Sehun Sunbae:
Terimakasih sudah menggunakannya.Hanya satu kalimat, tapi mampu membuat Seulgi tersedak. Membuat Irene disampingnya kaget dan menepuk-nepuk punggung Seulgi.
Seulgi hampir lupa kalau mereka saling menyimpan nomor telepon satu sama lain. Dan jujur saja, tidak pernah terlintas dipikiran Seulgi kalau Sehun akan mengabarinya lagi.
Seulgi bahkan berpikir, pertemuannya dengan Sehun mengenai balasan kue dan gelang itu, akan menjadi perbincangan terakhir antara dirinya dan Sehun.
"Ada apa? Kenapa kau sampai tersedak begini?" Tanya Irene, raut wajahnya khawatir.
Seulgi menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa." Jawabnya lalu kembali meneguk air minumnya.
"Makanlah dengan pelan." Irene mengingatkan yang Seulgi tanggapi dengan senyuman.
Seulgi menaruh sumpitnya. "Sebentar, aku harus ke toilet dulu." Seulgi melangkah keluar dari ruangan lalu menyandarkan diri pada dinding lorong.
Aku harus menjawab apa? Seulgi berkata dalam hati, sembari mengacak-acak rambutnya. Setiap kali membaca ulang pesan yang ada, semakin cepat pula jantung Seulgi berdetak.
Seulgi menggaruk tenguknya dan berpikir selama beberapa menit. Sesekali jemarinya mengetik sesuatu namun selalu berujung dihapus olehnya.
Dari sekian banyak orang yang dia kenal. Kenapa harus Sehun yang mengirimnya pesan? Apakah laki-laki itu tidak tahu kalau satu kalimat yang dikirim olehnya akan membuat Seulgi bertingkah aneh begini. Entah kaget, bingung, atau senang.
Seulgi:
Nae sunbaenim, terimakasih juga sudah memberikannya. Gelangnya sangat cantik.Setelah menekan tombol mengirim, rasanya Seulgi ingin berteriak sekencang mungkin dan memberitahukan pada semua orang kalau seorang Oh Sehun telah mengiriminya pesan.
Kang Seulgi, kau pasti sudah gila. Untuk apa bersikap seperti ini. Dia hanya memberikanmu hadiah kecil saja. Batin Seulgi pada diriya sendiri.
Seulgi menyandarkan kepalanya ke tembok. Tapi kenapa pula dia harus memberikanku aksesoris seperti itu? Kenapa dia tiba-tiba mengirimiku pesan? Pikirannya bertanya-tanya. Tanpa sadar, mulutnya sudah bergumam sendiri seperti orang gila.
Seulgi membuyarkan pikirannya lalu kembali masuk kedalam ruangan dan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.
ㅡ ㅡ ㅡ
"Sehun-ah! Ada pesan masuk!" Teriak Chen dari ruang makan. Mulutnya masih setengah penuh dengan nasi.
"Biarkan saja!" Balas Sehun yang masih asyik bermain dengan Vivi di kamarnya.
Chen kembali mengintip layar telepon Sehun. "Pesannya dari Kang Seu--"
Sebelum Chen menyelesaikan ucapannya, Sehun yang kaget begitu mendengar nama depan Seulgi, segera berlari ke arah ruang makan, berharap Chen tidak membaca sampai habis nama yang tertera dilayar ponselnya.
Sehun mengambil teleponnya dari atas meja dengan mata membulat. Chen terdiam dan mereka saling bertatapan cukup lama. "Apakah tadi itu Kang Seulgi?" Tanya Chen.
Sehun mengerutkan keningnya dan menyembunyikan ponselnya di balik punggung. "Aniya!" Balasnya.
Chen terkekeh pelan. "Aku tahu temanmu tidak ada yang bermarga Kang."
Sehun masih kekeuh dengan jawabannya. "Hyung, kau hanya salah baca."
"Yak, katakan saja yang jujur atau aku akan memberitahukannya pada yang lain." Kata Chen, terdengar mengancam.
Mendemgarnya membuat Sehun panik setengah mati. Dia pasti memberitahukan hal ini kepada anggota yang lain, tapi nanti bukan sekarang. Rasanya saat ini Sehun belum siap menerima ledekan dari para Hyung-nya itu.
"Suho-hyung!" Teriak Chen saat Sehun tak kunjung membuka suara.
Sehun menutup paksa mulut Chen dengan telapak tangannya. "Hyung!"
"Karena itu katakan padaku!" Ucap Chen setelah berhasil lepas dari bekapan Sehun.
Sehun mendengus lalu menggaruk tenguknya. "Tidak ada yang perlu aku katakan."
Chen terkekeh. "Lalu kenapa kau membekap mulutku?" Tanya Chen. "Kau tidak pandai berbohong Sehun-ah." Lanjutnya yang disusul dengan tawa pelan.
Sehun menarik kursi lalu duduk disamping Chen. "Hyung, jangan ceritakan ini pada siapapun." Pinta Sehun.
Chen kembali tertawa. "Jadi berita itu memang benar?"
"Tidak, tidak bukan begitu. Berita itu tetap salah." Jawab Sehun.
"Lalu?"
Sehun kembali mendengus dan menundukan kepalanya. Malu sekali kalau harus menceritakan semuanya kepada Chen.
"Lalu bagaimana?" Tanya Chen, tak sabar.
"Rumor yang beredar memang salah, tapi baru-baru ini aku dan dia sering bertemu."
"Bertemu? Jadi maksudmu sekarang kalian sedang bersama?"
"Tidak, bukan begitu."
Chen menepuk meja cukup keras. "Lalu apa? Katakan dengan jelas!"
Sehun memejamkan matanya, meratapi nasibnya yang selalu saja buruk akhir-akhir ini. "Dia memberikanku cookies sebagai permintaan maaf dan aku membalasnya dengan gelang, karena itu kami bertemu." Ujar Sehun.
Chen terdiam untuk beberapa waktu. "Wah, adikku sudah besar rupanya!" Ucap Chen sambil menepuk dengan keras lengan Sehun. Matanya membulat kaget namun juga berbinar karena penasaran.
Chen berdiri dari duduknya lalu menepuk-nepuk pundak Sehun. "Bagus, kau melakukan hal bagus. Kita memang harus memperlakukan perempuan dengan baik." Kata Chen sembari mengangguk-anggukan kepalanya. Sehun hanya ikut mengangguk pelan.
Menyadari Sehun yang sedang lengah, Chen berlari keluar dari ruang makan. "Suho-hyung! Sehun menyukai Kang Seulgi!" Teriaknya. Membuat Sehun kelimpungan dan panik diwaktu yang bersamaan. Dirinya lalu mengejar Chen sebelum hyung-nya itu mengatakan hal aneh kepada yang lain.
"Sial! Suho hyung, aku bisa menjelaskan!"
ㅡ ㅡ ㅡ
A/N
Halooo
Maaf yaa telat update
Minggu ini dan minggu depan aku ada ujian :(
Jadi mungkin akan telat, tapi aku usahain untuk tetap update kokk 🙂
Terimakasih sudah membaca 😄
Semoga suka yaa 💛💛
Semangat juga buat kalian yang ujian! 💪Vote = Lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
Фанфик"Tolong katakan pada stylish-nya, jangan sampai dia mengenakan aksesoris atau benda yang sama lagi denganku." ㅡSeulgi "Sampaikan kepada manajernya, bahwa sebaiknya dia menutup mulut tentang hubungan percintaan saat sedang melakukan siaran." ㅡSehun S...