Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"T-tuan Han.." panggil Su-ho. Su-ho memberanikan dirinya menemui Seojun setelah pekerjaan nya selesai.
Seojun yang sedang merokok di balkon sambil memandang langit yang hampir menggelap itupun langsung menoleh ke belakang. "Ada apa ?" Tanya Seojun. "B-bolehkah aku mengatakan sesuatu ?" Kata Su-ho. Kepalanya masih terus menunduk ,mencoba untuk tidak bertatap mata dengan Seojun.
Seojun mematikan rokoknya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. "Apa yang ingin kau katakan ?" Tanya Seojun sambil menatap tajam ke arah Su-ho. "Em.. a-aku ingin minta maaf soal kemarin T-tuan.." jawab Su-ho.
Beberapa saat Seojun hanya diam sambil memasang wajah datarnya. "Untuk apa kau minta maaf ? Itu hak mu dan itu juga keputusan mu.. kita tidak terikat pada suatu hubungan ,jadi kau berhak menentukan pilihanmu.." ujar Seojun.
Deg.. Dada Su-ho seperti terhantam sesuatu dengan kencang. Entah mengapa Su-ho tidak suka jika Seojun bersikap acuh padanya.
Su-ho menghela nafas beratnya ,sambil kembali menetralkan detak jantung yang berdegup sedikit cepat. "Sadarlah dimana posisi mu Su-ho!" Batin Su-ho. "Maaf Tuan Han ,saya permisi.." ujar Su-ho. Ia pun langsung turun dan keluar dari kamar Seojun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dimana Seojun ?" Tanya Suzy ketika berpapasan dengan Su-ho di depan kamar Seojun. "Oh.. Tuan Han ada di dalam.." jawab Su-ho. Suzy pun melenggang masuk begitu saja ke dalam kamar Seojun.
Su-ho kembali merasakan sesak di dadanya. "Kenapa kau terus seperti ini Su-ho?! Kau hanyalah seorang budak di mata Tuan Han.. jadi jangan naif!" Umpat Su-ho pada dirinya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.