Enam

93 30 30
                                    


Jangan lupa klik bintang di ujung kiri bawah ya gais apalagi ngasih komen dan share ke temen kamu. Itu sangat berarti untukku❤️

——————Happy Reading—————

Tak menyangka (1)

|||

There are many secrets of God who do not need to know.

°°°

Suara kicauan burung peliharaan Frando di pagi hari, membangunkan Sora yang tertidur lelap. Matanya mengerjap seraya mengumpulkan nyawa agar ia benar-benar bisa seutuhnya bangun. Ia menoleh mendapati jendela kamarnya yang telah terbuka, yang dilakukan Frando setiap pagi. Menampakkan pemandangan langit biru bersama sang awan. Pemandangan yang sangat Sora sukai ketika dikamar. Juga alasan mengapa ia sangat betah di kamar.

Padahal, Sora masih ingin tidur berusaha keras untuk melupakan pembicaraan kemaren dengan sang Papa, bahwa semua itu mimpi. Namun percuma, semua itu nyata adanya. Kenyataan yang menyebalkan dan bikin jengkel. Entah berapa lama ia harus bertahan dengan penderitaan yang sama. Randa yang jadi masalah disini, dasar pembawa kesialan.

Suara ketukan pintu terdengar, sontak Sora menoleh ke arah pintu. "Bangun, Kak! Sarapan!" ujar Frando dari balik pintu.

"Ya!" jawab Sora sembari beringsut diatas kasurnya.

Kakinya menyentuh lantai yang dingin membuatnya benar-benar terjaga dari tidurnya. Ia mengambil handuk lalu masuk ke toilet untuk membersihkan wajahnya. Keluar dari toilet, ia langsung duduk di cermin hias untuk mengambil sisir. Menyisir rambutnya yang sebahu seraya mengingat pesan sang papanya ketika kecil dulu. Ketika papa yang tengah menyisir rambut nya yang tak pernah di panjangkan.

"Oya, jangan pernah panjangin rambut kamu, ya, Nak."

"Kenapa gitu, Pa?" tanya Sora kecil yang kebingungan.

"Rahasia," ujar sang papa sambil tersenyum.

Yang sampai saat ini, Sora tidak tahu rahasia yang Pak Faren katakan waktu itu. Walaupun ia mencoba untuk tidak peduli, tetapi yang namanya kepala selalu saja mengeluarkan ingatan atau pemikiran yang tidak perlu. Membuatnya selalu saja penasaran akan jawaban yang belum ia temukan sampai saat ini, karena belum pernah menentang ucapan papanya itu untuk memanjangkan rambutnya.

Setelah semuanya rapi, Sora berjalan keluar kamar menuju meja makan yang terletak di lantai satu. Kakinya pelan-pelan turun tangga dengan matanya mencoba mencari keberadaan Frando. Tiba-tiba...

Bruk!

"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday... Happy birthday Soraaa..."

Sora terjatuh karena tersandung akan sesuatu didepannya. Lalu, tiba-tiba saja Frando datang dengan membawa kue di depan Sora yang tengah menahan kesal.

"Woi, bantuin kek, malah nyanyi kamu, ngeselin bat," keluh Sora yang bukannya terkejut ataupun merasa senang.

"Ya Tuhan, apa salah dan dosaku, Sora. Surprise untukmu, kau sia-siakan... lihat jurus yang kan ku berikan... Bodo amat, bodo amat," nyanyi Frando sambil goyang didepan Sora yang masih saja duduk.

Sora berdecak kesal sembari berdiri sendiri. Ayolah, Sora sering dibully di sekolah, dia sudah terbiasa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Waduh, Ya. Lo udah sweet seventeen aja nih," ujar Frando yang duduk dimeja makan seraya tersenyum lebar.

Second SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang