Chapter 29

3.1K 320 46
                                    

Author's POV

Ave masih risau di atas matras tempat tidurnya. Ia dihantui bermacam kemungkinan negatif karena entah sudah berapa kali ia mencoba menghubungi Zayn tapi tidak bisa, begitu pun puluhan pesan singkat yang tak kunjung dibalas oleh Zayn membuat gadis itu semakin tidak berselera untuk tidur malam ini.

Sekali lagi Ave mencoba dan berharap pesannya kali ini dibalas.

To : Zaynie-stupid-Malik

Zayn pls answer. U really scared the hell out of me!!!

 

Ave mengetuk-ngetuk jarinya ke layar ponselnya dan sesekali menggertakkan giginya gemas.

'Dammit Zayn! kau dimana?' Jerit batin Ave frustasi lalu ia lempar ponselnya kesamping.

****

"Hello?" Sambil tetap fokus menyetir ia menjawab panggilan dari teman barunya.

"Kau sekarang dimana? Pestanya sudah mulai beberapa menit yang lalu." Suara wanita ber-aksen british kental itu terdengar agak cemas di telinganya.

"Aku dalam perjalanan kesana setelah baru saja mengantar Ave kerumahnya, tak perlu khawatir soal rencana itu, aku sudah memikirkannya matang-matang." Ia menyeringai puas dengan ponsel masih menempel di telinganya.

Terdengar tawa puas dari wanita itu. "kulihat Zayn sudah datang. Pastikan rencananya berhasil, Tate. Kau salah satu harapan terbesarku."

"Tentu. Tentu saja. Kau pun tahu bukan? Kalau aku mengharapkan hal yang sama." Ucap Tate sebelum memutuskan sambungan dengan gadis itu, sembari mulai menancapkan gasnya lebih dalam, membuat mobil merahnya melesat di tengah malam kota London yang tenang.

****

"Tate!" Zayn sedikit berteriak agar suaranya terdengar ditengah letupan suara musik saat melihat Tate yang terlihat kebingungan di pintu masuk frat milik Josh, membuat ia datang menghampiri.

"Zayn! Disini kau rupanya." Ucap Tate sambil duduk di tempat kosong sebelah Zayn.

Zayn mengerutkan keningnya, "Memang untuk apa kau mencariku?"

"T-tidak uh— maksudku, ya! Aku mencarimu karena um.. kita tidak sempat mengobrol banyak saat tadi di pertandingan." Tate terkekeh lalu dengan canggung mengusap tengkuknya sendiri.

Beberapa saat Zayn menampakkan wajah penuh selidiknya, tapi kemudian ia malah ikut terkekeh untuk mencairkan kecanggungan antara dirinya dan Tate.

"Jadi, kenapa kau sendirian?" Tate berkata sambil mengambil tegukan dari botol beer yang dipegangnya.

"Maksudmu?"

"Maksudku, kau tidak membawa pacarmu? Ya, gadis yang tadi siang tidak sengaja bertemu denganku saat di pertandingan." Ucap Tate berlagak polos sambil mengambil tegukan lain.

"Oh, Ave?" Ucap Zayn dibalas anggukkan oleh Tate.

"uh— bagaimana ya.. sebenarnya um—"

"Hey, kau bisa cerita padaku. Kita teman bukan?" Potong Tate yang melihat Zayn merasa tidak nyaman di tempatnya, sambil menepuk bahu Zayn beberapa kali.

Zayn tersenyum pada Tate lalu berdehem sebelum ia lanjut berkata. "Aku bahkan tidak memberi tahunya kalau aku pergi kesini." Ucap Zayn mengaku.

"Memangnya kenapa?" Tanya Tate antusias, lalu mengambil satu tegukan panjang membuat beer didalam botolnya tersisa sedikit lagi.

Troublemaker ∞ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang