02. Hukuman

50 14 33
                                    

Karena Alea kesiangan dan mata pelajaran sekarang adalah Matematika jadi ia tidak mengikuti kelas tersebut dalam kata lain ia bolos pelajaran mematikan itu, sebenarnya Alea sudah tidak diperbolehkan masuk karena ketika ia sampai gerbangnya sudah terkunci namun karena Alea akrab dengan Mang Eden yaitu satpam sekolahnya jadi ia diperbolehkan masuk, "Bakso kayak biasa ya, Al!" seru Mang Eden ketika memperbolehkan Alea masuk.

Itulah sebabnya kalian harus baik ke semua orang agar jika kesusahan ada yang menolong. Sekarang Alea sedang duduk di kantin dengan cemilan dan es teh yang tidak terlalu manis.

Lalu Rayyan berjalan kearahnya sepertinya sudah sangat biasa Alea bertemu dengan Rayyan dihari-hari tertentu tepatnya ketika kelas Alea pelajaran Matematika dan kelas Rayyan pelajaran Seni Budaya. "Ada yang disuruh keluar nih," goda Alea sembari terus memakan cemilannya.

Tidak menanggapi Rayyan malah memesan minuman pada Ibu Kantin. "Ray, emang lo se males itu ya?"

"Lo nanya gue atau nanya diri lo sendiri?"

"Lah, kok nanya diri gue sendiri?"

Rayyan duduk di bangku yang tidak terlalu dekat dengan Alea, "Lagian aneh ya lo masuk MIPA tapi bolos di pelajaran Matematika terus."

"Lo juga aneh, pinter kok pilih-pilih pelajaran," sindir Alea karena memang Rayyan hanya pintar dengan hitung-hitungan sedangkan pelajaran seperti seni budaya atau sejarah dia lemah, bukan tidak bisa hanya kurang mampu.

"Lah emang lo enggak?"

"Ya enggaklah! Kalo lo tanya manusia di sekeliling lo matematika ilmu yang menyenangkan atau mematikan pasti banyak yang jawab mematikan gue salah satunya."

"Lo gaakan ngerti karena lo gabisa nikmati."

"Lo pun gaakan ngerti kalo lo gak nikmati," balas Alea sebal, "hidup tuh harus berwarna kalo cuma abu-abu atau item mah gak seru, Bang Rayyan!" lanjut Alea menekankan setiap kalimatnya.

Rayyan terkekeh lalu Ibu Kantin datang membawa pesanan miliknya, sepertinya sudah tidak asing bagi Ibu Kantin melihat Alea dan Rayyan yang bertengkar entah hal apapun. "Jadi selama ini lo pikir hidup gue gak berwarna, gitu?"

Alea mengangguk mantap lalu beberapa saat kemudian ia melihat Bu Marni selaku Guru BK sialnya wanita paruh baya memakai kacamata cat eye itu juga melihat kearahnya segera saja Alea menjatuhkan dirinya ke kolong meja, "Ssttt! Rayyan!" seru Alea memanggil Rayyan.

Pria itu malah kebingungan lalu tidak mendengarkan Alea, "Rayyan! Ngapain kamu disini!" pekik Bu Marni.

"Rayyan tolol!" umpat Alea berbisik di bawah kolong meja.

"Ibu tahu kamu dibawah situ, keluar Alea!"

Alea pura-pura menjatuhkan uangnya lalu ketika keluar ia berseru, "Ketemu!" seru Alea pura-pura, "eh ada Bu Marni ini Bu uang saya tadi jatoh buat bayar ke Ibu Kantin." Alea bergerak kearah Ibu Kantin, setelah memberi uang tersebut pada Ibu Kantin Alea hendak diam-diam kabur dari hadapan Bu Marni.

Namun ketika Alea hendak mengendap-endap Bu Marni langsung berkata, "Jangan kabur Alea ayo kalian berdua ikut Ibu."

"Makanya lo tuh peka kalo gue kasih tahu!" kesal Alea lalu ia dan Rayyan mengikuti Bu Marni menuju ruangannya.

Alea dan Rayyan duduk bersebelahan, Alea masih memegang tas sekolahnya karena ia belum sempat masuk kelas. "Kalian ini bukan sekali dua kali loh begini! Udah berkali-kali sampe kalian tuh dijadiin gosip sama guru-guru sini, emang kalian gak malu apa?"

Alea menunduk saja memang perkataan Bu Marni benar dirinya sudah sering sekali bolos jam pelajaran dengan bermacam-macam alasan. "Kamu ini Alea jurusan MIPA tapi sering bolos pelajaran matematika gimana ceritanya bisa begitu! Dan kamu Rayyan jangan karena kamu jurusan MIPA pelajaran lain jadi gak kamu kerjain!"

MATH VS ARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang