Chapter 18

4.4K 417 22
                                    

Zayn’s POV

Kau tahu berapa kecepatanku saat ini? 80km/jam. ya, sebut saja aku gila sesukamu. Kau tidak tahu betapa khawatirnya aku sekarang.

Tinggal satu blok lagi lalu aku tiba di rumahnya.

****

“jadi, bagaimana bisa kau keluar dari rumah?” ia masih menempelkan keningnya di punggungku saat kami mulai melaju.

“aku memohon habis-habisan pada oliver,” ucapnya dengan suara parau, yang sudah pasti akibat terlalu lama menangis. Oliver, oh aku tahu dia, ia pria bertubuh besar yang senantiasa mengawasi pekarangan kediaman Darren.

 “hmm.. jadi sekararang kau mau kemana?”

“terserah padamu, yang penting jauh dari rumah sialan itu.” ucapnya dengan nada kesal.

“jangan bicara seperti itu... yasudah, kurasa aku tahu tempat pelarian yang bagus.” Kurasakan ia mengangguk di punggungku, lalu ku naikan sedikit -hanya sedikit- kecepatan motorku, melaju ke tempat itu.

****

“um..maaf berantakan, aku tidak sempat membersihkannya.” Ucapku saat kami mulai memasuki ruangan yang ku sebut sebagai “galeri” milikku ini.

“ini galeri milikmu? Hanya milikmu?” ucapnya dengan excited. aku hanya mengangguk.

“Aku memang sempat curiga kau memiliki ruangan yang satu ini.” Tambahnya.

“ya, ini semacam tempat persembunyianku, kau tahu? Tempat ini terpisah jauh dari rumah, dan disini aku bisa melakukan apapun yang ku mau.” Aku hanya tersenyum canggung.

“ini benar-benar keren.” Ucapnya sambil membalas senyumku.

Ku ambil beberapa cat semprot yang menutupi sofa dan beberapa kertas yang berserakan di lantai dengan tujuan agar terlihat sedikit rapi bagi Ave.

Ku lihat Ave juga malah membantu pekerjaanku, huh! Aku benar-benar tuan rumah yang buruk, membuat tamuku jadi ikut bersih-bersih.

Bangunan ini tidak terlalu besar, terdiri dari satu ruangan yang penuh dengan lukisan juga gravity, dengan satu kamar mandi di pojok ruangannya.

Di ruangan ini hanya ada satu rak untuk menyimpan berbagai macam cat juga alat lukis, satu kulkas, satu sofa panjang, dan tangga menuju rooftop di samping kamar mandi. Ya! Yang kusuka adalah bangunan ini memiliki rooftop dengan pemandangan yang luar biasa indah yang ingin ku bagi pada Ave.

“ayo! Ku tunjukkan kau sesuatu.” Ia mengekor di belakangku

Di rooftop ada sebuah meja kecil disamping sebuah ayunan dari kayu yang cukup untuk 2-3 orang dewasa, dengan sandaran juga penutup di atasnya, yang dibuat untuk menghalau sinar matahari.

“ave, lihatlah kemari.” Ia menghampiriku di pinggiran rooftop yang menghadap ke pusat kota London.

oh my gosh... Bagaimana bisa pemandangan kota london seindah ini?! Lihat! Big ben!! Big ben bisa terlihat jelas dari sini!” ku lihat wajahnya berseri, jauh terbalik dari saat aku menjemputnya.

“zayn, tempat ini luar biasa..” Aku hanya menatapnya, dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahku sedari tadi. Bahkan dengan mata yang sembab, dan rambut yang cukup berantakan, ia masih bisa terlihat secantik ini.

 “kau disini saja, aku akan mengambil minum.” Ia menangguk lalu aku turun kebawah mengambil minuman yang ada di kulkas untuknya.

Ave’s POV

Tempat ini benar-benar wow. Tempat ini tenang, nyaman, memiliki view yang luar biasa dan tempat ini juga amat keren dengan semua gravity dan lukisan di setiap dindingnya.

Troublemaker ∞ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang