya sih, gue udah kebelet mau berenang, gila aja gue harus nungguin kalian ngedrama dulu," omelnya sebal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang