07. Sepulang sekolah

24 9 6
                                    

Pulang sekolah Alea hendak pergi ke salah satu toko buku untuk membeli beberapa buku bacaan, biasanya Alea membeli buku-buku ber genre fantasi seperti Harry Potter, Apollo, dan sebagainya. "Alea!" seru Ezra meneriakinya.

"Apa?!" balas Alea.

"Ayo ikut disuruh Ray!"

Alea hendak menepis tangan Ezra yang memegang pergelangan tangannya namun tidak bisa karena pria itu memegangnya erat, "Ezra! Gue mau pergi ngapain sih!"

"Disuruh si Ray, Le."

"Gue mau pergi, nanti aja."

"Ayo, Le!" pinta Ezra.

Akhirnya Alea pasrah dan mengikuti Ezra ternyata pria ini membawanya ke kantin, disana hanya ada Rayyan dan beberapa temannya tidak hanya ada Rael disana—Alea tidak kenal mereka siapa. "Apa?!" seru Alea dihadapan Rayyan.

Lalu beberapa teman Rayyan pindah ke meja lain jadi di meja sekarang hanya ada Alea, Rayyan, Ezra dan Rael. "Emang tadi lo gue suruh pergi?" tanya Rayyan yang sepertinya dia membahas tentang kejadian di ruangan bersama Amara tadi.

"Emang lo berhak ngatur gue?"

Rayyan tidak menanggapi malah menyodorkan sebuah buku tulis kepada Alea, "Ini gue udah rangkum lo tinggal baca-baca dan coba pahamin dulu," kata Rayyan.

Alea membaca buku yang diberi Rayyan, Alea paham dibagian-bagian tulisan namun ketika sampai dirumus dan soal-soal seketika Alea bingung dan tidak mengerti apapun. "Ini apaan gue gak paham," ujar Alea sungguhan.

Rayyan menjelaskan perlahan maksud dari rumus tersebut dan bagaimana cara menggunakannya, "Lo jangan stuck di penghafalan, menghafal emang perlu tapi coba buat pahamin dan ngerti gimana cara ngerjainnya kalo cuma menghafal rumus tanpa tau gimana cara ngerjainnya mah, sama aja boong."

"Iya bawel!" ketus Alea.

Lalu pikiran Alea buyar karena mendengar per gibahan teman-teman Rayyan dimeja sebelah, ternyata Ezra dan Rael pun sudah pindah kesana dan ikut meng-gibah. "Gue juga kemarin liat si Andra di toko buku," kata salah satu teman Rayyan yang duduk disebelah Rael.

"Beneran beli buku atau gimana tuh," balas yang lain.

"Iya juga, takut nya ke toko buku bukannya beli buku malah—" perkataan itu tidak dilanjutkan mereka malah langsung terbahak-bahak, layaknya seperti sahabat yang bisa langsung mengerti perkataan sahabatnya walaupun tidak jelas.

Rayyan yang melihat Alea tidak fokus langsung berdeham membuat Alea segera membaca bukunya lagi, "Emangnya cowok kalo ke toko buku ngapain?" tanya Alea.

"Ya beli buku," jawab Rayyan.

"Kok temen-temen lo?"

"Sepenting itu kah obrolan mereka?" tanya Rayyan.

Alea menggeleng melihat ekspresi wajah Rayyan, "Ray lo gak merasa bersalah gitu sama gue?" tanya Alea mengingat kejadian bersama Amara tadi.

"Kan yang punya masalah sama lo Amara bukan gue."

"Ya tapi kan—"

"Udah sana balik, gue cuma mau ngasih itu doang."

"Kenapa gak lo kasih ini besok aja atau fotoin ke gue, hidup lo ribet banget ya?!" seru Alea kesal.

Rayyan malah mengangguk membuat Alea benar-benar ingin mencabik-cabik wajahnya, Alea berdecak sebal lalu ia menarik lengan Ezra, "Anter gue pulang!" ketus Alea.

Ezra memasang wajah dogol nya, "Hah?"

"Lo yang nyuruh gue kesini jadi lo harus anterin gue balik, ayo Ezra cepet!"

MATH VS ARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang