Author's POV
"sejak kapan dad pulang?" Ave terkejut bukan main, ia baru saja pulang dari sekolah dan mendapati ayahnya ada di ruang kerjanya.
"Dad? Bukankah kau bilang dua minggu?" yang ditanya tidak menggubris Ave dan masih sibuk mencari sesuatu.
"Dad? Kau mencari apa?" Ave masih berdiri di bibir pintu, tidak beranjak dari sana.
"Dad?!" Ave sedikit menaikkan nada suaranya, sang ayah tiba-tiba saja berhenti dari kegiatannya.
"astaga ave! memang dua minggu dan dad kemari karena karena dengan tololnya dad meningggalkan berkas penting. -lalu melirik sejenak jam tangannya- Shit!sebentar lagi pesawatnya akan take off." ia menggumamkan kalimat terakhirnya, tapi Ave masih bisa dengan jelas mendengar umpatan kesal ayahnya itu.
"just it? Ku pikir KAU kesini jauh-jauh dari new york karena merindukan rumah atau anakmu, tapi nyatanya? aku bermimpi terlalu tinggi." Wajah Ave memerah dan air mata mulai memenuhi pelupuk matanya.
"Ave.." ucap ayahnya lirih.
"what?! just leave when you've done with those shit!" Ave membalikkan badan dan membanting keras pintu ruang kerja ayahnya.
Ia berlari menuju kamarnya lalu mengunci pintunya, air mata Ave sudah berjatuhan dari tadi. Ia meringkuk memeluk lututnya di pojok ruangan kamar untuk beberapa saat.
Setelah sedikit tenang Ave pun bangkit lalu menyambar leather jaket dan tempat cigarettenya. Ia berjalan keluar dari kamarnya sambil mengenakan jaketnya, setelah sampai di depan pintu ia nyalakan satu batang cigarettenya, lalu melangkah menuju garasi.
Ayahnya sudah tidak terlihat lagi dirumahnya. Ave tertawa hambar, ia benar-benar lebih mementingkan pekerjaan dibanding anaknya gumam Ave.
Sabil menghisap cigarettenya Ave melajukan mobilnya dengan kecepatan gila-gilaan. Ia melaju menuju club malam kesukaannya.
****"tambah lagi..." Ave menyodorkan gelas kosongnya pada sang bartender.
"kau yakin? Ini sudah gelas ke lima." Ucap bartender sambil menatap Ave ragu.
"just fill my glass with these liquor! You dumbfuck." Lalu Ave terkikik, sang bartender hanya menggeleng melihat Ave yang benar-benar sudah high as hell sambil menuang lagi liquor yang sedari tadi diminum Ave.
Masalah keluarga akut mungkin mendeskripsikan keadaan Ave saat ini, ia ke tempat ini untuk melampiaskan semuanya. Ia tidak tahu harus kemana bila sedang seperti ini, tempat ini satu-satunya pilihan yang Ave tahu.
Zayn's POV
Harry benar-benar merayakan ulang tahunnya secara gila-gilaan, ia bahkan meneraktir semua temannya di night club ini, benar-benar gila kan?
Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai sesuatu berbau night club seperti alkohol dan semacamnya, aku hanya sesekali saja ke tempat ini, tapi mana bisa aku menolak undangan dari Harry? Ini juga yang membuat aku batal untuk mengerjakan tugasku dan Ave hari ini.
Ku lihat semua menikmati perayaan ini, ada Liam yang sedang sempoyongan dengan Sophia di rangkulannya, Louis yang sedang ikut-ikutan beer challege konyol dengan teman-temanku yang lain, dan ku lihat juga Niall sedang bergoyang dengan sangat out control di dance floor, gila-gilaan maksudku itu memang secara harfiah.
Dan sedari tadi aku juga memang cukup menikmatinya, hanya saja aku benar-benar risih dengan Perrie yang dalam keadaan mabuk terus menggodaku. Astaga tuhan, selamatkan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker ∞ z.m
Fanfic❝Deskripsi untukku cukup satu. Troublemaker. Cerita tentang betapa kacaunya aku, hidupku, dan kisah cintaku. ❞ -Ave. [Highest rank : #9 in Fanfiction] Zayn Malik Fanfiction, Written in Bahasa. ©2015 by Asyoulove1D