Kelakuan bodohku yang berakibat fatal dua bulan lalu sekarang mulai berbuah tapi bukan buah manis yang ku dapat melainkan buah busuk. Sial sekali.
"Tolong nikahi saya, pak. Saya gak akan minta dinikahi kalau saya gak hamil"
"Arggggghhh" sungguh membuat frustasi saja. Suara kesakitan dari bocah isungan itu selalu terngiang ngiang dikepalaku.
Apa yang harus aku lakukan?
Bukan kah lebih baik menggugurkannya? Sehingga kami berdua bisa terbebas? Lagian itu belum tentu anakku juga kan? Pakaiannya saja kurang bahan, sudah pasti sudah banyak yang menjamah tubuhnya.
Sisi buruk dalam diriku mencoba mencari jalan keluar tercepat tanpa harus menikahi wanita itu.
Jangan gila!! Kau itu sudah salah dengan menodai wanita itu dan sekarang kau ingin menggugurkan anak tak berdosa itu? Masih pantas kau disebut lelaki?
Berbanding terbalik dengan kubu burukku, sisi baikku menentang keras ide konyol itu.
Menikahi wanita yang tak dikenal dan bertanggung jawab atas perbuatan kami atau malah mendorongnya untuk menggugurkan janin yang tak berdosa itu, mana yang harus ku pilih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Seindah Mimpi - End
Romancekesalahan kita dulu pernah membuatku bermimpi indah tapi itu tak bertahan lama.. dan sekarang, tiba tiba kamu datang menawarkan mimpi serupa?