"Hey, tenang dulu Oh Sehun." Ujar Kyungsoo ditengah kunyahan sarapan paginya.
"Ya, betul. Tenangkan dulu dirimu." Chen menambahi.
Sehun meletakan sumpitnya keatas meja. "Bagaimana aku bisa tenang? Akun media sosialku diserang, para penggemar membuat teori aneh di internet, bahkan ada yang sampai menginap di depan gedung SM hanya karena berita tidak jelas ini."
Suho menepuk pundak Sehun pelan. "Tahan dulu amarahmu, kau harus fokus untuk konser hari ini."
"Tetap saja, hyung!"
"Sehun-ah, bisa saja ada kesalahpahaman diantara kau dan Seulgi. Selama ini kalian selalu mencoba menyelesaikannya sendiri-sendiri, kan? Apa tidak sebaiknya kau bertemu dengannya?" Celetuk Chanyeol.
"Untuk apa aku menemuinya?" Tanya Sehun. Kemarin dia sudah mengorbankan harga dirinya untuk menghubungi Seulgi lebih dulu, apakah sekarang dia harus meminta untuk bertemu juga?
Chanyeol meneguk minumannya. "Maksudku, coba kalian diskusikan bersama. Agar langkah yang kalian ambil seimbang, kau bisa memberi tahu apa yang harus tidak dia lakukan, dan dia juga bisa menjelaskan keadaannya."
Xiumin menaikan alisnya. "Ternyata otakmu masih bisa digunakan juga."
"Ah, hyung!" Chanyeol menatap Xiumin kesal.
Sehun mendengus. "Aku sudah meminta nomornya kemarin, bagaimana bisa aku memintanya untuk menemuiku juga? Harga diriku bisa hilang."
"Habiskan harga dirimu lalu kumpulkan lagi saat masalahnya sudah selesai." Balas Suho.
ㅡ ㅡ ㅡ
Sejak kemarin Seulgi tidak bisa merasa tenang. Dirinya merasa bersalah kepada semua orang, tidak hanya penggemar dan manajemennya, tapi juga kepada Irene, Wendy, Joy, dan Yeri. Mereka sudah menyiapkan diri bahkan berlatih tanpa istirahat untuk comeback minggu depan, tapi hanya karena Seulgi semuanya hancur.
Teaser untuk Music Video Red Velvet yang seharusnya ditunjukan besok terpaksa diundur hingga minggu depan, jika ditotal maka comeback mereka harus diundur selama tiga minggu, hampir setara dengan sebulan. Benar-benar hanya mensia-siakan tenaga.
Pagi ini juga Seulgi awali dengan membuka internet, membaca setiap berita baru tentang dirinya. Disaat seperti ini menangis tidak ada gunanya, marah juga hanya akan memperkeruh keadaan. Bahkan tadi malam keluarganya ikut menanyakan kebenaran rumor yang menyebar.
"Kenapa kalian seperti ini? Aku sudah memberitahu yang sebenarnya tapi kenapa kalian tidak percaya?" Keluh Seulgi sambil menendang selimutnya.
Tiba-tiba Wendy masuk kedalam kamar. "Seulgi-ah, ayo sarapan sebelum nasimu dingin."
"Wendy-ah." Sapa Seulgi pelan dan terdengar menyedihkan.
"Wae?" Wendy berjalan ke samping ranjang Seulgi. Seulgi memeluk pinggang Wendy lalu menyembunyikan wajahnya.
Wendy menghela napas sembari menepuk-nepuk punggung Seulgi. "Gwencanha. Kami percaya denganmu, ini semua salah para reporter bodoh tak tahu diri yang seenaknya saja membuat berita."
"Mianhae."
"Wae mianhae? Ini bukan salahmu. Gwencanha Seulgi-ah." Wendy kembali menenangkan Seulgi.
Irene, Joy, dan Yeri yang mendengar dari luar, memutuskan untuk ikut masuk ke dalam kamar. Irene mengusap rambut Seulgi pelan. "Mianhae, karena aku comeback kita harus diundur." Ujar Seulgi.
"Lalu kenapa? Kita hanya perlu menunggu lagi, dan aku juga tidak keberatan kalau harus diundur. Kau tidak salah sedikitpun. Tidak perlu merasa bersalah karena kita baik-baik saja." Balas Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
Fanfiction"Tolong katakan pada stylish-nya, jangan sampai dia mengenakan aksesoris atau benda yang sama lagi denganku." ㅡSeulgi "Sampaikan kepada manajernya, bahwa sebaiknya dia menutup mulut tentang hubungan percintaan saat sedang melakukan siaran." ㅡSehun S...