Chapter 4

5.9K 514 16
                                    

Ave's POV

Saat aku melewati koridor menuju ke parkiran. Aku mendapatkan tatapan tatapan yang sudah biasa ku dapatkan. Kalau tidak benci, ya iri. Tentu saja! Mana mungkin aku mendapat tatapan iba? I'm Aveena Tracy Darren, bitch.

Ketika sampai di parkiran aku langsung menghampiri mobil kesayanganku. Saat hendak membuka pintu kemudi, kulihat si-tuan-menyebalkan dengan motornya menghampiri mobilku, ugh! Sudah cukup bertemunya dua kali hari ini tak perlu ditambah lagi. "Aveena!" serunya.

"Now what?" ucapku setelah ia turun dari motornya dan menghampiriku.

"Calm down Ave, aku hanya ingin berbicara denganmu. Ada waktu?" katanya sembari turun dari motor.

"Maaf Zack sepertinya tidak kali ini." ku buka pintu kemudi, aku hendak menutup pintu mobilku tapi tertahan, seperti seseorang menahannya dari luar, dan kalian pasti tahu siapa dia.

Terpaksa, aku keluar berdiri di depan pintu mobilku, aku bersumpah jika ia hanya ingin bermain-main akan ku habisi ia. "Pertama, namaku Zayn, dan kedua, aku tidak menerima penolakan." katanya.

Iapun menarik tanganku untuk menghampiri motornya, ku hentakkan tanganku hingga terlepas dari genggamannya "pertama, memangnya disini saja tidak bisa!? Dan kedua, aku tidak menerima pemaksaan."

"Kau mau membicarakannya disini? Oh c'mon Ave. Aku bertaruh kita akan saling membentak satu sama lain kurang dari 2 menit saat kita berbicara. dan aku tidak mau merusak telinga orang-orang yang tidak bersalah yang ada disini" ia menarik lagi tangan ku menuju motornya.

"Pakai ini." ia menyodorkan helm.

"I barely know you Zack! Beri aku setidaknya satu alasan mengapa aku bisa percaya padamu?" ku kembalikan helm itu padanya, dasar! Dia memang sinting.

"Holy angels in heaven, namaku Zayn. z-a-y-n. Dan jika kau meminta satu alasan, apakah wajah tampanku tidak cukup bisa dijadikan sebagai jaminan?!" astaga.. aku penasaran sejak kapan ia kabur dari rumah sakit jiwa.

****

Author's POV

Seorang Aveena Darren mengumpat lebih sering dari biasanya karena seorang Zayn Malik.

Dan sepertinya di antara kata-kata dan kalimat kalimat yang lain 'fuck you' menduduki peringkat pertama dalam kategori kata yang paling sering diucapkan.

"Fuck you Zayn! kau bukan hanya menyebalkan, tapi kau juga sinting!" ucap Ave sedikit menjerit karena Zayn mengendarai motornya gila-gilaan.

"Ya nona, tapi bisakah kau simpan dulu umpatan-umpatanmu nanti? Aku butuh konsentrasi!" Zayn tetap tidak mengurangi kecepatan motornya.

Ya memang jalanan kota london sedang tidak seramai biasanya, ya tetap saja yang dinamakan mengebut itu tentu saja berbahaya. "ya tuan tentu saja bisa, asalkan kau pelankan motor sialan mu ini!"

Tapi Zayn malah menambah kecepatan motornya dan terkikik ketika Ave menjerit sambil berkata, "dammit Zayn! Aku tahu aku mungkin bahagia bila kau mati, tapi bagaimana aku mau bahagia bila aku mati juga?!"

"Maafkan aku Ave, tapi aku hanya ingin cepat tiba." Zayn lalu mengurangi kecepatan motornya setelah beberapa saat.

Zayn membawa Ave menuju taman nasional di tengah kota, ia parkirkan motornya di cafe dekat taman tersebut.

Ave's POV

Zayn gila! gila! gila! ia membawaku kebut-kebutan hanya untuk ke taman kota?!

"Are you lost your fuckin' mind Zayn?! Kau membawaku kebut-kebutan hanya untuk ke taman kota? Aku melewati taman ini setiap hari! Aku menyesal memutuskan menerima tawaran bodohmu barusan."

"Mungkin kau beribu-ribu kali melewati taman ini, tapi apa pernah kau mampir?" kalimat Zayn membuatku diam, demi tuhan aku memang belum pernah mengunjungi taman yang rata-rata dikunjungi oleh keluarga-keluarga dan pasangan-pasangan.

Dan tentu saja itu karena aku memiliki keluarga yang tidak sempurna dan tidak memiliki pasangan. Ha-ha-ha poor me.

"Kau cukup diam disini dan menunggu." Zayn menarik tanganku dan menyuruhku duduk di salah satu bangku taman lalu setelah aku mendaratkan bokongku di bangku itu ia melenggang pergi.

Sialan, sekarang ia bukan hanya menyebalkan, sinting, dan juga bodoh, tapi ia juga amnesia jangka pendek. Great.

Aku diam hampir 15 menit dan si aneh itu belum kembali, shit! Aku paling tidak suka menunggu. Akupun memutuskan untuk meninggalkan taman ini dan mencari taksi.

Tapi baru saja aku bangkit dari bangku taman "kau haus?" si aneh menyodorkanku segelas greentea latte, oh ternyata ia belum amnesia dan benar-benar meninggalkanku.

Ku ambil kasar lalu ku minum greentea latteku dengan rakus.

"Oke maaf, tadi starbuck benar-benar penuh, dan berterima kasihlah pada wajah tampanku karena berkat wajahku ini sang barista mau membuatkan duluan pesananku." Lalu ia tertawa,

"Aku yakin barista itu setidaknya memiliki mata dengan min dan kacamatanya tertinggal saat ia akan bekerja hari ini." aku berujar sambil tetap menatap green tea latteku, lalu Zayn tertawa lagi.

"Setidaknya kau bawakan juga teman green tea latte ini bodoh!" kode-ku yang sekarang sedang kelaparan.

"Ok, aku melihat stand hotdog buka di sebelah sana." Wow, ternyata Zayn menangkap kodeku, tapi ku tahan tangannya ketika ia bangkit dari duduknya.

"Aku tak mau lebih lama lagi denganmu, sekarang kau duduk saja dan selesaikan urusanmu denganku!"

Zayn's POV

Aku pun kembali duduk di sebelahnya, mungkin kalian bertanya-tanya mengapa aku mengajaknya ke taman ini. karena taman ini adalah salah satu tempat kesukaanku, dari sini aku bisa memandang dengan jelas indahnya matahari ketika terbenam.

"Aku akan berbicara setelah kurang lebih 8 menit 30 detik lagi."

"What? Aku sangat tidak bersedia 8 menit 30 detikku terbuang percuma bersama dengan orang sinting sepertimu!" Ave melipat tangannya ke dada.

"7 menit 20 detik lagi." Ralatku. Aku masih fokus dengan jam tanganku, "i dont care Zayn! Selesaikan sekarang, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!"

"sshhh! Atau aku buat ini lebih lama lagi." peringatanku pada Ave, dan ia hanya mengumpat tidak jelas sambil menghabiskan greentea lattenya.

Ku seruput milikku juga. Setelah beberapa menit berlalu."Ave, berhitunglah bersamaku."

"Hah?! Menghitung apa maksudmu?" wajahnya kebingungan, aku terkikik.

"Sudah hitung saja tak usah banyak tanya!" perintahku.

"10, 9, 8, hey! ku bilang ikut berhitung!" Ave mendengus.

"Tujuhenamlimaempattigaduasatu! Cepat mulailah berbicara." dasar bocah ini.

"Kau menghitungnya terlalu cepat! 5.., 4.., 3.., 2.., 1.."

"Zayn kau mungkin tahu kalau aku ini bodoh dalam pelajaran, tapi aku masih bisa menghit-" ku hentikan ucapannya dengan mengarahkan kepalanya yang tadinya menatapku menjadi lurus kedepan.

"Isn't that beautiful.." aku memperhatikan sunset dihadapanku dengan penuh takjub, memang matahari terbenam itu adalah hal yang paling indah yang bisa aku lihat, aku sangat menyukai pemandangan sunset.

__________________________

Don't forget to vote and comment babes!

Troublemaker ∞ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang