Chapter 23

4.2K 368 28
                                    

Author's POV

Pagi ini Ave berencana melewatkan sarapan bersama kedua orang tuanya, entah apa alasannya tapi ia sedang dalam mood yang buruk. Dan kondosi ini tidak bagus sama sekali untuk dipakai bertemu kedua orang tuanya.

Hentakkan langkah Ave terdengar saat ia menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Kau tidak akan percaya bahwasannya sekarang, seorang Aveena akan tergesa-gesa bila jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi. Padahal, beberapa minggu yang lalu ia tidak akan peduli bilapun saat ini ia masih berbaring di tempat tidurnya. Sesuatu telah merubahnya sedikit demi sedikit menjadi lebih baik.

"aveena, mom sudah menyuruh koki kita untuk memasak masakan kesukaanmu pada sarapan kali ini." Ucap Lana Darren dari samping suaminya setelah melihat Ave menghampiri meja makan, berharap agar Ave mau sarapan bersamanya kali ini.

Bukannya menggubris ucapan ibunya, Ave malah medeliknyasekilas aku bahkan bosan masakan koki tambun itu, batinnya. lalu dengan rusuh mengambil roti mengolesinya dengan selai kacang, "oliver! Tolong keluarkan mobilku dari garasi!" teriaknya sambil masih berkonsentrasi pada roti dan selai kacangnya.

Oliver yang mendengar pun dengan sigap menuruti perintah sang majikan, tidak mengambil waktu lama untuknya memarkirkan mobil Ave di halaman rumahnya.

Mr. Darren yang sedang menikmati sarapan dan koran paginya melirik putrinya yang kini meminum susu vanilanya tidak kalah rusuh saat barusan membuat roti pun berdehem. "kau dengarkan ibumu."

"aku buru-buru. Selamat pagi." Ucapnya datar lalu melesat dengan menggigit ujung rotinya menuju mobil audi kesayangannya dengan niat memakan rotinya di mobil saja.

Mr dan Mrs. Darren hanya mendesah pelan saat melihat kepergian anaknya, mereka tidak menyangka sikap dingin Ave pada mereka sama sekali belum berubah.

"oliver, tolong antarkan aku ke sekolah. Ah, dan nanti kau tidak perlu menjemputku." Ucap Ave pada Oliver lalu memasuki pintu penumpang di samping kanan.

"baik nona." Ucap Oliver lalu memasuki mobil dan melaju mengantar Ave kesekolahnya sementara Ave menikmati roti dengan selai kacang buatannya.

****

"kau benar tidak keberatan menungguku?" dengan tatapan ragu zayn bertanya pada gadisnya. Ia lupa bahwasannya ia memiliki latihan tambahan hari ini, kau tahu kan turnamen basket itu semakin dekat.

"ya, lagipula ada niall yang menunggu temannya juga. Aku tidak akan kesepian." Kata Ave sambil tersenyum, membuat Zayn ikut tersenyum bersamanya.

"yasudah kalau begitu, aku harus ganti baju." Ucap Zayn sambil mengacak-ngacak rambut Ave lalu berlalu sambil terkekeh melihat hasil perbuatannya pada rambut Ave.

"awas saja kau!" teriak Ave dengan nada canda, lalu ia berjalan menaiki tangga menuju kursi penonton di sisi kiri lapangan basket indoor Wallace High sekalian menghampiri temannya yang blonde itu.

Saat tiba di tempat duduknya, ia melihat kertas berwarna kuning yang terlipat di bangku barisan depannya, seakan-akan memang ditujukan padanya. Ia mengambilnya lalu duduk sambil melirik ke arah Niall yang tidak menyadari keberadaannya.

Ia membukanya,

Akan ada sesuatu yang kudapatkan dari kalian berdua kali ini ;)

calm ave, baby, you'll found out who i am sooner or later. Xx

Keparat! Surat kaleng tolol ini lagi. Demi tuhan apa yang ia inginkan dariku!? Batin Ave menggeram, lalu ia memasukan dengan kasar surat itu ke saku belakang jeansnya. Ia menghembuskan nafas kesal lalu menyandarkan punggungnya, ia melirik Niall sekali lagi dan mendapati bocah itu masih belum menggubris keberadaannya. Ave menghela nafas lagi, sekaligus agar menutupi rasa kesalnya yang meluap-luap.

Troublemaker ∞ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang