Chapter 14

4K 415 30
                                    

Author's POV

Tak henti-hentinya gadis itu mencuri pandang pada Zayn yang tengah menjelaskan tentang soal fisika yang ia minta. Baru kali ini konsentrasi belajar Rossie bisa terpecah.

"nah, kau bisa mendapatkan hasilnya bila kau sudah menemukan konstantanya...- Rossie? Hey! apa kau mendengarkanku?" Rossie terkesiap, "ah t-tentu saja zayn, tentu saja." Wajahnya sedikit memerah, astaga, bodohnya aku! Malah memperhatikan wajahya, konsentrasi pada soalnya Rossie! Ia membatin.

"baiklah kalau begitu, kita lanjut pada soal yang lain." Rossie mengangguk, lalu mencoba berkonsentrasi pada soal tapi kemudian matanya membeloi memperhatikan... Zayn, (lagi.)

****

Ave's POV

Kau mau tahu tidak nasib lukisan milikku dan Zayn? Lukisannya selesai! Finally, aku bisa terbebas dari si maniak-masih tetap-menyebalkan itu, la.. la.. la aku harus merayakan ini!

Aku buru-buru menuju parkiran, tapi tiba-tiba lagu Somewhere in Neverland dari All Time Low mengalun, incoming call dari siapa ini?

unknown number is calling...

aku mengerutkan dahiku bingung, tumben sekali ada yang meneleponku selain Arnie.

"hello?"

"Ave? Kau sedang dimana?" suara ini, hanya ada satu di dunia.

"Heh maniak! Dari mana kau mendapat nomor teleponku?!" sialan, aku harus segera mengganti nomorku kalau begini caranya.

Zayn terkekeh di sebrang sana, "dengan bantuan dari indra keenamku. Anyway, kita kan memang selalu connected." Ia memberi nada bercanda pada kalimatnya, aku hanya mendengus kesal.

"baru saja aku bersyukur karena tidak perlu berurusan lagi denganmu."

"lho? aku baru saja menangis ber jam-jam karena tidak bisa berurusan denganmu lagi, tapi untungnya aku mendapatkan nomormu," lalu ia tertawa karena ucapannya sendiri.

Sesungguhnya akupun disini sedang menahan senyumanku yang hendak terukir karena mendengar suara tawanya yang khas itu.

"just to the point!" kataku tidak sabaran.

"ugh! Baik baik!" ia mendengus di sebrang sana. "kau masih di sekolah?"

"ya, aku di parkiran. Memangnya kenapa?"

"temui aku di starbucks sekarang, kau tidak lupa kan soal pestanya kendall? Baiklah, see you!" lalu ia langsung memutuskan sambungannya. Dasar menyebalkan!

Ah, pesta sialan itu! Bagaimana ini? apa aku harus benar-benar datang kesana? Tapi kalau aku tidak datang, pasti si Perrie dan kawanannya akan menganggapku pecundang. shit!

Aku masuk ke dalam mobilku dan memukul kemudiku sebal, lalu melaju ke tempat yang Zayn sebut tadi, aku Aveena Tracy Darren menurutinya lagi, tolong garis bawahi itu. Fuck! Hanya dia yang bisa membuatku begini.

****

Ku dudukkan bokongku dengan sebal di bangku yang berada di hadapannya, ia yang sedang menyesap kopinya hingga sedikit tersedak karena kehadiranku yang tiba-tiba.

"kupikir kau tidak akan datang." Ia terkekeh lalu menyesap lagi kopinya. Aku melirik segelas greentea latte yang ada di hadapanku, apa ada seseorang bersamanya?

"itu untukmu." Seakan bisa membaca pikiranku ia berkata seperti itu. "oh." Lalu aku meminumnya dengan sedikit rakus, karena aku sempat meledak-ledak di mobilku saat perjalanan kemari. Greentea memang selalu berhasil membuat moodku membaik.

Troublemaker ∞ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang