Jalan Hidup Kita[Promosi]

61 3 0
                                    

"Kau Harus Mati!"ucap orang itu dingin dan mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau Harus Mati!"ucap orang itu dingin dan mencekam

"Kau harus mati!"ulang orang itu

Orang itu menjatuhkan sebuah lemari kearah Dinda dan Dinda pun tertindih lemari,darah mengalir dari tubuhnya Dinda menegang baru saja ia mendapat kebahagiaan dan ini yang ia dapatkan

"Tolong biarkan aku hidup,biarkan aku hidup aku mohon biarkan aku hidup,tolong....."ucap Dinda memohon

Orang itu pun pergi,Dinda merasa sangat bersyukur dan ia pun segera bangkit.

Tak lama kemudian orang itu kembali kepada Dinda dengan tergesa-gesa,orang itu melihat kalung yang Dinda pakai dan mengambilnya,itu adalah kalung pemberian Adnan saat mereka baru menikah

Ia pun berdiri mencoba untuk kabur dengan tenang seadanya, dengan tertatih ia berdiri,bajunya dilumuri dengan banyak darah

"Ya Allah bantu hamba..."gumam Dinda sambil memegang kotak yang tadinya putih berubah menjadi merah karena darahnya

Tak sadar dengan keberadaannya,orang itu kini ada dibelakang dinda,dinda belum menyadari namun....

"Selamat Tinggal"lirih orang itu ditelinga dinda

Dinda pun berbalik,ia takut setengah mati ia tak tau harus berbuat apa perlahan orang itu maju dan Dinda pun mundur.

"Kalau kau butuh uang atau perhiasan ambil saja asalkan jangan bunuh aku,aku mohon"ucap Dinda menangis

Namun orang itu tak mendengar Dinda dan mendorong Dinda dari balkon

"Hhhaaa"

Tubuhnya terhempas ke udara

'bbrrrukkk'

Dinda jatuh dengan keadaan naas,ia jatuh tepat dihadapan Adnan yang baru saja sampai,nafasnya tersengal-sengal.

'degg'

Tubuh Adnan seketika lemas,ia terkejut setengah mati ini serasa mimpi namun nyata didepannya Dinda tengah mandi darah,air mata lolos begitu saja dari matanya seketika pun ia menengok ke atas dan melihat seorang berjubah hitam,ia mengerang marah.adnan menunduk menatap Dinda kini hidupnya akan gelap tanpa hadirnya pelitanya.

Angelista Geavano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang