5.Pacaran

290 19 1
                                    

"pulang bareng yuk"ajak Bima yang melihat Lita merapikan buku-bukunya

"Nggak gw ada urusan"ucap Lita ketus

"Yaudh gw duluan hati-hati dijalan"
Bima pun pergi dan itu membuat sedikit bebannya hilang

"Sekarang gw mau cari Mauren"gumam Lita dan pergi kekelas Mauren

Kebetulan sekali disana Mauren hanya sendirian dan yaps sekolah tampak sepi, buru-buru Lita mengambil jubah berwarna merahnya

Brukk

Lita membekap mulut Mauren,sontak Mauren pun gelagapan dan setelah itu pingsan.lita tidak memberi obat bius yang banyak karena ia tak mau jika harus tidak mendengar rintihan kesukaannya.

Beberapa jam berlalu akhirnya yang ditunggu tiba,Mauren sadar dan kini mereka berdua sedang berada di gudang.

"Gimana sobat?"tanya Lita dengan senyum liciknya

Mauren memberontak bahkan ia tak bisa diam untung Lita menyumpal mulut Mauren dan ia mengikat kaki dan tangan.

Lita bersiap-siap dengan mengambil pelaratannya yaitu pisau kesayangannya.
Pisau itu ia arahkan kewajah Mauren.

"Hmm gw jadi inget wajah sok cantik lu yang bikin gw muak,dimulai dari mana dulu gril?mata?mulut?Ahh pipi?"tanya Lita dengan nada penuh kekejaman

Lita menggores pipi Mauren dan mengeluarkan banyak darah,kini Lita beralih pada mulut ia menyobeknya sama seperti gadis kemarin.

"Tolong...jangan bunuh gw...tolong jangan bunuh gw"rintih minta tolong Mauren

"Terusin terusin gw suka rintihan itu,dan harus lu inget satu lagi jangan pernah ngusik gw ini akibatnya,lu bakal gw kirim keneraka"tatapan tajam Lita membuat tubuh Mauren bergetar hebat

Bukkkk

Pisau tajam milik Lita menancap diperut mauren,ia lalu mengambil dan menancapkan kembali beberapa kali

"Lita gw minta maaf....aduh sakit...ta gw minta maaf...aduh sakit...mama....mama"kini Mauren lemas namun ia masih saja berbicara tak jelas

"Ini untuk yang terakhir kali"tutur Lita

Bukkkk

Pisau itu menancap tepat dijantung Mauren
"Ini balesannya"gumam Lita

Lita mendengus ternyata aksinya tadi ditonton oleh seorang yang bersembunyi di belakang tumpukan kardus dibelakang Lita.

Brukkk

Pisau tajam itu mengenai dinding,
Gadis tadi mendekat dan menatap tajam cowo aneh itu

"Jangan bilang kesiapa-siapa tentang ini ngerti?!!!"ucapnya penuh penekanan

Cowo tersebut justru tersenyum puas ini saatnya dia mengambil keuntungan

"Nggak,gw bakal bilang"tuturnya
Gadis itu mengambil pisau dan mengarahkannya keleher cowo itu,bukannya takut justru si cowo itu malah tertawa.
Gadis itu mengerutkan keningnya

"Okh gw nggak akan bilang asal lu bisa turutin persyaratan dari gw"ucap laki-laki itu

"syaratnya apa?"

"Lu harus jadi pacar gw"

Lita mengunci cowo tadi ditembok dan mengarahkan pisaunya

"Berani lu sama gw?"tanya Lita

"Kalau lu gak mau jawab gw kasih waktu sampe besok kalau lu gak terima persyaratan gw,gw bakal bilang kalau lu udah bunuh Mauren"ancam cowo tadi

"Okhh tapi lu jangan pergi dulu bantu gw urus jasadnya"

Lita mencengkram tangan cowo itu erat dan membawanya menuju jasad Mauren.

Lita memotong-motong tubuh Mauren agar dapat ia masukan kedalam kantung,biar nggak curiga,ia menuju taman belakang dan membakang kantung itu,sungguh jika orang lain melewati tempat itu maka seperti tidak terjadi pembunuhan disana.

Keesokan harinya,berita hilangnya Tasya dan Mauren menyebar cepat,banyak dari mereka berasumsi bahwa Tasya dan Mauren kabur

Lita sedang melewati koridor sekolah dengan wajah santay ia berjalan menuju kelas,namun ia mendengar bisik-bisik anak kelas lain dan berhenti.

"Lu tau nggak?tasya sama Mauren hilang,filing gw sih kabur"ucap gadir itu

"Tapi kalau kata gw pasti ada yang bunuh"gadis yang satunya lagi mulai ikut berbicara

"Menurut gw sih pergi sama om-om soalnya tau sendiri kan Tasya sama Mauren itu kaya gimana?"gadis yang kedua berbicara

"Bisa juga tapi gw juga bingung,masih belum ada kepastian kalau pun dibunuh jasadnya nggak ada,dan misal pergi sama om-om pasti pulang dong lebih spesifiknya sih kabur"tutur gadis ketiga
Ketiga gadis yang mendengar itu hanya manggut-manggut.

'Ouh ternyata gadis itu namanya tasya,sok banget gw nggak suka'batin Lita dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas dengan menyumpal telinganya dengan earphone.

Lita yang baru saja duduk merasa risih dengan tatapan penuh selidik dan tajam dari bima.Lita pun melepaskan earphonenya dan menatap tajam kembali Bima.

"Apa?!!gw colok lu"ancam Lita

"Lu psyco?"tanya Bima
Lita hanya mengangguk sudah dipastikan Bima akan menjauhinya.

"Kalau lu mau ngejauh yaudh sama"tutur Lita

"Kata siapa mau ngejauh?justru gw malah makin semangat buat dapetin lu,ouh ya jawabannya apa?"Lita mengangguk

"Jawabannya apa?"tanya Bima
Lita mengangguk

"Ditanya jawaban kok malah ngangguk,gimana sih"Bima menatap Lita jengah

"Jawabnya iya bego,tolol oon ish nyebelin!!"bentak Lita dan sontak membuat para penghuni kelas melihatnya

"Apa lu pada lihat-lihat mau gw colok tu mata"ancam Lita dan melototi mereka

"Udah nanti matanya keluar lagi bisa berabe"ucap Bima dan dihadiahi jitakan dikepalanya.

"Sakit tau"

"Lemah,baru gitu aja udah sakit pake rok sana"ledek Lita dan beranjak dari duduknya

"Ta..."ucapan Bima dipotong oleh Lita

"Nggak usah berisik gw nggak suka,hari ini gw males"tuturnya dan pergi dari kelas menuju atap

>>>>>>>

Jangan Lupa Vote gaesss🌟
Gimana?bagus nggak?maaf kalau nggak bagus tapi terus baca yah😘👍🏻

Angelista Geavano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang