Tangan Seulgi gemetar walau hanya menggenggam ujung pakaian Gunhoo. Saat pertama kali skandalnya dengan Sehun muncul, Seulgi tidak segugup ini. Tapi sekarang, kakinya saja sulit untuk menopang tubuhnya. Seulgi dan Gunhoo berhenti di depan pintu tinggi berwarna putih, pintu yang sama dengan yang Seulgi datangi beberapa bulan yang lalu, dengan papan nama yang sama dipintu, aroma pengharum ruangan yang sama, dan alasan yang sama mengapa dirinya berada di sini. Yang berubah hanya perasaannya lebih buruk dari sebelumnya.
Gunhoo mensejajarkan diri dengan Seulgi, keduanya tangannya mengusap pundak Seulgi. "Saat kita masuk nanti, aku akan diminta untuk keluar. Katakan saja yang perlu kau katakan, bagaimana pun aku akan berusaha semampuku untuk membantumu."
Seulgi mengangguk pelan, dirinya bukan dalam posisi untuk menolak perintah Gunhoo. Sudah banyak sekali skenario yang dia buat dalam pikirannya begitu dia memasuki ruangan nanti. Seulgi bahkan menyiapkan beberapa jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja akan ditanyakan. Namun, apapun persiapan yang dia lakukan, tetap saja tidak mampu meredakan kekhawatirannya.
Seorang karyawan keluar dari dalam ruangan. "Silahkan masuk," ujarnya singkat sebelum berlalu kembali ke kubikelnya.
Seulgi dan Gunhoo sama-sama menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan sebelum membuka pintu ruangan. Sekarang tidak ada pintu keluar bagi mereka, yang ada hanya menghadapi petinggi perusahaan. Kalau beberapa bulan yang lalu Seulgi masih berada di bawah tangan Kangta, kali ini berbeda, Seulgi hanya tahu bahwa atasannya yang memiliki jabatan lebih tinggi dari Kangta sedang duduk di dalam, menantinya masuk, dan mungkin siap untuk memarahinya.
"Selamat siang Pak Nam," sapa Gunhoo, membungkukkan tubuh.
Mata Seulgi melihat papan nama yang dipajang di atas meja kayu besar, Nam Junghoon. Ah, Wakil Presiden HR SM Entertainment. Seulgi pernah membaca artikel tentangnya, sering juga mendengar namanya beberapa kali disebutkan oleh para karyawan di sini, namun kalau bertemu langsung, Seulgi saja tidak menyangka bahwa dirinya akan dipanggil oleh Wakil Presiden HR karena skandal antara dirinya dan Sehun.
"Silahkan duduk. Gunhoo kau juga," Pak Nam menunjuk dua kursi di hadapannya. Dengan langkah berat, Seulgi dan Gunhoo mendudukan diri.
"Sepertinya tidak perlu basa-basi karena waktu kita tidak banyak dan siapa pun juga tahu kenapa kau berada di sini," sambung Pak Nam yang dibalasan anggukan oleh Gunhoo.
"Sebelumnya aku ingin mendengar penjelasan darimu. Apa yang sebenarnya terjadi?" Pak Nam mencermati Seulgi.
Seulgi menundukan sedikit kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Seulgi juga tidak tahu. Memang apa yang sudah terjadi? Semua bermula dari skandal palsu, lalu saat rasanya keadaan membaik, keadaan seolah diputar kembali ke titik awal, bahkan lebih buruk dari sebelumnya.
Dengan lemas, Seulgi menggeleng. "Aku tidak tahu," jawabnya lirih. Pak Nam hanya memandanginya dalam diam.
Merasa suasana menjadi lebih tegang dari sebelumnya, Gunhoo membenarkan posisi duduknya. "Jadi begini-"
"Biar Seulgi yang menjelaskan terlebih dahulu," selak Pak Nam, membuah Gunhoo diam seribu bahasa.
Seulgi merasakan suhu tubuhnya naik dan turun tak terkendali. Kepalanya masih tertunduk, tidak ada keberanian untuk membalas tatapan Pak Nam.
"Jelaskan. Walau hanya sedikit, tetap jelaskan," perintah Pak Nam.
Selama beberapa detik ruangan diselimuti oleh kesunyian, hanya ada suara detik jarum jam dari sudut ruangan. Seulgi membuka mulutnya, merangkai kata dengan hati-hati sebelum mengucapkannya. "Aku dan Sehun sunbae tidak memiliki hubungan apapun."
Pak Nam menyodorkan layar tablet yang menunjukan berita terbaru mengenai Seulgi dan Sehun di Sungai Han. "Lalu, bisa jelaskan mengenai ini?"
Seulgi menarik napas, mencoba menenangkan kegelisahannya. "Itu... kami... Foto itu bukan apa-apa."
"Kalau bukan apa-apa kenapa foto ini bisa ada?"
"Kami hanya berbincang sebentar-"
"Sebentar namun cukup untuk berbagi camilan bersama."
"Bukan begitu." Seulgi menggelengkan kepala.
Gunhoo mengusap pundak Seulgi pelan. Di saat seperti ini Seulgi amat mensyukuri Gunhoo yang berada di sampingnya. Kalau tidak ada dia, mungkin Seulgi sudah jatuh pingsan saking takutnya menghadapi Pak Nam.
Ruangan kembali hening. Seulgi kembali merangkai kata yang tepat. "Kami berbincang mengenai berita bohong antara kami, setelah itu tidak ada hal lain."
"Seulgi apa kau tahu, begitu perusahaan memintamu untuk menandatangi kontrak, itu berarti kami sudah menaruh kepercayaan kepadamu dan kami berharap kau juga memercayai kami. Beberapa bulan yang lalu muncul berita bahwa kau dan Sehun berkencan, namun kalian membantahnya. Maka dari itu agensi merilis pernyataan yang juga membantah berita yang beredar, walaupun saat itu publik memberikan respon baik terhadap berita kencan kalian berdua. Lalu, perusahaan beberapa kali mendapat kesulitan, nama baik perusahaan perlahan luntur karena dianggap merahasiakan dan berbohong, saham juga mengalami penurunan, tetapi kami diam karena perusahaan percaya kepadamu dan Sehun. Namun, sekarang... bukankah kalian berdua sudah keterlaluan?
Seulgi mendongak menatap Pak Nam, matanya mengerjap. "Semua ini salah paham-"
"Seulgi apa hubunganmu dengan Sehun?" Pak Nam bertanya. Seulgi hanya diam.
Pak Nam menghela napas pelan. "Apa hubunganmu yang sebenarnya dengan Oh Sehun?"
Suara detik jarum jam kembali terdengar, lagi-lagi Seulgi yang tidak mampu menjawab hanya mendatangkan keheningan. Gunhoo mencoba mengguncang pundak Seulgi pelan, namun Seulgi hanya diam memandang dengan tatapan kosong.
Sejujurnya, itu yang ingin Seulgi tanyakan. Apa hubunganya dengan Sehun? Untuk seorang rekan kerja, bukankah seharusnya tidak membuat Seulgi sangat menantikan kehadiran Sehun? Kalau seorang teman, tidak seharusnya membuat jantungnya berdebar, dan kalau hubungan yang lebih dari kedua itu memangnya mungkin? Memangnya mungkin untuk dua orang menjalin kasih walaupun tidak ada keputusan yang terjadi?
"Aku... tidak tahu," ujar Seulgi lirih.
-------
A/N
Halo semuanya! Kangen nggak, sih? Atau udah terlanjur kesel, nih, aku updatenya lama?? Maaf yaa, maaf banget. Nggak tahu harus bilang apa lagi selain maaf.
Mungkin juga rombongan pembaca awalku udah pada lupa kali, yaa. Tapi gapapa, semoga siapapun yang baca cerita ini walaupun penuh perjuangan nungguin updatenya, tetap suka dan menikmati, yaa.
Oh, iya. Kebetulan kau sekarang udah kuliah HAHAHA berasanya waktu cepet bangett jalannya!! Jadi sekali lagi maaf banget baru bisa update sekarang setelah aku beradaptasi di dunia kuliah ini.
Dan aku juga punya kabar, nggak tahu ini gembira atau buruk, tapi kemungkinan SCANDAL akan selesai sebentar lagi.
Tapi... tapi tunggu dulu! Tapi aku juga punya hadiah lain yang semoga aja kalian suka!!
Hadiahnya apa, tunggu sampai SCANDAL tamat dulu aja kayaknya, atau mau tahu sekarang?
Terima kasih sudah membaca!
Vote = Lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
Fanfiction"Tolong katakan pada stylish-nya, jangan sampai dia mengenakan aksesoris atau benda yang sama lagi denganku." ㅡSeulgi "Sampaikan kepada manajernya, bahwa sebaiknya dia menutup mulut tentang hubungan percintaan saat sedang melakukan siaran." ㅡSehun S...