15 - They Know

2.6K 423 55
                                    

Sehun semakin menunduk saat pandangan para hyung-nya terasa semakin tajam. Xiumin dan Chanyeol masih saja memandangi isi pesan dari ponsel Sehun, Suho dan Baekhyun menatap Sehun tanpa henti, Kyungsoo duduk sambil mengetuk-ngetukan jarinya ke meja, dan dalang dari semua ini, Chen, hanya berdiri jauh dari jangkauan Sehun.

"Kau bilang kau tidak menyukainya." Ujar Suho.

"Memang tidak, hanya belakangan ini saja aku jadi merasa--" Sehun menggantungkan perkataannya.

Xiumin mengalihkan pandangan dari layar ponsel. "Menyukainya?"

Sehun menggeleng. "Tidak, aku belum menyukainya, hanya sekedar--"

"Belum? Berarti akan." Potong Chanyeol.

"Aniya, bukan seperti itu."

"Lalu?" Tanya Suho.

Sehun melihat para hyung-nya sejenak, berpikir apakah sebaiknya dia mengatakannya atau tidak. "Hanya tertarik?" Jawab Sehun, terdengar tidak pasti.

Kyungsoo menoleh kearah Sehun. "Jadi kau berencana untuk menyukainya?"

"Mana aku tahu. Tidak ada yang tahu semua ini akan berakhir bagaimana." Balas Sehun.

"Tapi bukankah Seulgi terlalu baik untuk Sehun?" Gumam Xiumin pada Chanyeol, pelan. Namun masih dapat Sehun dengar.

"Hey, memangnya kau yakin Seulgi mau denganmu?" Tanya Chanyeol.

Suho menaikan alisnya. "Apakah Seulgi bisa menghadapi emosimu yang seperti pegunungan itu?"

Baekhyun menghela napas lalu menggeleng pelan. "Kedengarannya tidak mungkin." Ucapnya.

Sehun membulatkan mata. "Kalian tidak mau mendukungku?"

"Untuk?"

"Mendekati Seulgi." Sehun menepuk meja pelan.

Kyungsoo memajukan posisi duduknya. "Jadi kau memang berencana untuk menyukainya?"

Sehun menatap Kyungsoo lalu memajamkan mata kesal. "Kalau iya kenapa?"

Baekhyun kembali menggelengkan kepala. "Seorang Sehun untuk Seulgi?"

"Bukankah itu terlalu bagus?" Gumam Xiumin kepada Baekhyun.

"Hyung! Aku mendengarnya!" Teriak Sehun, kesal.

Suho, Chen, dan Kyungsoo tertawa pelan. "Kau sudah besar rupanya." Kata Suho.

Sehun memejamkan matanya lalu mendengus. "Jadi kalian akan mendukungku atau tidak?"

Mendengarnya, Suho dan Kyungsoo segera bangkit dari tempat duduk dan berjalan meninggalkan ruangan. "Aku pikirkan nanti." Jawab Suho.

"Memangnya Seulgi mau denganmu?" Chanyeol kembali bertanya lalu berlalu pergi.

Chen kembali tertawa. "Yang benar saja? Seorang Sehun untuk Seulgi."

Baekhyun menepuk pundak Sehun. "Tenang saja, aku mendukungmu!" Ucap Baekhyun. Yang kelihatannya tidak cukup bisa membuat Sehun gembira.

ㅡ  ㅡ

"Seulgi-ah." Panggil Gunhoo.

Seulgi menoleh lalu menghampiri Gunhoo yang berdiri di pinggir ruangan. Irene dan Yeri sedang ke toilet sedangkan Joy dan Wendy sudah berangkat untuk menghadiri sebuah acara beberapa jam yang lalu.

"Waeyo?" Tanya Seulgi.

Gunhoo menatap Seulgi sejenak sebelum memulai pembicaraan. "Apakah Sehun menghubungimu?"

Seketika darah Seulgi berdesir kecang, matanya berkedip beberapa kali. "Iya." Jawabnya pelan.

"Sudah berapa lama?"

"Baru saja dia mengirim pesan." Ujarnya.

Gunhoo bersandar pada dinding. "Lalu bagaimana dengan cookies dan gelang itu?" Gunhoo menunjuk gelang dipergelangan Seulgi dengan dagunya.

Sontak Seulgi menutupi gelangnya. Seketika lidahnya kaku dan jantungnya terasa akan meledak kapan saja. "Aku memberikannya kue karena merasa lancang dan dia memberikanku gelang sebagai balasannya." Seulgi menerangkan.

Gunhoo menghela napas lalu menaruh tangannya ke atas pundak Seulgi. "Kalau kalian memang berkencan katakan saja, tidak perlu berbohong sampai sejauh ini."

Mata Seulgi membulat. "Tidak! Bukan seperti itu!" Seulgi menggelengkan kepalanya.

"Jujur saja padaku, aku bisa mengatur semua--"

"Aniyo! Tidak ada hubungan apapun antara aku dan dia. Percayalah, aku bahkan tidak tahu kenapa dia mengirimiku pesan!" Seulgi menerangkan, wajahnya terlihat panik.

Gunhoo mengerutkan kening. "Jadi mana yang benar? Kencan atau tidak?"

"Tidak!" Balas Seulgi lalu membuat tanda silang menggunakan tangannya.

"Tapi kau tertarik?"

Seulgi menggaruk kepalanya. "Tidak?" Jawab Seulgi.

"Kenapa ragu?"

"Aku tidak tahu."

"Jadi kau tertarik dengannya?"

"Aku tidak tahu."

"Bagaimana bisa kau tidak tahu?" Tanya Gunhoo.

"Karena aku tidak tahu." Jawab Seulgi.

Gunhoo menggelengkan kepalanya sembari menatap Seulgi. "Kau tertarik padanya."

"Bagaimana Oppa bisa tahu? Aku saja bingung."

"Karena kau bingung." Jawab Gunhoo membuat Seulgi mengernyit.

"Maksudnya?"

Gunhoo kembali menepuk pundak Seulgi. "Kalau kau bingung berarti kau tertarik padanya, walaupun hanya sedikit. Karena bila tidak, untuk apa kau ragu? Keraguan hanya akan datang saat kau tidak mau mengkaui suatu hal."

Seulgi menundukan kepala lalu memankan jemarinya. "Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak mau membuat Irene eonnie dan yanga lainnya susah."

Gunhoo tersenyum tipis. "Yak! Memang hidup ini hanya karir saja? Apa salahnya memiliki hubungan?"

"Tapi bagaimana dengan berita kemarin?" Tanya Seulgi, khawatir.

"Mungkin keadaannya memang sedang tidak memungkinkan. Tapi selama kalian tidak terlihat bersama dipublik selama beberapa waktu, aku rasa akan baik-baik saja." Ucap Gunhoo.

"Berarti lebih baik aku menjaga jarak dari Sehun sunbae?"

Gunhoo menghembuskan napas pelan. "Sepertinya begitu, tapi lusa kau tidak perlu khawatir. Karena acaranya tertutup."

"Bisakah Oppa menyembunyikan hal ini dari yang lainnya?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku tidak ingin membuat mereka khawatir ataupun kecewa. Aku tidak ingin membuat kerja keras mereka hancur begitu saja." Balas Seulgi.

Gunhoo menganggukan kepalanya. "Tapi kau juga harus sadar bahwa cepat atau lambat mereka akan tahu."

ㅡ  ㅡ  ㅡ

A/N

Halo semuanyaa, aku kembali 💛
Kemarin ujiannya lancar.
Ada beberapa mata pelajaran yang nilainya kurang, sih.
Tapi yang bagus juga lumayan kok.
Terimakasih yaa untuk doa-doanya 🤗
Sekarang aku bisa update lagi hehehe
Terimakasih sudah membaca 💛😄

Vote = Lanjut

SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang