Chapter 9

4.8K 441 7
                                    

Author's POV

"Aku benci zayn, aku benci zayn, benci zayn, benci, benci, benci! Ah dia selalu saja bisa membuatku melakukan apa yang aku tidak mau lakukan, ugh! Menyebalkan sekali." Ave bersungut-sungut sepanjang perjalanannya menuju rumah.

"Ah sudahlah aku ingin melepas penatku, persetan dengan besok harus mengerjakan tugas kelompok itu." Ujar Ave lagi.

Ave memarkir asal mobilnya ketika sampai di rumahnya, setelah turun ia melihat salah satu supir pribadi di rumahnya berdiri di samping pintu masuk, "masukan mobilku ke garasi." Lalu ia lempar kunci mobilnya ke sang supir tersebut dan melenggang masuk ke rumah dengan angkuhnya.

****

Brukk.. suara gedebukan yang cukup kencang membuat Arnie ingin memastikan apakah sang majikan baik-baik saja. "miss, are you okay? Ada apa?"

"fuck.." umpat Ave ketika mendapati dirinya jatuh dari tempat tidur, dan rasanya cukup sakit.

"ya! Everything's fine Arnie. Kau pergilah." Ave berteriak agar orang yang di balik pintunya sekarang tidak perlu menanyainya lagi.

"baiklah nona kalau tidak ada apa-apa." Lalu Arnie melanjutkan lagi pekerjaannya yang tadi tertunda.

"sialan, aku tidak tahu efek berkelahi dengan zayn di mimpi ternyata sampai seperti ini." Ave bergumam lalu bangkit, dan dilihatnya jam dikamarnya.

Ave's POV

Pukul lima pagi, aku terbangun karena dengan tragisnya terjatuh dari tempat tidur. Tapi by the way, tadi itu benar-benar mimpi indah. Tentu saja! Bisa menghajar Zayn habis-habisan dan membuatnya babak belur. Sungguh aku benar-benar merasa emosiku tersalurkan di mimpi tadi hahaha.

Karena terlanjur bangun pagi, setidaknya aku perlu olahraga sedikit. Push up dan sit up mungkin?

Aku sudah selesai membersihkan diri dan berpakaian. ku lihat snapback Zayn yang kutaruh di meja belajarku, ahh bocah itu. Aku jadi ingat kalau sekarang aku harus mulai mengerjakan tugas bodoh mr greg. Dengannya.

Dan dia juga menyuruhku untuk tidak bawa mobilku hari ini.

Hufft.. demi kacamata Ave, ini demi kacamata.

Ya tuhan, kuatkanlah aku untuk menghadapi bocah aneh itu hari ini. amin.

Jarang-jarang aku berdoa seserius ini.

****

Aku turun dari mobilku. Tidak, aku tidak membawa mobilku, supirku yang membawanya, jadi aku benar-benar menuruti perkataan si aneh itu, astaga, aku tidak percaya ini.

Dan bagusnya lagi aku sekelas dengannya pada jam pelajaran pertama. Thanks god, baru saja aku berdoa pagi ini.

Aku mencari tempat duduk paling jauh dengannya, tapi sialnya baru saja aku melangkah si nerd Rossie menempatinya, ya ampun.

"hey partner! Tempat duduk ini kosong." Aku jelas tau suara siapa itu, siapa lagi yang berani memanggilku begitu kecuali si aneh?

"no, thanks." Siapa juga yang mau duduk di sebelahmu, ugh!

"oh ayolah, apa kau melihat bangku yang kosong selain bangku barisan depan?"

Shit, tau darimana dia aku paling tidak mau duduk di barisan depan. Dengan terpaksa lagi aku harus duduk bersebelahan dengannya, astagaaa.

"puas kau?" aku mendudukkan bokongku dengan sebal di sebelahnya.

"hey, tak perlu melipat wajahmu seperti itu, nanti kau tambah jelek dan orang lain semakin takut padamu." Ia terkikik.

Troublemaker ∞ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang