Alea duduk di kantin dan memesan dua gelas es teh ia hanya melamun karena Zoe belum juga kembali jadi ia tidak ada teman mengobrol, ditambah sepertinya Zoe susah mencari sinyal. "Kemaren lo balik sama Kalandra?" Ezra dan Rael duduk bersama Alea.
"Lo berdua ngapain, sih!" ketus Alea sebal.
Lalu Rayyan datang laki-laki ini ikut duduk bersama dengan Alea, Ezra dan Rael. "Lo pada ngapain sih, sana!"
"Emang ada aturan lo doang yang boleh duduk disini?" tanya Rael.
Alea berdecak sebal, "Lo jangan deket-deket sama Kalandra," ujar Rayyan tiba-tiba lalu dia memanggil Ibu Kantin untuk memesan makan.
Ezra dan Rael mengangguki perkataan Rayyan, "Dia orang jahat ege."
"Semua manusia di muka bumi ini juga jahat," balas Alea.
"Lo tuh-"
"Apa?! Gue harus percaya gitu sama lo?"
"Percaya sama kita, Le nanti lo rugi deh kalo gak percaya," kata Ezra.
"Ya emang jahatnya kenapa?" tanya Alea lalu mereka bertiga diam tidak menjawab membuat Alea sebal-kok bisa sih ada orang yang berkata kalau oranglain tidak baik tanpa memaparkan bukti apapun.
"Tapi dia emang jahat," gumam Rayyan.
Alea meminum es teh manis nya sejenak lalu berkata, "Kalo Kalandra emang lo bilang jahat tanpa lo kasih tahu apa yang membuat diri dia jahat, sekarang gini emang lo orang baik?" tanya Alea.
"What are you talking about?"
"Gini ya Rayyan, Ezra, Rael, semua manusia di muka bumi ini menurut gue jahat even diri gue sendiri 'manusia' akan jahat dimata orang-orang tertentu, kalo emang Kalandra jahat ke lo bukan berarti dia jahat ke gue, get the point?"
Ezra menggeleng, "Kalandra jahat ke semua orang."
"Misal gini, kalian baik ke gue tapi ke orang-orang tertentu kalian akan jadi orang jahat gue pun begitu jadi gue gamau nganggep Kalandra jahat cuma dari mulut lo yang ngomong tanpa bukti, kalo emang Kalandra jahat ke lo dan lo semua benci sama dia ya jangan ngajak-ngajak orang buat benci sama dia juga, dong!" seru Alea.
"Lo suka sama dia?" tanya Rayyan.
"Kalo iya emang itu bakal merugikan diri lo?"
Rayyan diam lalu Ibu Kantin mengantarkan pesanan miliknya. "Kalian ternyata masih sering ribut-ribut ya," ujar Ibu Kantin lalu kembali pada tugasnya.
"Lo percaya sama kita semua, Le kalo Kalandra itu ada maksud tertentu ngedeketin lo," kata Rael.
"Oke anggep gue percaya kalo Kalandra jahat ke gue tapi kalian ada bukti yang bisa bikin gue bener-bener percaya omongan kalian bener?" Lalu mereka diam lagi membuat Alea benar-benar emosi jadi ia langsung beranjak pergi meninggalkan tiga manusia sialan itu.
Lalu Alea berjalan entah menuju mana dirinya memilih menuju perpustakaan saja karena disana tidak banyak orang, Alea membawa buku yang telah dipilih nya lalu duduk di bangku yang jaraknya tidak jauh dari gadis yang sempat ia kesali kemarin-Amara.
Alea membuka bukunya lalu mulai membaca kata demi kata yang menyusun kalimat dibuku tersebut lalu entah kapan tiba-tiba Amara sudah ada didepannya, Alea membuang wajah malas lalu bergumam tanpa melihat gadis ini. "Lo mau berdebat soal monyet dan ikan lagi?" tanya Alea.
Amara menggeleng, "Gue cuma penasaran lo kan akhir-akhir ini sering ketemu Rayyan, emang lo gak suka sama dia?"
"Emang kalo gue suka sama dia itu jadi urusan lo?"
"Enggak sih, soalnya setau gue Rayyan suka nya sama cewek pinter."
Alea mengangguk saja toh kalau Amara ingin mengatainya bodoh ia tidak masalah-karena memang dirinya begitu. "Dan lagian gue lihat-lihat lo bukan tipenya banget."
"Lo bisa diem gak sih?! Kalo mau ribut sama gue ayo!" kesal Alea.
"Apalagi lo cepet kepancing emosi, gue jadi makin yakin Rayyan sebenernya tertekan ngajarin lo ini-itu, udah emosian pas diajarin lambat pula pahamnya."
Alea menghela nafasnya, "Lo tahu kan ini perpustakaan?"
"Iya, isinya orang-orang pinter gue kaget aja lo disini." Apa-apaan setahu Alea perpustakaan isinya adalah orang-orang yang ingin belajar.
Tanpa basa basi Alea menarik kerah seragam Amara ingin sekali Alea meludahi wajah gadis ini namun Alea harus tetap menjaga amarahnya, "Gue tahu lo sebenernya cuma takut Rayyan jadi milik gue atau nantinya gue bakal ngalahin kepintaran lo, gini ya Amara lo bebas ngelakuin dan ambil hal yang lo inginkan tanpa berurusan sama gue."
Amara yang kerah seragamnya masih dalam genggaman Alea hanya menyunggingkan senyumannya, "Kalo gue mau berurusan sama lo?"
"Ayo ikut gue keluar mending berantem."
"Beneran bukan tipe Rayyan."
Sungguh Tuhan maafkan Alea kali ini ia mengambil langkah yang lebih serius, Alea menarik rambut Amara sampai gadis itu mengaduh kesakitan membuat orang-orang yang ada di dalam perpustakaan yang tadinya tenang menjadi menoleh kearah Alea dan Amara.
Amara ingin menarik rambut Alea namun tangannya segera Alea dapati membuat gadis itu sekarang berada didalam kuasa Alea. "Gue gak mandang lo siapa gue gak peduli nantinya bakal gimana tapi inget, gue baik ke orang-orang tertentu tapi kalo ke orang yang kayak lo, gue juga bisa jadi orang jahat atau bahkan gue bisa jadi lebih jahat."
Setelah puas Alea melepaskan Amara lalu diam memandang sekitar dan berseru, "Have a nice day!" seru Alea tersenyum ramah lalu ia berjalan keluar sebelum benar-benar keluar dari perpustakaan ia bergumam kepada osis yang sedang berjaga perpus, "Have a nice day."
Ketika membuka pintu perpustakaan Alea terdiam karena Rayyan ada disana. "Minggir, gue mau lewat."
"Kenapa lo kusut begitu?"
"Minggir!" bentak Alea tanpa Rayyan meminggirkan badannya Alea langsung menabrak saja bahu laki-laki itu membuat Rayyan mengerutkan alisnya.
Alea berjalan menyusuri koridor, bel masuk sebentar lagi berbunyi namun ia malah berjongkok di koridor yang kosong lalu menangis disana-ingat, Alea hanya seorang manusia yang kalau kesal ia akan tetap ingin menangis.
Beberapa murid yang melihat Alea hanya bertanya-tanya mengapa Alea seperti itu. "Heh, Le!" Alea kenal suara dua orang ini-Ezra dan Rael.
"Lo berdua pergi, sana!"
"Lo kenapa deh?" tanya Rael.
Alea berdiri lalu mengusap air matanya dan langsung berseru, "Gapapa! Gue tadi abis ribut terus kesel jadi nangis and im okay right now."
Ezra dan Rael hanya bisa saling pandang karena tingkah Alea yang ada-ada saja-bukan, bukan karena Alea tidak ingin melanjutkan tangisannya namun ia tidak mau oranglain tahu ia menangis walaupun tadi beberapa orang melihat ia menangis. "Nah udah bel masuk, bye! Jangan bolos lo berdua!" seru Alea melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Lo juga!" seru Ezra dan Rael bersamaan.
Di perjalanan menuju kelas ia mengelap-elap matanya agar tidak terlihat habis menangis, ia pun melihat Rayyan sedang mengantarkan Amara menuju UKS. "Pinter sih, tapi kalo attitude nya begitu buat apa," gumam Alea yang padahal ia sendiri tadi sempat tidak menjaga attitude nya-tidak apalah hanya kali ini saja-semoga Tuhan memaafkan Alea.
-
Thanks for reading! 💛
Have a nice day yeaaa!! Alea rada kejam si begitu tapi Alea juga bener, "Semua manusia itu jahat di mata orang-orang tertentu."
Entah apa alasannya pasti ada aja orang yang jahat ke kita, kan? Atau bahkan secara gak disadari kita juga jahat ke orang jadi, kalo ada orang yang cerita ke kamu si A jahat jangan langsung menilai si A ini emang jahat mungkin aja dia jahatnya ke orang itu tapi ke kamu enggak, semoga ngerti deh yaaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATH VS ART
Teen FictionKisah dua remaja yang mempunyai dua kepribadian yang berbeda. Alea Narendra dengan kreativitas dalam dirinya dan Rayyan Aldaric pria yang lebih menyukai pelajaran hitung-hitungan yang tidak lain adalah Matematika. Alea dan Rayyan sering bertengkar...