Author's POV
Ini bahkan masih di perjalanan, Niall yang seharusnya fokus kejalanan didepannya malah fokus mengamati setiap inci dari wajah Rossie di sampingnya, untung saja ini sedang lampu merah.
"apa ada yang salah denganku? Make-up ini terlalu tebal ya?" Rossie menatap Niall khawatir, ucapan Rossie barusan juga menampar Niall kembali ke kenyataan.
"no— no, its perfect, rose, seriously." Niall mencoba menenangkan Rossie dibangkunya, kemudian lampu lalu lintas berubah hijau.
Mereka lalu melanjutkan perjalanannya. Sekuat tenaga Niall menahan rasa untuk menatap Rossie lagi, karena akan berbahaya bila konsentrasinya menyetir terpecah seperti itu, meskipun memang Niall sudah tidak konsentrasi sejak ia melihat Rossie keluar dari balik pintu rumahnya.
Menakjubkan. Hanya kata itu yang Niall pakai untuk Rossie saat ini, balutan dress biru pilihan Niall dan Maura-ibunya- dari butik milik keluarganya benar-benar cocok pada tubuh Rossie.
Beberapa menit yang menyiksa Niall akhirnya selesai. Niall bisa hingga puas memandangi Rossie karena mereka sudah tiba di hadapan restoran berbintang yang cukup ternama di London, Niall memang sangat niat untuk Rossie kali ini, hanya untuk gadis itu.
Ia membukkan pintu untuk Rossie, memperlakukannya bak pangeran kepada tuan putri, ia juga tanpa ragu menggandeng tangan Rossie seakan menyombongkan diri karena bisa menggandeng gadis yang amat cantik dimatanya itu.
Mereka menduduki bangku yang sebelumnya sudah dipesan oleh Niall, begitu pula menunya, ia yang sudah memilihkannya untuk malam ini.
"ini ulang tahunmu, nikmatilah rose." Ucap Niall saat melihat Rossie menatap ragu makanan dihadapannya. Kali ini Niall menunjukkan etikanya ketika menyantap makanan, ia tidak mau terlihat buruk dihadapan Rossie.
Setelah selesai dengan menu utamanya, Niall menjentikkan jari, dan datanglah para pelayan dengan membawa sebuah kue ulang tahun dan sebuket bunga, mereka lalu meletakkannya dengan rapi di meja milik dua orang remaja itu.
Mata Rossie berkaca saat melihat pemandangan dihadapannya, belum pernah ada orang yang merayakan ulang tahun dengannya seperti ini.
"happy birthday rose, hanya ini yang bisa ku berikan untuk kado ulang tahunmu. Semoga kau bahagia selalu. Ayo! sekarang tiup lilin-lilin itu dan buatlah harapan." Ucap Niall dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya.
Rossie tersenyum malu, lalu ia memejamkan mata sejenak sebelum meniup mati semua lilin yang ada di atas kue ulang tahunnya. "terimakasih niall, ini terlalu indah untuk menjadi kenyataan."
Niall menatap Rossie. Melihat Rossie secantik itu Niall menjadi takjub dan takut disaat yang bersamaan. Karena ada sesuatu yang hal yang ingin ia lakukan berbarengan dengan ini.
****
"zayn, kau jangan kemana-mana. Akan kubukakan gerbangnya." Belum sempat Zayn bertanya lagi, Ave sudah berlari memasuki pagar rumahnya, ia bahkan tidak yakin Ave tadi berkata 'membukakan gerbang' untuknya. Tapi semua terjawab dengan suara berat dari besi yang bersentuhan, setengah pagar rumah Ave terbuka dan menunjukan sebuah pos penjaga di baliknya.
"zayn, masuk!" wajah antusias Ave muncul dan membuyarkan lamunan Zayn, dengan ragu ia mengangguk dan mulai membawa masuk motornya melalui pagar itu. sekarang ia bisa melihat dengan jelas tampak depan dari rumah kediaman keluarga Darren yang megah itu.
Zayn dikagetkan dengan tepukan di bahunya, ia tergagap saat melihat sosok seorang Oliver yang berbadan tinggi dan cukup berotot di hadapannya sekarang. "hello ...zayn?" Zayn gelagapan di tempatnya berasumsi bahwa Oliver akan memarahi atau bahkan mengusirnya, hingga Ave muncul di balik Oliver, "zayn, ini oliver."
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker ∞ z.m
Fanfic❝Deskripsi untukku cukup satu. Troublemaker. Cerita tentang betapa kacaunya aku, hidupku, dan kisah cintaku. ❞ -Ave. [Highest rank : #9 in Fanfiction] Zayn Malik Fanfiction, Written in Bahasa. ©2015 by Asyoulove1D