Belakangan ini Seulgi sering melamun. Bila ada yang memanggilnya, paling tidak butuh tiga kali berteriak baru Seulgi akan sadar. Saat makanpun begitu. Terakhir, Seulgi memakan sup dengan sumpit saking kacau pikirannya. Tingkah Seulgi belakangan ini benar-benar membuat semua orang bingung. Dulu saat kucingnya hilang selama dua hari saja Seulgi tidak sampai begini.
"Hari ini jangan lupa gunakan sendokmu, ya." Ujar Irene sambil membagikan alat makan kepada yang lain.
Yeri terkekeh, "Aku masih suka tertawa setiap mengingat Seulgi eonnie meminum kuah dengan sumpit." Joy ikut terkekeh.
"Bahkan keponakanku lebih pintar darimu." Tambah Wendy. Sementara Seulgi hanya menggaruk tenguk saja.
Seulgi mengangkat sendoknya tinggi-tinggi, "Aku hanya akan menggunakan sendok hari ini." Lalu menyuap nasi ke dalam mulutnya.
Joy menggelengkan kepala, "Bisa-bisanya eonnie melamun di depan makanan sampai lupa harus menggunakan alat makan yang mana."
Irene mengangguk, "Benar juga, kau kan sangat suka makan. Kalau ada gempapun aku yakin kau tetap akan menghabiskan makananmu terlebih dahulu sebelum mengungsi."
"Memangnya yang kau pikirkan?" Tanya Wendy.
Seulgi menunduk, hanya memandangi makananya, "Pokoknya ada saja." Jawabnya.
Wendy melirik Yeri, biasanya gadis itu yang paling tahu rahasia di antara para anggota. Namun Yeri hanya mengedikkan bahu. Meja terasa sunyi selama beberapa waktu, sebelum semuanya mulai melanjutkan lagi makan siang mereka.
Memang semuanya sudah sepakat untuk tidak menyimpan rahasia, apapun itu. Tapi tidak ada juga yang melarang untuk tidak membahas sesuatu yang tidak ingin dibicarakan. Bukan sekali atau dua kali Wendy bertanya seperti itu, tapi kalau Seulgi enggan menjawab, Wendy juga tidak bisa memaksa Seulgi, kan?
ㅡ ㅡ
Gunhoo menyalakan radio di mobil. "Kalian tahu, kan, hari ini kalian pulang cepat."
"Nae, geundae waeyo?" Tanya Irene.
*(Iya, tapi kenapa?)"Besok semua jadwal kalian terpisah, jadi lebih baik istirahat saja hari ini."
"Nae." Jawab mereka serempak.
"Tapi bisakah kita ke SM sebentar? Kita belum mengambil kado dari penggemar untuk bulan ini." Pinta Yeri.
"Nanti biar aku ambilkan sendiri." Jawab Gunhoo.
Joy menggelengkan kepalanya. "Sekarang saja. Lagi pula nanti kita akan melewati gedungnya."
Gunhoo menatap yang lain melalui kaca tengah sebentar, "Geurae, ayo kita ke sana."
ㅡ ㅡ
"Aku akan ke toilet sebentar." Ujar Irene, disusul Joy yang langsung menggandeng tangannya.
"Ini punya siapa?" Tanya Yeri pada salah satu karyawan di sana.
"Yang ada dikotak ini semua untuk karyawan lantai tiga." Jawabnya.
Yeri menunjuk bingkisan berwarna hijau dikotak yang sama, "Kalau ini?"
Karyawan itu tersenyum tipis. "Itu untuk karyawan di lantai tiga."
Seulgi menarik napas panjang. Bosan juga ternyata melihat Yeri memilih kadonya, padahal jelas semua hadiah itu sudah dikelompokkan sesuai dengan nama mereka masing-masing.
Seulgi memutar badan, berjalan keluar dari gedung. Sepertinya hari belakangan ini Seulgi butuh banyak mencari udara segar, padahal musim panas sebentar lagi akan berganti, udara di luarpun sudah semakin dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
Fanfiction"Tolong katakan pada stylish-nya, jangan sampai dia mengenakan aksesoris atau benda yang sama lagi denganku." ㅡSeulgi "Sampaikan kepada manajernya, bahwa sebaiknya dia menutup mulut tentang hubungan percintaan saat sedang melakukan siaran." ㅡSehun S...